Mayoritas masjid-masjid di DKI Jakarta masih menyuarakan gagasan dan pemikiran Islam moderat


Lihat: http://www.kompas. com/index. php/read/ xml/2009/ 01/29/11313581/ mayoritas. masjid.di. jakarta.suarakan .gagasan. islam.moderat

JAKARTA, KAMIS — Mayoritas masjid-masjid di DKI Jakarta masih
menyuarakan gagasan dan pemikiran Islam moderat. Demikian hasil survei
“Pemetaan Ideologi Masjid-masjid di DKI Jakarta” yang dilakukan Center
for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, terhadap 250 takmir masjid di lima wilayah DKI Jakarta.

Pandangan mayoritas takmir masjid yang moderat ini tecermin dari
pandangan mereka atas lima gagasan yang ditanyakan. Lima gagasan
tersebut adalah mengenai sistem pemerintahan, formalisasi syariat
Islam, jihad, kesetaraan jender, dan pluralisme. Meski demikian,
sebagian kecil takmir juga menyatakan setuju dengan gagasan pendirian
negara Islam dan khilafiah Islamiyah (20 persen).

Terkait sistem pemerintahan, 88,8 persen responden menyetujui
Pancasila dan UUD 1945 sebagai model terbaik bagi Indonesia. Sebanyak
78,4 persen takmir setuju bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan
yang terbaik bagi Indonesia.

“Secara umum, masjid-masjid di DKI Jakarta masih moderat. Walaupun
masih ada yang setuju dengan konsep negara Islam. Moderatnya takmir
masjid ini, selain tentang pandangan terhadap sistem pemerintahan,
juga dari pandangannya mengenai pluralisme khususnya civic pluralism,
mereka sangat moderat,” ujar Koordinator Program Penelitian Ridwan Al
Makassary di Jakarta Media Center, Jakarta Pusat, Kamis (29/1).

Survei juga menunjukkan, terkait isu formalisasi syariat Islam, 60
persen takmir setuju tentang kewenangan negara mengatur dress code
umat Islam. Kemudian, sebanyak 31,2 persen setuju negara wajib
memberlakukan pidana Islam.

Dari hasil survei ini, CSRC mengimbau pemerintah, organisasi massa
seperti NU dan Muhammadiyah bisa mencermati temuan ini, untuk
mempertahankan masjid sebagai corong Islam moderat. “Misalnya,
mengadakan training untuk khatib dengan nilai-nilai pluralisme. Meski
demikian, patut diwaspadai juga kecenderungan penguatan gagasan Islam
radikal,” kata Ridwan.

Survei ini dilakukan medio November 2008-Januari 2009 dengan metode
wawancara dan questioner. Pemilihan responden takmir masjid karena
dianggap sebagai pihak yang memiliki otoritas untuk menentukan arah
dan dinamika masjid. Sebagai gambaran, dari 250 masjid yang disurvei,
tersebar di Jakarta Selatan (56 masjid), Jakarta Timur (72 masjid),
Jakarta Pusat (38 masjid), Jakarta Barat (45 masjid), dan Jakarta
Utara (39 masjid). Pemilihan masjid-masjid ini dilakukan secara random.

Inggried Dwi Wedhaswary

Paus Benedictus XVI Tak Permasalahkan Facebook


Susetyo Dwi Prihadi –

[okezone 24/1/09] Keberadaan internet, perlahan mulai mendapat tempat bagi Paus Benedictus XVI. Setelah kemarin membuat kanal khusus di YouTube, kini Paus menyatakan keterbukaanya terhadap situs jejaring sosial Facebook.

Pimpinan tertinggi Umat Katolik ini mengungkapkan, situs jejaring sosial seperti Facebook dan MySpace sah-sah saja digunakan, karena dapat dapat membina persahabatan dan pengertian. Akan tetapi, Paus juga mengingatkan agar jangan mengisolasi diri dan menjadi kaum marjinal.

Seperti yang diberitakan Associated Press (AP), Sabtu (24/1/2009), Paus juga menghimbau untuk semua pengguna internet agar mengirimkan pesan yang mengkampanyekan hari Jumat sebagai Hari Berkomunikasi sedunia.

Kehadiran jejaring sosial menurut Paus dianggapnya sebagai ‘hadiah’ dari teknologi, yang menjadikan komunikasi sebagai kebutuhan mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia. Paus juga mengingatkan pengembang jejaring sosial untuk tidak menyinggung harkat dan martabat manusia.

Keterbukaan Paus ini juga sebagai bantahan atas adanya keinginan Konferensi Uskup Italia (CEI) yang menyerukan agar Facebook diblokir.

Para pemimpin gereja Katholik itu menilai Facebook bukanlah situs jejaring sosial, tapi situs jejaring individu karena Facebook akan mengarahkan seseorang untuk bersikap mementingkan dirinya.

Gereja Katholik Minta Hentikan Facebook


[okezone 21/1/09]Popularitas situs jejaring sosial Facebook terkadang membuat para pemimpin perusahaan jengkel karena dianggap menghambat kinerja para karyawan. Tak jarang beberapa perusahaan berusaha memblokir akses terhadap situs yang didirikan Mark Zuckerberg tahun 2004 tersebut.

Tak hanya para pimpinan perusahaan, Konferensi Uskup Italia (CEI) juga menyerukan agar Facebook diblokir. Para pemimpin gereja Katholik itu menilai Facebook bukanlah situs jejaring sosial, tapi situs jejaring individu karena Facebook akan mengarahkan seseorang untuk bersikap mementingkan dirinya sendiri.

The Inquirer, Rabu (21/1/2009) melansir Facebook telah membuat kehidupan manusia menjadi terisolasi dan tidak sehat. Para uskup juga mengingatkan, interaksi yang terjadi di Facebook merupakan pola hubungan yang tidak nyata. Hubungan yang tidak nyata itu tidak sama dengan interaksi para biksu atau biarawati dengan Tuhan, atau para malaikat.

Menurut chairman CEI, Bishop Mariano Crociata, Facebook bertanggung jawab atas terbentuknya terciptanya “online egocentrism” yang berdampak pada berkurangnya interaksi antar manusia di kehidupan nyata.

Tapi banyak kalangan mencibir seruan para uskup, karena Vatikan justru meluncurkan situs jejaring sosial sendiri yang didesain bagi kalangan para uskup dan pastur.

Bahkan, Paus Benedict XVI, mulai lunak dengan perkembangan teknologi dengan menyebarkan khotbahnya lewat situs video milik Google, YouTube. Sebelumnya, Vatikan juga telah menyetujui aplikasi doa harian, yang ditujukan bagi pengguna iPod atau iPhone. (srn)

Sumber: http://mirifica.net/printPage.php?aid=5557

Vatikan Resmi Hadirkan Kanal Khusus di YouTube


Susetyo Dwi Prihadi – Okezone
[okezone 25/1/09] Hari ini Paus Benedictus XVI resmi mempunyai saluran khusus di YouTube. Rencananya, kanal itu akan berisi tentang pidato-pidato pemimpin tertinggi Katolik itu.

Kesadaran untuk menggunakan internet dalam menyebarkan pesan ke seluruh dunia rupanya disadari Paus Benedictus XVI. Dengan hadirnya kanal khusus di YouTube, umat Katolik di seluruh penjuru dunia dapat menikmati siraman rohani tanpa harus pergi ke Vatikan.

“Kehadiran kami di kanal YouTube hari ini adalah halaman baru dalam sejarah keuskupan,” jelas juru bicara Vatikan, seperti yang dilansir PC World, Minggu (25/1/2009).

Vatikan yang mengatakan bahwa dengan YouTube, Paus berharap untuk ‘mempersatukan’ antara paus dan pemirsa, yang diperkirakan 1,4 juta orang di seluruh dunia akan bergabung. Selain itu, keuskupan memberikan kontrol, agar dapat menampilkan gambar Paus yang terbaik.

Paus akan bergabung dengan Presiden Barack Obama, yang meluncurkan sebuah saluran resmi Gedung Putih pada hari pelantikan, serta Ratu Elizabeth, yang juga mempunyai saluran kerajaan khusus di YouTube pada bulan Desember 2007� lalu.

Untuk melihat langsung bagaimana pidato Paus di YouTube silahkan datang ke alamat YouTube di http://www.youtube.com/vatican (srn)

Sumber: http://mirifica.net/printPage.php?aid=5558

Vatican Kritik Keputusan Obama di Isu Aborsi


[Kompas 25//1/09] Beberapa pejabat Vatican mengaku kecewa dengan keputusan Presiden AS Barack Obama mengakhiri larangan pendanaan federal terhadap kelompok internasional yang memberikan pelayanan aborsi atau menyediakan informasi tentang praktik ini. Monsinyur Rino Fisichella mendesak Obama mendengarkan suara di AS tanpa bersikap arogan dengan berangggapan bahwa kekuasaan dapat menentukan kehidupan dan kematian.

Dengan wewenang eksekutifnya, Obama mengakhiri larangan pendanaan federal yang berlaku selama pemerintah George W Bush itu. “Keputusan Obama ini tak hanya merupakan pukulan bagi umat Katholik tetapi juga terhadap seluruh masyarakat dunia yang menentang pembantaian mereka yang tak bersalah lewat aksi aborsi,”jelas pejabat Vatican lainnya, Monsinyur Elio Sgreccia kepada kantor berita ANSA.
Sumber: http://mirifica.net/printPage.php?aid=5555