KONTES INDOSIAR MENIPU!


Pengantar Redaksi: 

Informasi ini saya dapat dari sebuah milis dimana saya  menjadi anggotanya. Menarik melihat sharing salah satu kontestan AFI yang hidupnya memprihatinkan. Masalah ini baik untuk diteliti agar tidak mengorbankan banyak orang. Di sinilah penting sportivitas dan keadilan.

 ============================

KONTES INDOSIAR MENIPU!

Dua hari yang lalu gw ketemu dengan salah seorang personel AFI (Akademi Fantasi Indosiar). Selain lepas kangen (he..he) gw juga dapat cerita seru dari kehidupan mereka. Di balik image mereka yang gemerlap saat manggung atau ketika nongol di teve, kehidupan artis AFI sangat memprihatinkan. Banyak di antara mereka yang hidup terlilit utang ratusan juta rupiah. Pasalnya, orang tua mereka ngutang ke sana-sini buat menggenjot sms putera-puteri mereka. Bisa dipastikan tidak ada satu pun kemenangan AFI itu yang berasal dari pilihan publik. Kemenangan mereka ditentukan seberapa besar orang tua mereka sanggup menghabiskan uang untuk sms. Orang tua Alfin dan Bojes abis 1 M. Namun mereka orang kaya, biarin aja.

 Yang kasian mah, yang kaga punya duit. Fibri (AFI 2005) yang tereliminasi di minggu-minggu awal kini punya utang 250 juta. Dia sekarang hidup di sebuah kos sederhana di depan Indosiar. Kosnya emang sedikit mahal RP 500.000. Namun itu dipilih karena pertimbangan hemat ongkos transportasi. Kos itu sederhana (masih bagusan kos gw gitu loh), bahkan kamar mandi pun di luar. Makannya sekali sehari. Makan dua kali sehari sudah mewah buat Fibri. Kaga ada dugem and kehidupan glamor, lha makan aja susah.  Ada banyak yang seperti Fibri. Sebut saja intan, Nana, Yuke, Eki, dll.  Mereka teikat kontrak ekslusif dengan manajemen Indosiar. Jadi, kaga bisa cari job di luar Indosiar. Bayaran di Indonesiar sangat kecil. Lagian pembagian job manggung sangat tidak adil. Beberapa artis AFI seperti Jovita dan Pasya kebanjiran job, sementara yang lain kaga dapat/jarang dapat job. Maklum artisnya sudah kebanyakan. Makanya buat makan aja mereka susah. Temen gw malah sering dijadiin tempat buat minjem duit. Minjemnya bahkan cuma Rp 100.000. Buat makan gitu loh. Mereka ga berani minjem banyak karena takut ga bisa bayar.  Ini benar-benar proyek yang tidak manusiawi.

Para orang tua dan anak Indonesia dijanjikan ketenaran dan kekayaan lewat sebuah ajang adu bakat di televisi. Mereka dikontrak ekslusif selama dua tahun oleh Indosiar. Namun tidak ada jaminan hidup sama sekali. Mereka hanya dibayar kalo ada manggung. Itu pun kecil sekali, dan tidak menentu. Buruh pabrik yang gajinya Rp 900.000 jauh lebih sejahtera daripada mereka.  Nah acara ini dan acara sejenis masih banyak, Pildacil juga begitu. Kasian orang tua dan anak yang rela antre berjam-jam untuk sebuah penipuan seperti ini. Seorang anak pernah menangis tersedu-sedu saat tidak lolos dalam audisi AFI. Padahal dia beruntung. Kalau dia sampai masuk, bisa dibayangkan betapa dia akan membuat orang tuanya punya utang yang melilit pinggang, yang tidak akan terbayar sampai kontraknya habis. 

Mungkin ada yang tertarik buat ngangkat cerita itu ke media anda? Gw punya nomer kontak mereka. Gaya hidup mereka yang kontras dengan image publik kayanya menarik untuk diangkat. Ini juga penting agar anak-anak dan orang tua di Indonesia kaga tertipu lebih banyak lagi. 

JUDI SMS MENGGILAAAA ….. 
Tiap stasiun televisi di Indonesia mempunyai acara kontes-kontesan. Tengok saja misalnya AFI, Indonesian Idol, Penghuni Terakhir, KDI, Putri Cantrik, dsb. Sejatinya, tujuan dari acara ini bukan mencari bibit penyanyi terbaik. Acara ini hanya sebagai kedok. Bisnis sebenarnya adalah SMS premium.  Bisnis ini sangat menggiurkan, lagi pula aman dari jeratan hukum — setidaknya sampai saat ini. 

Mari kita hitung. Satu kali kirim SMS biayanya –anggaplah- – Rp 2000. Uang dua ribu rupiah ini sekitar 60% untuk penyelenggara SMS Center  (Satelindo, Telkomsel, dsb). Sisanya yang 40% untuk “bandar” (penyelenggara) SMS. Siapa saja bisa jadi bandar, asal punya modal untuk sewa server yang terhubung ke Internet nonstop 24 jam per hari dan membuat program aplikasinya. Jika dari satu SMS ini “bandar” mendapat 40% (artinya sekitar Rp 800), maka jika yang mengirimkan sebanyak 5% saja dari total penduduk Indonesia (Coba anda hitung, dari 100 orang kawan anda, berapa yang punya handphone? Saya yakin lebih dari 40%), maka bandar ini bisa meraup uang sebanyak Rp 80.000.000.000 (baca: Delapan puluh milyar rupiah). Jika hadiah yang diiming-imingkan adalah ? rumah senilai 1 milyar, itu artinya bandar hanya perlu menyisihkan 1,25% dari keuntungan yang diraupnya sebagai “biaya promosi”! Dan ingat, satu orang biasanya tidak mengirimkan SMS hanya sekali. Masyarakat diminta mengirimkan SMS sebanyak-banyaknya agar jagoannya tidak tersisih, dan “siapa tahu” mendapat hadiah. Kata “siapa tahu” adalah untung-untungan, yang mempertaruhkan pulsa handphone. Pulsa ini dibeli pakai uang. Artinya : Kuis SMS adalah 100% judi. 

Begitu menggiurkannya bisnis ini, sampai-sampai Nutrisari membuat iklan yang saya pikir menyesatkan. Pemirsa televisi diminta menebak, “buka” atau “sahur”, lalu jawabannya dikirim via SMS.  Ada embel-embel gratis. Ada kata, “dapatkan handphone… ” Saya bilang ini  menyesatkan, karena pemirsa televisi bisa menyangka : “Dengan mengirimkan SMS ke nomor sekian yang gratis (toll free), saya bisa mendapat handphone gratis”.  Kondisi ini sudah sangat menyedihkan. Bahkan sangat gawat. Lebih parah daripada zaman Porkas atau SDSB. Jika dulu, orang untuk bisa berjudi harus mendatangi agen, jika dulu zaman jahiliyah orang berjudi dengan anak panah, sekarang orang bisa berjudi, hanya dengan beberapa ketukan jari di pesawat handphone! 

 Di Malaysia judi SMS sudah lama dilarang. Saatnya judi SMS juga dilarang di Indonesia . Mohon pemerintah dan Ulama segera bertindak, agar masyarakat tidak semakin resah dan dibodohi. Tolong bantu sebarkan kampanye anti judi SMS ini.  Tanpa bantuan anda, kampanye ini akan meredup dan sia-sia belaka.

=========

Perang melawan judi SMS sangat mendesak. Judi SMS menciptakan mentalitas instan.

Pastor: Valentine’s Day Legenda Romantika Bukan Ajaran Kristiani


Tuesday, Feb. 12, 2008 Posted: 6:52:04AM PST

Seorang tokoh agama menegaskan bahwa Valentine’s Day adalah sebuah legenda kisah romantika, bukan dogma atau ajaran agama. Jadi Valentine’s Day dirayakan bukan sebagai suatu kewajiban agama.

“Agama tidak pernah mengajarkan setiap orang untuk ber-Valentine’s Day. Karena, memang bukan merupakan suatu keharusan. Dan tidak dipaksakan bagi mereka yang tidak suka merayakannya,” kata tokoh Katolik Sulawesi Utara, Pastor Fred Tawaluyan,Senin lalu, menurut Harian Komentar.

Namun menurutnya, nilai moral, etis atau psikologis cukup mempunyai arti yang mendalam. Di mana, nilai yang terkandung dalam Valentine’s Day, terlebih menyangkut kisah kasih sayang, dan cinta kasih yaitu ungkapan kasih antara dua orang yang berlawanan jenis.

Tapi pada tingkatnya yang lebih tinggi menjadi cinta sejati. Nilai cinta dalam Valentine’s Day rupanya tidak sama, karena akhir-akhir ini ungkapan dan perayaan ini dinyatakan lebih sebagai bentuk rasa persahabatan yang romantis. Hal ini dinyatakan dengan hadiah tanda persahabatan tersebut.

Setiap agama atas cara dan bentuknya mengajarkan dan mewajibkan hukum cinta kasih, tapi tak pernah mewajibkan Valentine’s Day. Di mana, bentuk cinta kasih itu tentu ada batas-batasnya, yaitu kepada sahabat, orang tua, anak-anak. “Tapi, ungkapan ini di kalangan anak muda terkadang sudah melampaui batas etika, moral,” katanya.

Menurutnya, setiap budaya menekankan kasih sayang, perhatian dan persahabatan sejati, tapi tak semua mengenal Valentine’s Day. “Tak menjalankan Valentine’s day tidak membuat seseorang bersalah, berdosa, tapi agama mengajarkan kalau tidak menjalankan cinta kasih, maka kita akan berdosa. Di situlah letak perbedaanya,” ucapnya.

Dalam ajaran umat Kristiani, menurut dia semua umat diajarkan untuk mengasihi sesama manusia terlebih mengasihi Tuhan Yesus seperti mengasihi diri sendiri. Karena itulah tidak ada salahnya jika masyarakat atau umat Tuhan merayakan hari kasih sayang, karena kita sendiri diajarkan untuk saling mengasihi.

Maria F.
Reporter Kristiani Pos

TERAPI CERAGEM GIOK SEMBUHKAN KISTA


Tidak semua orang percaya, bahwa terapi Ceragem Batu Giok (CBG) dapat menyembuhkan penyakit kista (cyst). Secara medis, kista semestinya harus dioperasi untuk menghilangkannya sehingga terjadi kehamilan. Kalau tidak demikian, hanya ketika terjadi kehamilan saja, kista baru bisa hilang dengan sendirinya.  

Berli Boru Manihuruk (35 thn) warga Kramat Lontar Jakarta Pusat, mengidap penyakit kista dengan ukuran 8 cm lebih. Berli, (panggilan akrabnya), coba melakukan USG dan berkonsultasi dengan beberapa dokter di beberapa rumah sakit baik swasta maupun pemerintah soal bagaimana menghilangkan kista yang dialaminya. Jawabannya, semua dokter menyarankan bahwa jalan satu-satunya yang terbaik adalah mengoperasi kista tersebut. 

Namun Berli tidak serta merta mengikuti saran para dokter tersebut. Ia takut operasi. Lalu ia mau mengikuti keyakinannya dengan memilih pengobatan alternatif tanpa obat berbahan kimia atau operasi.

Pada saat itulah muncul idenya untuk melakukan terapi CBG yang kebetulan dibeli orang tuanya pada tahun 2006 lalu.  Soalnya terapi CBG tersebut sudah terkenal bisa menyembuhkan aneka penyakit yang diidap tetangganya seperti penyakit lumpuh, tumor, atau rabun mata di lingkungan sekitar Kramat Lontar. Tidak heran melihat banyak orang ke rumahnya melakukan terapi dan sembuh, Berli pun mencoba terapi CBG tersebut.  

Alat terapi CBG sebenarnya akhir-akhir ini lagi nge-trend  di Indonesia, teristimewa di Jabodetabek. Banyak orang melakukan terapi CBG dan memperoleh hasil yang memuaskan.  

Alat terapi CBG menyerupai tempat tidur listrik. Proses kerja CBG adalah proses pelepasan energi panas listrik melalui  batu giok yang sudah dirancang sedemikian rupa sehingga pada alat terapi tersebut terdapat tiga kabel yang masing-masing berisi batu giok 6-9 buah. Salah satu kabel berisi batu giok tersebut berfungsi untuk bagian punggung yang diletakkan di bawah tempat tidur. Batu  giok tersebut dapat diset bergerak baik secara otomatis maupun diset terfokus pada bagian punggung.  Dua kabel berisi batu giok lainnya dirancang secara manual. Artinya keduanya digunakan dan ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit mulai dari ujung kaki sampai ke ujung bagian kepala. Penggunaan CBG dianjurkan 3-4 kali sehari. Fungsi terapi CBG tersebut adalah memperlancar peredaran darah dan proses kimiawi dalam tubuh manusiawi lewat batu giok dengan bantuan listrik. Panasnya bisa mencapai 60 derajat celsius. Energi panas tersebutlah yang membantu pemulihan dan penyehatan dinamika peredran darah dalam tubuh. 

Berangkat dari pengetahuan akan fungsi terapi CBG tersebut, Berli dengan penuh keyakinan menggunakan terapi CBG untuk menghancurkan kista yang dideritanya. Tiap hari, selama dua bulan ia melakukan terapi CBG. Salah satu  kabel berisi batu giok tersebut menempel langsung pada kulit tubuh tempat kistanya bersarang. “Sangat panas, tetapi tidak berbahaya, karena lewat panasnya tersebutlah, kista saya bisa hancur” demikian akunya terkait dengan panasnya energi yang keluar dari CBG tersebut.

Pada akhir bulan kedua, Berli merasa kistanya sudah hilang. Untuk membuktikan kebenarannya, ia kembali melakukan USG, memang benar kistanya sudah hilang. Dokter pun tidak percaya.   Untuk memastikan bahwa kista tersbut benar-benar hilang, ia mencoba USG di dua rumah sakit swasta yang berbeda, hasilnya juga sama, kista sudah hilang. Para dokter heran. ini mujijat, komentar salah seorang dokter, demikian cerita Berli kepada penulis.

Namun itulah kenyataan, kistanya sudah hilang, sekarang Berli sedang hamil dan tinggal menunggu kelahiran anaknya. Ternyata kista bisa sembuh dengan terapi CBG bila diikuti niat dan keyakinan kuat serta dengan bantuan kuasa adikodrati.  Bagi anda pengidap kista, beranikah mencoba terapi CBG atau membeli alat terapi CBG? Ini bukan promosi ya…, jika ada berminat tuliskan data diri anda di ruang komentar ini. (Diceritakan Berli kepada Pormadi pada bulan Januari 2008)

Tempo Minta Maaf Soal Cover Soeharto


Sampul majalah mirip lukisan perjamuan terakhir
Tempo Minta Maaf Soal Cover Soeharto


Cover Majalah Tempo edisi 4-10 Februari mengundang kecaman sejumlah umat Nasrani. Akibatnya, majalah tersebut langsung meminta maaf. Permintaan maaf disampaikan langsung Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Toriq Hadad sebagaimana dilansir tempointeraktif, kemarin (05/02). 
Seperti diketahui, dalam edisi no 50/XXXVI/04 – 10 Februari 2008, majalah Tempo memuat laporan khusus mengenai me-ninggalnya mantan Presiden Soeharto. Pada sampul depan dengan judul laporan utama ‘’Setelah Dia Pergi itu’’, digam-barkan Soeharto duduk di sebuah meja dikelilingi anak-anaknya. 
Ilustrasi posisi duduk ke-luarga Cendana ini mirip de-ngan lukisan Perjamuan Ter-akhir karya Leonardo da Vinci, yaitu ketika Yesus Kristus du-duk dikelilingi murid-muridnya menjelang penyaliban. Menu-rut Toriq, sama sekali tidak ada niat melecehkan agama dengan ilustrasi tersebut. “Kami mem-buat gambar itu sebagai inter-pretasi atas lukisan Da Vinci, bu-kan mengilustrasikan kejadian di Kitab Suci,” kata Toriq.
Dia menegaskan, sama se-kali tidak bermaksud mele-cehkan atau merendahkan agama mana pun. “Untuk se-gala hal yang tidak berkenan sehubungan dengan pemua-tan sampul tersebut, saya atas nama institusi Tempo meminta maaf,” kata Toriq.
Redaksi majalah Tempo me-nerima berbagai pernyataan keberatan atas pemuatan sam-pul itu. Keberatan dikirimkan melalui email, telepon, mau pun dialog dengan tim redaksi. Delegasi Pemuda Katolik, Per-himpunan Mahasiswa Katolik Indonesia adalah salah satu dari organisasi yang bertemu redaksi majalah Tempo dan menyatakan keberatannya. 
Sementara Ketua Forum Komunikasi Alumni Maha-siswa Katolik Republik Indo-nesia, Hermawi Taslim menga-takan, persoalan tersebut akan selesai jika pihak Tempo konsisten terhadap janjinya. “Persoalan ini kami anggap selesai, kalau Tempo meme-nuhi komitmen,” kata Herma-wi. Politisi PKB ini menutur-kan, dalam dialog selama 1 jam, Tempo berkomitmen un-tuk mengklarifikasi dan me-minta maaf dan berjanji un-tuk tidak mengulangi lagi. Hermawi juga mengatakan, pihaknya tidak meminta ganti rugi kepada MBM Tempo.
“Maaf sudah cukup. Tidak ada ganti rugi dan teman-te-man akan ke daerah untuk men-jelaskan duduk persoalannya, agar tidak terjadi gejolak,” ucap Hermawi.(tmp/dtc)
(Harian Komentar,  6 Februari 2008)

Uskup: Orang Tionghoa Katolik Dapat Rayakan Tahun Baru Imlek


Uskup: Orang Tionghoa Katolik Dapat Rayakan Tahun Baru Imlek

Wednesday, Feb. 6, 2008 Posted: 3:22:29AM PST

Perayaan Imlek yang dinantikan suku Tionghoa diterima oleh seorang uskup Katolik lokal. Bahkan menurutnya suku Tionghoa yang beragama Katolik dapat dapat merayakan Tahun Baru Imlek, bahkan secara khusus dalam bentuk Misa Imlek, asalkan tidak pada Misa Hari Minggu atau Misa Hari-Hari Raya Katolik.

“Tidak ada salahnya bila warga Tionghoa yang beragama Katolik tetap merayakan Tahun Baru Imlek untuk menyukuri rejeki dan perlindungan dari Tuhan,” Uskup Pangkalpinang Hilarius Moa Nurak SVD melalui Pastor Ambrosius Sanar SS.CC, di Gereja Katolik Beato Damian, Batam, Senin, Antara memberitakan.

Di banyak negara, Tahun Baru Imlek dirayakan dengan meriah dengan segala pernak-perniknya dan di Indonesia lebih didasari pada peringatan tahun kelahiran Khong Cu. Namun menurut Hilarius, perayaan Imlek pada dasarnya adalah tradisi budaya Tionghoa dalam mensyukuri musim semi yang membawa harapan baru.

Selain itu, bagi Keuskupan Pangkalpinang, perayaan Tahun Baru Imlek merupakan salah satu dari bentuk inkulturasi Gereja Katolik.

Menurutnya Gereja Katolik, berharap agar Tuhan menyertai tahun yang baru (2559 Imlek) sehingga suka duka kehidupan manusia dapat dipersembahkan kepada Sang Pencipta.

Menurut Hilarius, di luar Misa Hari Minggu dan Misa Hari-Hari Raya Katolik, Misa Imlek dapat dilakukan kapan saja. Sedangkan bahan bacaan dan tata caranya dapat disesuaikan dengan makna Imlek, tetapi dengan tetap memperhatikan peraturan Liturgi Gereja Katolik.

Sebagai pedoman penyelenggaraan, dekorasi Imlek diizinkan bernuansa kebudayaan Tionghoa pada ruang liturgi, kecuali pada warna pakaian petugas Misa.

pMenurut Hilarius, Perayaan Tahun Baru Imlek bagi umat Katolik adalah ungkapan rasa syukur atau pesta atas kemuliaan Allah. “Maka, warna yang sesuai untuk liturgi adalah putih, bukan merah,” sarannya. Selain itu, di panti atau tempat tinggal imam, tidak boleh ada hiasan Imlek, apa pun bentuknya, misalkan lampion, kecuali lilin dan bunga yang warnanya disesuaikan dengan tahun liturgi.

Keuskupan Pangkalpinang berdiri sejak 1923. Wilayahnya, meliputi Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Kepulauan Riau. Pemeluk agama Katolik di keuskupan itu kurang-lebih 41 ribu orang, termasuk di dalamnya dari kalangan Tionghoa.

Misa Imlek di Gereja Beato Damian, Batam akan diselenggarakan Kamis pagi 7 Februari 2008 (hari I Imlek 2559). Sedangkan pada 6 Februari 2008 (Malam Tahun Baru Imlek 2559) hanya untuk Misa Rabu Abu yang merupakan ibadat Pra-Paskah 2008.

Steven Pramono
Reporter Kristiani Pos