FPI MENEKAN YOGYA TV

Jakarta 4 Oktober 2007

Siaran Pers :

*KBR68H Sesalkan Tekanan Terhadap Yogya TV*

Sensor oleh kelompok yang tidak toleran pada perbedaan pendapat, rupanya masih saja terjadi. Kali ini menimpa Yogya TV, stasiun televisi lokal yang berbasis di Yogyakarta.

Manajemen televisi itu, sejak 3 Oktober 2007, tidak dapat melanjutkan penayangan acara “Kongkow Bareng Gus Dur” dikarenakan situasi yang kurang kondusif. Demikian surat yang kami terima dari manajemen Yogya TV.

Menurut laporan yang kami kumpulkan, Yogya TV dikomplain oleh FPI Yogyakarta karena acara itu dianggap menghina pimpinan mereka. Yogya TV diminta untuk menghentikan penayangan acara Gus Dur tersebut.

Kami menghargai keputusan yang diambil Yogya TV. Tetapi kami menyesalkan adanya tekanan tekanan yang masih menghambat kebebasan bersiaran di negeri ini.

Kongkow Bareng Gus Dur adalah acara rutin yang diadakan KBR68H setiap Sabtu pagi, dan disiarkan lebih dari 70 radio anggota jaringan di seluruh Indonesia.

Selama ramadhan, program itu juga diputar untuk stasiun televisi, dan tersedia 15 episode yang siap tayang. Versi televisi ini diproduksi KBR68H bersama School for Broadcast Media, dan disebarluaskan dengan dukungan Ragam Production House dan Tifa Foundation. Sebanyak 12 televisi lokal, termasuk Yogya TV menyiarkan acara tersebut.

Kami berharap Yogya TV, juga media-media lain di negeri ini, akan terbebas dari berbagai tekanan, dan dapat menyiarkan program yang dinilainya layak untuk pemirsanya tanpa rasa was-was.

Santoso

Direktur Utama

KBR68H

47 Tanggapan

  1. Piye to Jogja TV iki, acara apik apik kok malah di mandegke..
    we lha jebul wedi to karo wong-wong kae…
    Akeh endi publik Jogja karo wong-wong kae… ?
    opo ora iso ngetung po yo…
    Itulah kalo nganggo ilmu slamet, ga duwe idealisme blasss….
    Pancen wong sugih kuwi luwih jirih, ketimbang wong kang ora duwe bonda akeh, wong sugih ngeboti bondone (investasinya) ketimbang “perjuangan menyuarakan kebenaran dan demokrasi/keberbedaan”, iki panemuku, bisa bedo karo panene panjenengan, ning yo ro popo.
    Gamelan kuwi suarane yo bedo bedo, nanging yen di tabuh/
    disuaraake kanti harmonis yang enak tenan lho… cobo to mirengke gamelan kanti ngunjuk kopi panas lan pisang goreng… we lha nyampleng tenan…
    Yen pancen bener yo ojo wedi, mosok arep melu melu nyengkuyung demokrasi jalanan? Dasar kapitalis!
    Yen aku orang nyalahke FPI, itu hak mereka kalo merasa keberatan, dan kalo mereka menyuarakan aspirasinya, kita harus hormati.
    Kalo mereka somasi terus menuntut, ya buktikan di pengadilan….
    Kalo nyerang secara fisik, yo laporke karo aparat kepulisian biar ditindak secara hukum…jare negara hukum.
    Tapi konco konco FPI ra yo ora nyerang secara fisik tho? gur omong…
    Gitu aja kok repot…..

  2. Mudah-mudahan FPI mau menempuh jalur hukum.

  3. emang mau fpi yg menempuh jalur hukum, lha wong selama ini yg diambil jalur kekerasan melulu,,,

  4. FPI ? kita jadikan makanan hiu saja ya ?! 🙂

  5. Hmmm… miris sekali melihat FPI ini. Meski masih merasa sebagai saudara seagama, tapi sepertinya saya merasa ‘tidak aman’ kalau berada dekat FPI. Bagaimana tidak? Berbeda pendapat sedikit saja bisa langsung disikat. Itu kesan saya setelah melihat kenyataan yang terjadi di lapangan.
    Contoh terbaru, ketika FPI menyerang warung yang ‘diduga’ buka di siang hari dan memukuli pedagangnya di Ciamis. Padahal, ternyata pedagang tersebut berjualan makanan yang dibungkus… Hhhh… cape deh!

  6. Kira kira alasan FPI itu apa ya?

  7. Emang ini negara FPI punya?
    seenaknya saja!

  8. Yo piye yo
    Kabeh ki onmo prosedure
    Kudu nganggo prosedur
    Sing ora nganggo
    adoh karo bermasyarakat

  9. Pantes… tak tunggoni pendhak dino bar saur lan subuhan, kok saiki njuk dadi acara musik, sing awale selalu lagune pak bughie’ “kelayung-layung”. Padhahal, pendhak dino jam tengah 5 nganti tengah 6 bar subuhan aku seneng nonton Jogja TV, jam tengah 5 Kongkow bareng gusdur, sing ngebahas pluralitas lan toleransi beragama, njuk bare kuwi nonton Harun Yahya, sing menyelaraskan agama (islam) dengan ilmu pengetahuan. Ha jebulane ditekan karo wong2 FPI to?
    Yen aku sih ngerungokake pendapate GusDur, bagiku ra pengaruh, itu kebebasan berpendapat kok. Koyo dene wingi kae, GusDur ketemu karo pendeta Yohanes Rahmat neng acara kuwi, seputar undang2 injil neng Papua, sing meh koyo syariat Islam neng Aceh. Biarpun mereka mengungkapkan pendapatnya u/ mewartakan injil, toh kita tidak perlu takut untuk menjadi murtad setelah mendengar injil. Agama adalah hak azasi manusia, tidak ada paksaan u/ meyakini suatu agama. dadi walopun para penginjil dateng kerumah kita, asal kita yakin bahwa agama yang kita anut adalah suatu kebenaran, kita tidak akan dikristenkan.
    sing marakke wong FPI demo neng Jogja TV karena mereka terlalu paranoid, memandang agama lain rendah, sehingga ketika terjadi dialog lintas agama, atau membahas masalah yang kontroversial, mereka tidak terima, lantas mengadakan sweeping dan demo, malahan kekerasan fisik. Walaupun aku wong Islam, aku ra simpatik blas karo FPI, aku yo mesa’ake karo anggota FPI, mereka tidaklah memahami benar apa itu Islam, apa itu Alquran. Sehingga gara2 perbuatan mereka citra Islam yang berasal dari kata “Salaam” atau damai, menjadi terdistorsi. menjadikan penilaian masyarakat non muslim sebagai agama preman, yang memakai jalan kekerasan.
    Aku setuju karo pendapate pak Tulus Subarjono nang ndhuwur, negara kita negara hukum, lebih baik proses ini diselesaikan secara hukum, untuk mencapai kesepakatan “win-win solution” dadi wong2 FPI karo Jogja TV sama2 mendapatkan kepuasan. Maturnuwun… Sanji, yo wong Jogja.

  10. Kalau baca majalah tempo pagi ini di katakan bahwa Ketua FPI tidak ada instruksi mengenai hal tersebut, mengenai kebenarannya kita harus lebiih kritis dan dengan kepala dingin, saya pribadi juga setuju kalo misal acra2 dia gak sesuai Bulan Ramdhan/Islam ya dihentikan saja…Lagian Orang Liberal Ceramah ntar nambah sesat umat.Wallahuallam

  11. Wah, berdakwah atau main hakim sendiri ya ?
    Seharusnya ikhwah yang ada dalam FPI mengakaji lebih dalam tentang bagaimana cara berdakwah sesuai petunjuk alquran dan Assunnah.
    Coba deh, dipelajari lagi tu.

  12. Pemerintah jangan diam aja donk, FPI itu jangan dibiarin seenaknya, pemerintah jangan takut untuk bertindak. kalau bisa bubarin aja FPI itu, sebab itu bikin kacau aja dimana-mana. dan biasanya UUD (ujung-ujungnya duit) gitu lho

  13. Kapan kita sebenarnya bisa terbebas dari orang2 kuno yang selalu doyan kekerasan itu? Hmmm… FPI FPI… Islam ini ko dibuatnya semakin kerdil aja… bagusnya sodara2 di FPI itu ikut deh nongkrong di Kedai Tempo ikut acara “Kongkow Bareng Gusdur” biar sedikit terbuka wacananya…!!!!!!!!

  14. Yen aku mesti setuju FPI. FPI bertindak pasti ada landasannya. Udah matang dipikirkan. Pasti itu.

  15. Wah piye tho Jogja TV? Saya tidak nge-fans sama Gus Dur, tapi keputusan meniadakan siaran itu adalah tindakan yg salah.
    Ingat Jogja itu tempat yang toleran – sejarah membuktikannya demikian. FPI boleh ada di Jogja, bahkan boleh punya acara di TV kalo memang mereka mampu, tapi jangan menekan pihak lain dong.
    Ayo wong Jogja, masa’ takut sama FPI sih? Lah kita sama2 hidup di Jogja lah mbok toleran…..

  16. @dwiyanto

    jadi liberal = sesat ya?

    kalo sekuler gimana?

    😆

  17. bubarkan fpi!

  18. @dwiyanto…
    emang nya ni negara milik FPI atau umat islam???
    pake tu otak!
    walaupun saya muslim,dengan lantang saya katakan:
    BUBARKAN FPI !!!!!!!!!!!!!!!!

  19. kerumunan orang yang tak mempunyai identitas… massa in between.. liminal bingung tak punya jatidiri. akhirnya menuruti logika salahkaprah. FPI..FPI..ngaku islam.. tapi dimana islam mu itu… dialogis dong dan tanpa pretensi dan esmosi. FPI..FPI.. apa tujuanmu itu… citra islam jadi ancur gara-gara dirimu ini masa liminal tanpa ID’s…

  20. janganlah ribut dulu dong, di beberapa daerah yg aku kenal, turunnya fpi ini jelas dilatarbelakangi faktor duit kok. rebutan wilayah kekuasaan. jadi ndak ada faktor agamanya tuh. agama cuma jadi topeng agar polisi takut ama mereka. bisa jadi hal yg sama terjadi dengan pihak jogja tv vs fpi ini. gitu saja kok repot 🙂

  21. bubarkan fpi

  22. fpi lagi fpi lagi
    cape bgt ngurus begundal2 itu
    huh

  23. bagus, fpi makin beringas…
    salut deh sama fpi…
    biar pada tahu, itulah fpi…
    ayo fpi.. maju terus…
    tutup semua acara tv…
    ganti dengan dakwah anda…

  24. Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

    Sebenarnya yang paling berhak untuk menjawab pertanyaan anda adalah teman-teman dari FPI sendiri, bukan kami. Namun kalau sekedar memberi komentar sekilas yang mungkin benar dan mungkin tidak, kira-kira jawabannya begini:

    Apa yang anda lihat tentang ‘aksi-aksi anarkis’ Front Pembela Islam (FPI) di media, tidak pernah lepas dari penilaian subjektif dan objektif media itu sendiri. Kalau kesannya aksi-aksi itu anarkis, memang liputanya memang dibuat sedemikian rupa, setidaknya kesan anarkis itu memang diekspose, entah tujuannya untuk memojokkan posisi FPI, atau untuk menggambarkan betapa umat Islam itu anarkis atau memang sekedar kerjaan insan media yang haus sensasi.

    Yang terakhir itu dimungkinkan karena karekteristik media, terutama televisi memang butuh liputan dan gambar yang sensasional. Gambar-gambar yang menampilkan proses awal di mana para anggota FPI sedang melakukan negosiasi kepada para pemilik tempat hiburan yang secara hukum memang melanggar peraturan resmi, nyaris tidak menarik untuk ditampilkan.

    Tetapi ketika pihak pengelola tempat hiburan melakukan pelemparan dan provokasi, lalu FPI mempertahankan diri atau balas menyerang, secara gambar memang merupakan momen yang cukup menarik. Gambar para aktifis merusak tempat hiburan itulah yang dinaikkan di layar kaca. Karena secara visual, gambar itu lebih menarik ketimbang gambar orang sedang diskusi yang terlihat hanya pasif dan itu-itu saja.

    Namun tidak tertutup kemungkinan ada unsur kesengajaan dalam penayangan gambar anarkisme yang terjadi. Sangat dimungkinkan bahwa pihak media dimanfaatkan oleh para cukong pemilik tempat hiburan yang bergelimang dengan harta itu untuk menampilkan kesan seolah-olah FPI itu tidak lebih dari segerombolan orang yang bertindak anarkis.

    Mengapa analisa itu muncul?

    Karena tindak anarki yang ditampilkan berulang-ulang di media itu nyaris tidak pernah menyentuh akar masalah. Tidak pernah diulas kenapa sampai terjadi tindakan itu. Media seolah-olahbagai macan ompong ketika harus bicara tentang para pengusaha tempat hiburan yang melanggar Perda dan perundangan. Yang dimunculkan selalu kesan bahwa FPI adalah pelaku tindak anarki. Namun pengusaha tempat maksiat yang jelas-jelas melanggar hukum negara dan sekaligus hukum agama, sama sekali tidak pernah diungkap.

    Mengapa tidak pernah diungkap?

    Karena para cukong itu punya uang tak terhingga jumlahnya untuk bisa membuat para wartawan, jurnalis bahkan pemred media sekalipun untuk duduk manis dan tenang, tidak mengorek kesalahan para pengusaha maksiat. Sebaliknya, uang juga bisa membuat mereka lebih fasih untuk mengatakan bahwa biang keroknya adalah FPI.

    Bahkan uang mereka bisa membuat pihak aparat kepolisian pun duduk manis, diam seolah-olah tidak tahu bahwa ada pelanggaran berat yang sedang terjadi di depan hidungnya.

    Di negeri kita, kebanyakan mediadan dan institusi kepolisian memang masih belum bisa gagah seperti yang sering kita lihat di film-film idealis. Mungkin semua itu masih ada di ‘Republik Mimpi’.

    Dan kekuatan rakyat yang diwakili oleh organisasi semacam FPI masih harus terus menerima nasib buruk, yaitu dipelintir posisinya di media. Sayangnya, FPI sendiri juga tidak punya kekuatan media yang kuat untuk menangkis fitnah yang selalu memojokkan posisi mereka. Ini kritik positif buat teman-teman di FPI untuk punya perhatian lebih dari sisi media center.

    Niat, tujuan dan idealisme mereka untuk beramar makruf dan nahi mungkar tidak pernah ada yang menyangsikan, kecuali oleh mereka yang suka maksiat dan berlumur dosa. Tinggal bagaimana mereka sering-sering duduk bersama dengan elemen lain umat Islam, bertukar pikiran dan berdiskusi, sebelum melakukan aksi dan tindakan. Agar tindakan mereka tidak terkesan bersifat individualis dan jalan sendiri, melainkan hasil dari musyawarah dengan banyak unsur dan elemen umat.

    Ajaklah ormas-ormas Islam untuk mengupas semua masalah yang ada, tampilkan data dan fakta, beri informasi dan bangkitkan semangat perjuangan para petinggi ormas dan orsospol yang punya perhatian dalam masalah ini. Dan minta masukan dari masing-masing mereka dan jadikan masalah ini menjadi masalah bersama, bukan hanya masalah buat FPI saja.

    Dan jangan lupa, FPI perlu menggandeng secara lebih serius teman-teman jusnalis muslim termasuk media-media yang konsern dengan amar makruf nahi mungkar. Agar tindakan mereka diback-up oleh kekuatan media tandingan.

    Kalau dijelek-jelekkan oleh media tertentu, setidaknya ada media lain yang bisa memberi second opinion yang berbeda.

    Nah, bola ada di tangan anda teman-teman FPI, semoga Allah SWT selalu membimbing niat dan tujuan anda menjadi sebuah solusi yang baik dan jauh dari fitnah.

    Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

  25. waduh, miris juga denger nya ya? aku malah baru tau padahal aku kul di yk n anak jurnalistik. aku lg browse buat nyari referensi tugas Produksi Program Penyiaran. aku dikasih tugas ma dosenku buat bikin acara ttg multikulturalisme. kebetulan aku sangat prihatin n concern bgt ma negara kita beserta oknum2nya yg slalu menjadikan agama sbg alasan dan kambing hitam dalam hampir smua masalah yg ada…
    padahal kan semua agama mengajarkan baik lho. tp ternyata semua tergantung dr pribadinya masing2…
    aku sbg mahasiswi jurnalistik sangat berang dong kalo Jogja TV ampe diperlakukan dgn tidak adil seperti itu..
    terus bagaimana dgn kebebasan pers kita?
    kembali lg de, katanya agama itu adalah sarana pemersatu bangsa (baca:benarkah?) tp real nya kok malah dijadikan sebuah pemicu masalah aja…
    solider sama orang yg seagama itu emg baik , tapi kalo terlalu solider akhirnya malah ngebuat konflik massal. padahal belum tentu yg disoliderin itu yg bener atau ga salah juga…
    knp c semua orang slalu mempermasalhkan perbedaan? perbedaan kan bukan untuk disatukan, tapi untuk diselaraskan…
    aku jadi sedih d kalo Gusdur slalu diintimidasi sprt itu. meski aku bukan muslim tapi aku ngefans ma Gusdur karena dia itu slalu mengatasnamakan perbedaan bukan untuk dijadikan konflik. pokoknya aku ngefans bgt d…beliau amat liberal…
    jd inget d, wktu Gusdur dl pernah diusir di daerah JABAR (klo ga salah) pas lg ceramah terus besoknya gempa YK terjadi..
    alam aja marah ya klo ada orang baik diperlakukan jahat..??
    so, sebenernya agama itu sebagai sarana apa c?
    pemersatu bangsa atau pemicu konflik?

  26. @ dwiyanto

    wah, kok malah jadi ngejudje orang liberal bisa menyesatkan umat beragama c? dari persepsi mana tuw?
    belajar, cari pengetahuan, empati n introspeksi seperti nya perlu d dalam ngebahas persoalan ini.. buat referensi..biar ga ‘waton’
    bukannya negara ini menjamin Hak Asasi Manusia?
    termasuk buat orang Liberal juga kan?

  27. Mari kita berpikir lebih jernih untuk mengatasi segala macam perbedaan. Masih ada upaya yg lebih elegan untuk mengakomodasikan berbagai permasalahan, saya pikir bangsa ini dalam tahap berdemokrasi sejati seiring keran kebebasan pers sebagaimana diatur di dalam UU No.40 tahun 1999 dibuka lebar.Sepatutnya jalan dialogis menjadi tujuan dari alternatif penyelesaian friksi.

    Salam,
    Arman Nasution
    Praktisi Hukum & Pemerhati Hukum Pers

  28. Katanya negara demokrasi ??
    Kalau cuma sebagian kecil organisasi
    yang melarang kenapa takut ?

  29. waduh…
    aku malah bingung…
    emosi berlebihan malah iso marai loro
    mbok yao ojo nesu-nesuan
    kalem wae…
    dirampungke sing koyo wong…
    goleki opo sebabe
    mengko ketemu sing jenenge
    win-win solution
    ngono wae yo…
    sing podho rukun
    awake dewe lak podo wong indonesia
    mbok ojo padu terus too…

  30. Test dolo sblm ksh komen, kl ndak cah capek2 ketik eh gagal maning son.
    Kalo OK br komen

  31. Oh ternyata bs komen toh…

    Kalo saya jd org kaya, saya akan ajak semua anggota FPI ke Luar Negri, ke kota/negara yg mayoritas bukan muslim dan suruh mrk tinggal disana bbrp lama spy mrk bs melihat n blajar ttg “KEMAJEMUKAN dan KEBERAGAMAN” yg sebenarnya.

    Trutama mengajarkan mrk bgmn menjadi bagian dr kaum minoritas.

    So FPI…
    Msh perlukah KEKERASAN? PEMAKSAAN?

  32. FPI Islam mana yg dibela beliau. saya rasa FPI adalah Front Penghancur Islam. Jadi Warga muslim sdh harus was-was melihat FPI ini.

  33. Kabar terbaru, Yogya TV khususnya acara kongkow bareng Gus Dur sudah mengudara lagi. Syukur alham dulillah.

  34. @efex610
    Media cetak memang tendensius dalam hal ini…
    Besar kemungkinan mereka juga disetir oleh para cukong kemaksiatan di negeri ini.
    Media massa secara umum berjasa untuk terus mencitra buruki apa pun prilaku FPI. Luar biasa memang makarnya…
    Sayang sebagian [teman2 muslim] ada juga yang terperangkap dengan isu pencitraan ini…
    Bahkan telah men-dogma dengan slogan : FPI singkirkan.
    Tak ada yg perlu diklarifikasi, katanya. 😦

  35. Pak polisi pada kemana nih? kalo fpi buat onar pak polisi pada tidur yah? tangkepin tuh pak, masukin penjara, kalo ngelawan dor aja semuanya, berani gak pak? atau takut aja celurit? Bubarin aja tuh FPI, buat malu kaum muslim aja

  36. @ efex610
    @Herianto

    wah, sebagai orang media massa saya tersinggung banget kalo ada persepsi yg sangat negatif akan media…
    benar memang apa yang dikatakan pak herianto dan efex610, terkadang media melakukan kesalahan2 seperti adanya politik ekonomi media ataupun membentuk stigma atau persepsi terhadap sesuatu hal dengan berbagai maksud dan tujuan.
    namun perlu diketahui, bahwa dalam pembentukan persepsi2 tsbt media selalu berdasarkan observasi dan fakta. kalau tidak, sudah pasti akan ditindak lanjuti karena pers juga memiki kode etik jurnalistik yang apabila dilanggar akan dikenakan sanksi. hal yang sangat penting dan mendasar dalam dunia perjunalistikan adalah aktual dan faktual, hanya saja memang benar terkadang beberapa media suka melebih2kan atau mendramatisir.
    media juga merupakan salah satu dunia industri, jadi tetap akan memperhatikan komersialitas(meski tidak semua media, tergantung visi dan misi dari media itu sendiri), namun tetap saja, tujuan utama media adalah menyampaikan informasi yang sebenar-benarnya tentang suatu hal kepada masyarakat karena buat media, masyarakat adalah prioritas utama. kalau perkara cara penulisan, itu sih tergantung orang yang nangkepnya aja, mau menelaah dulu atau TIDAK?
    lagian juga, media sangat berperan dalam kontrol alur kekuasaan di negeri ini.
    satu hal lagi, di dunia ini ga ada yang sempurna om, termasuk media massa dan juga FPI.
    lagian kalo ga ada media massa, kita tau tentang masalah kaya gini dari mana? kalo pun nantinya tau dari sarana lain, tapi udah basi, ga ada unsur aktualitasnya…
    janganlah memojokan media massa dengan persepsi yang subyektif. karena media itu sangat fundamen dalam kelangsungan seluruh kehidupan manusia…

  37. @ Baja

    setuju banget ma comment nya mas/om/mbak/tante Baja, kita harus selalu mempunyai empati dalam berpikir apalagi bertindak…
    dalam hal apapun, supaya kita mengerti akan apa yang dirasakan orang lain…
    cayow…!!!!

  38. FPI dibiarkan besar, anggotanya semakin banyak, tebarkan permusuhan dan dendam kesumat di sana-sini.. kemudian catut namanya dalam sebuah peristiwa besar.. jadikan mereka kambing hitam.. anggotanya beserta turunannya kemudian dipunahkan..

    Cerita gampangnya.. ikuti plot nasib PKI..

    Gituuuuu…. kaleee..

  39. Hidup FPI.. hidup Tuhan2 kecil

  40. maaf ya…….kalau menurut saya FPI itu emang anarkis.Dan ga tau cara menyampaikan dengan benar asipirasinya.ngatas namakan agama lagi,atas setiap tindakannya yg anarkis.emang FPI aja yang punya Tuhan dan agama..?mungkin FPI mau jadi Tuhan juga kali Ya….

  41. fpi telah bermain Tuhan!!! merasa benar! menjajah nalar!!! dan jika kalian mendiamkan saja (hanya ngomong di blog ini)

    ANAK KITA BERIKUTNYAA!!!!

    BERTINDAK! DO THE FIGHT!!!

  42. yang kristen merasa benar ama agamanya …… yang islam juga bilang gitu …………. kenapa selalu ada berita islam & kristen ributtttttttttttttttttt… apa ga’ malu ama yang budha, hindu …….. emang pada ga’ malu bisanya cuma saling MENGHINA ……

  43. kenapa kalo ada muslim murtad selalu ada yang ketakutan ??? trus gimana yang jadi mualaf ??? emang kalian udah pernah tau rasanya surga & neraka …………. apa sudah ada ORANG MATI yang kasih tau rasanya hidup di surga or neraka ???? hidup sekarang udah parah … ga’ usah saling mencaci ……………..

  44. FPI itu kecil…jd gk usah dibesar-besarkan….FPI itu belum kedaftar sebagai ormas..alias belum diakui. Kumpulan manusia yang peling bodoh, yang paling sok tau. dan cuma membawa embel-embel bendera islam tapi tidak sesuai dengan sifat dan adab orang islam. saya NU tulen, tp tidak pernah merasa bahwa ormas saya adalah ormas yang paling besar dan paling benar…salah satu tanda-tanda kiamat makin dekat adalah adanya FPI.

  45. acara kongkow bareng Gusdur di Jogja TV diteruskan saja…
    jangan takut, ada polisi yang bisa ngurus kalau ada yg mau rusuh…ok?
    saya penggemar Jogja TV..banyak yang kecewa seandainya acara or programnya di hentikan…
    tolong dipikirkan lagi boss

Tinggalkan komentar