JAKARTA, KAMIS — Mayoritas masjid-masjid di DKI Jakarta masih
menyuarakan gagasan dan pemikiran Islam moderat. Demikian hasil survei
“Pemetaan Ideologi Masjid-masjid di DKI Jakarta” yang dilakukan Center
for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, terhadap 250 takmir masjid di lima wilayah DKI Jakarta.
Pandangan mayoritas takmir masjid yang moderat ini tecermin dari
pandangan mereka atas lima gagasan yang ditanyakan. Lima gagasan
tersebut adalah mengenai sistem pemerintahan, formalisasi syariat
Islam, jihad, kesetaraan jender, dan pluralisme. Meski demikian,
sebagian kecil takmir juga menyatakan setuju dengan gagasan pendirian
negara Islam dan khilafiah Islamiyah (20 persen).
Terkait sistem pemerintahan, 88,8 persen responden menyetujui
Pancasila dan UUD 1945 sebagai model terbaik bagi Indonesia. Sebanyak
78,4 persen takmir setuju bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan
yang terbaik bagi Indonesia.
“Secara umum, masjid-masjid di DKI Jakarta masih moderat. Walaupun
masih ada yang setuju dengan konsep negara Islam. Moderatnya takmir
masjid ini, selain tentang pandangan terhadap sistem pemerintahan,
juga dari pandangannya mengenai pluralisme khususnya civic pluralism,
mereka sangat moderat,” ujar Koordinator Program Penelitian Ridwan Al
Makassary di Jakarta Media Center, Jakarta Pusat, Kamis (29/1).
Survei juga menunjukkan, terkait isu formalisasi syariat Islam, 60
persen takmir setuju tentang kewenangan negara mengatur dress code
umat Islam. Kemudian, sebanyak 31,2 persen setuju negara wajib
memberlakukan pidana Islam.
Dari hasil survei ini, CSRC mengimbau pemerintah, organisasi massa
seperti NU dan Muhammadiyah bisa mencermati temuan ini, untuk
mempertahankan masjid sebagai corong Islam moderat. “Misalnya,
mengadakan training untuk khatib dengan nilai-nilai pluralisme. Meski
demikian, patut diwaspadai juga kecenderungan penguatan gagasan Islam
radikal,” kata Ridwan.
Survei ini dilakukan medio November 2008-Januari 2009 dengan metode
wawancara dan questioner. Pemilihan responden takmir masjid karena
dianggap sebagai pihak yang memiliki otoritas untuk menentukan arah
dan dinamika masjid. Sebagai gambaran, dari 250 masjid yang disurvei,
tersebar di Jakarta Selatan (56 masjid), Jakarta Timur (72 masjid),
Jakarta Pusat (38 masjid), Jakarta Barat (45 masjid), dan Jakarta
Utara (39 masjid). Pemilihan masjid-masjid ini dilakukan secara random.
Inggried Dwi Wedhaswary
Filed under: agama, artikel menaik, berita, EDITORIAL, gereja katolik indonesia, hak asasi manusia, humaniora, islam politik, Islam/ Moslem, kampus, Katolik, kristen, opini, pemilihan umum 2009 (PEMILU), pendapat tokoh/ pakar, politik, politisasi agama, reformasi, religion | Tagged: agama, artikel, berita, demokrasi, islam, Katolik, kristen protestan, opini, PKS, politik, umat katolik, vatikan | Leave a comment »