Pendekatan hati dalam menyelesaikan masalah Papua, sebagaimana ditegaskan Presiden RI pada pidatonya beberapa waktu lalu belum sepenuhnya terlaksana. Pendekatan keamanan masih lebih dominan terasa.
Demikian salah satu benang merah sambutan Pendeta Gomar Gultom, mewakili Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) pada Sidang Tahunan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Jalan Cut Meutia Jakarta (7/11).
Karena itu, lanjutnya, PGI, KWI bersama Pemerintah perlu melakukan dialog bersama dalam mencari solusi masalah masyarakat Papua, yang mendesak harus diselesaikan.
Selain masalah Papua, masih ada masalah penting lain untuk didialogkan bersama, yaitu masalah Rancangan Undang-Undang Kerukunan Umat Beragama yang diwacakana Pemerintah untuk dibahas di parlemen.
Menurutnya, kerukunan umat beragama tidak perlu diatur dalam bentuk undang-undang, karena masalah kerukunan merupakan pengalaman eksistensial manusia untuk hidup rukun. Yang dibutuhkan sekarang adalah adanya jaminan perlindungan kebebasan beragama.
Lebih lanjut, Gomar Gultom berharap ada dialog dan kerjasama antara KWI, PGI dan Pemerintah dalam mencari solusi persoalan Papua dan Kerukunan Umat Beragama.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua KWI, Mgr. Martinus D Situmorang OFMCap. Ia berharap agar PGI dan KWI kerja bersama secara lebih mendalam, intensif dan operasional untuk menanggapi permasalahan aktual bangsa dan mencari solusi sehingga membawa buah dan rahmat berlimpah bagi kesejahteraan bangsa.
Filed under: agama, berita, BIMAS KATOLIK, demokrasi, gereja katolik indonesia, hirarki Katolik, konflik, kwi, negara | Tagged: berita, kwi, masalah papua, pgi, sidang tahunan KWI | Leave a comment »