Hore…Umat Kristiani Malaysia Bisa Gunakan Kata Allah

Malaysia Ijinkan Umat Kristiani menggunakan Kata “Allah”

Kuala Lumpur, Malaysia – pemerintah Malaysia mulai bersikap lunak terhadap larangan menggunaan nama “Allah” dalam terbitan Kristiani untuk merujuk pada Tuhan dan telah membolehkan mereka untuk menggunakannya selama materi-materi tersebut secara khusus tidak ditujukan bagi kaum Muslim, seorang pejabat gereja mengatakan Kamis lalu.

Pemerintah sejak awal berpendapat bahwa penggunaan kata Allah dalam teks Kristiani dapat membingungkan umat Muslim, yang mungkin berpikir bahwa kata Allah tersebut merujuk pada Tuhan mereka.

Perintah yang telah direvisi tersebut dikeluarkan pada 16 Februari lalu oleh Menteri Dalam Negeri Syed Hamid Albar, kata Rev. Lawrence Andrew, editor surat kabar Herald, yang merupakan surat kabar Katolik terkemuka di Malaysia. Dia mengatakan bahwa penerbitan telah mulai di cetak dengan mencantumkan “Untuk Kristiani” di halaman depan surat kabar tersebut.

Surat kabar Herald diterbitkan setiap minggu dalam bahasa Inggris, Mandarin, Tamil dan Melayu dengan jumlah pembaca sekitar 50.000 orang. Larangan penggunaan kata “Allah” khususnya ditujukan pada edisi bahasa Melayu, yang sebagian besar dibaca oleh suku-suku asli beragama Kristiani di wilayah bagian timur Sabah dan Sarawak. Dalam tiga edisi bahasa lainnya biasanya tidak menggunakan kata “Allah”.

Perselisihan yang terjadi telah menandai meningkatnya ketegangan di Malysia, dimana 60 persen dari total 27 juta penduduknya adalah Melayu Muslim. Sepertiga dari penduduknya adalah suku Cina dan India, dan banyak dari mereka adalah Kristiani.

Minoritas di Malaysia seringkali mengeluhkan mengenai hak konstitusi mereka untuk dapat melakukan ibadah keagamaan mereka secara leluasa kerap mengalami ancaman dari pemerintah yang didominasi oleh Muslim. Perusakan candi Hindu dan perselisihan mengenai konversi agama sebagai contohnya. Pemerintah sendiri menyangkal segala bentuk diskriminasi apa pun yang dilakukan.

Andrew, editor surat kabar The Herald, mengatakan bahwa meskipun pemerintah mengeluarkan perintah yang “membuat segala sesuatunya lebih mudah” bagi The Herald, surat kabar tersebut tetap tidak akan membatalkan tuntutan hukum guna melawan larangan tersebut. Pengadilan akan mendengarkan pendapat mengenai kasus ini pada hari Jumat.

The Herald membantah bahwa bahasa Arab adalah adalah bahasa yang biasa digunakan untuk menerangkan tentang Tuhan yang mana telah ada sebelum agama Islam dan telah dipakai selama berabad-abad sebagai terjemahan dalam bahasa Melayu.

Andrew mengatakan bahwa perintah baru tersebut masih merupakan suatu bentuk pelanggaran terhadap kebebasan agama yang dijamin oleh undang-undang karena dengan demikian umat Kristiani tidak akan dapat menggunakan literatur manapun tanpa menyertakan peringatan di halaman depan sampul, termasuk barang-barang impor yang jumlahnya banyak.

Dia mengatakan kebanyakan Alkitab bahasa Melayu di Malaysia di impor dari Indonesia, yang mana menggunakan variasi bahasa yang sama..

“Jika perintah tersebut tetap diterapkan, maka akan sulit untuk memperoleh materi-materi…dari Indonesia, dan dengan demikian akan sulit untuk dapat melakukan ibadah keagamaan. Hal tersebut akan terus menyerang…konstitusi,” ujarnya kepada The Associated Press.

Andrew mengatakan perintah tersebut juga melarang penggunaan tiga kata lain dalam bahasa Arab, “solat,” atau doa, “Kaaba,” sebuah tempat suci di Arab Saudi, dan “baitullah,” atau rumah Tuhan, tanpa peringatan.

Pejabat kementerian untuk sementara waktu tidak dapat dihubungi. Menteri Dalam Negeri Syed Hamid mengatakan bahwa dirinya akan tidak dapat dihubungi untuk sementara waktu sampai Senin saat memberikan komentar.

>

Julia Zappei
The Associated Press

Sumber: http://id.christianpost. com/dbase.php?cat=missions&id=350

2 Tanggapan

  1. Assalamu alikum mas, aku mau bertukar link ama mas, demi menjalin silaturahmi sesama blogger… boleh kan kita bertukar link….
    by http://bendeddy.wordpress.com

  2. Aneh!!!!

    Di Indonesia malah ada kelompok Kristen yg protes pada Lembaga Alkitab Indonesia karena memakai kata ‘Allah’. Emang menurutku kata ‘Tuhan’ dalam Al Kitab diganti aja dengan kata ‘Jesus’, toh menurut Kristen tuhan pencipta alam pun sejatinya juga Jesus.

Tinggalkan komentar