BANGSO BATAK TOBA, KETURUNAN ISRAEL YANG HILANG

Dari milis sebelah…

NB: perlu diselidiki lagi kebenarannya 😉

BANGSO BATAK TOBA, KETURUNAN ISRAEL YANG HILANG
(Batak – Israeli)

Bangsa Israel kuno terdiri dari 12 suku. Setelah raja Salomo wafat, negara
Israel pecah menjadi dua bagian. Bagian Selatan terdiri dari dua suku yaitu
Yehuda dan Benjamin yang kemudian dikenal dengan nama Yehuda, atau dikenal
dengan nama Yahudi. Kerajaan Selatan ini disebut Yehudah, ibukotanya
Yerusalem, dan daerahnya dinamai Yudea.

Bagian utara terdiri dari 10 suku, disebut sebagai Kerajaan Israel. Dalam
perjalanan sejarah, 10 suku tersebut kehilangan identitas kesukuan mereka.
Kerajaan utara Israel tidak lama bertahan sebagai sebuah negara dan hilang
dari sejarah. Konon ketika penaklukan bangsa Assyria, banyak orang Kerajaan
Utara Israel yang ditawan dan dibawa ke sebelah selatan laut Hitam sebagai
budak. Sebagian lagi lari meninggalkan asalnya untuk menghindari perbudakan.

Sementara itu Kerajaan Yehudah tetap exist hingga kedatangan bangsa
Romawi. Setelah pemusnahan Yerusalem pada tahun 70 oleh bala tentara
Romawi yang dipimpin oleh jenderal Titus, orang-orang Yehudah pun
banyak yang meninggalkan negerinya dan menetap di negara lain,
terserak diseluruh dunia.

Jauh sebelum itu, ketika masa pembuangan ke Babilon berakhir dan
orang-orang Yehudah atau disebut Yahudi diijinkan kembali ke
negerinya, dan sepuluh suku Israel dari Kerajaan utara memilih tidak
pulang tetapi meneruskan petualangan kearah Timur. Demikian juga
dengan mereka yang diperbudak di selatan laut Hitam, setelah masa
perbudakan selesai, tidak diketahui kemana mereka pergi melanjutkan
hidup.

Dengan demikian banyak diantara bangsa Israel kuno kemudian
kehilangan identitas mereka sebagai orang Israel. Ada sekelompok
penduduk di daerah Tiongkok barat, diterima sebagai puak Cina,
tetapi secara umum profil wajah mereka agak berbeda dengan penduduk
Cina pada umumnya. Perawakan mereka lebih besar, hidung agak
mancung, namun berkulit kuning dan bermata sipit. Mereka menyembah
Allah yang bernama Yahwe. Sangat mungkin mereka adalah keturunan
sepuluh suku Israel yang hilang yang telah kawin campur dengan
penduduk lokal sehingga kulit dan mata menjadi seperti penduduk asli.

Saya percaya banyak diantara para pembaca yang mengetahui bahwa di
negeri Israel ada sekelompok kecil orang Israel yang berkulit hitam.
Mereka adalah suku Falasha, yang sebelum berimigrasi ke Israel hidup
di Etiopia selama ratusan generasi. Fisik mereka persis seperti
Negro dengan segala spesifikasinya yaitu kulit hitam legam, bibir
tebal, rambut keriting, dll.

Mereka mengklaim diri mereka sebagai keturunan Israel atau disebut
Beta Israel, dan dengan bukti-bukti yang dimiliki, mereka mampu
memenuhi seluruh kriteria yang dituntut oleh Pemerintah Israel yang
merupakan syarat mutlak supaya diakui sebagai Israel perantauan.
Setelah memperoleh pengakuan sebagai keturunan Israel, sebagian dari
mereka kembali ke Tanah Perjanjian sekitar 15 tahun lalu dengan
transportasi yang disediakan oleh Pemerintah Israel. Itulah sebabnya
mengapa ada Israel hitam.

Mereka seperti orang Negro karena intermarriage dengan perempuan-
perempuan lokal sejak kakek moyang mereka pergi ke Ethiopia. Kita
tahu bahwa bahwa Ethiopia adalah salah satu negara yang penduduknya
mayoritas Kristen yang paling tua didunia. Ingat sida-sida yang
dibaptis oleh Filipus dalam Kisah 8:26-40. Bahkan sebelum era
Kekristenan pun sudah ada penganut Yudaisme disana.Walaupun banyak
yang kembali, sebahagian lagi tetap memilih menetap di negeri itu,
dan merekalah yang menjaga dan memelihara Tabut Perjanjian yang
konon ada disana.

Apakah ada diantara para pembaca yang pernah mendengar selentingan
bahwa etnik Bangso Batak Toba, adalah juga keturunan bangsa Israel
kuno yang hilang? Mungkin saja tidak, karena orang-orang Batak Toba
sendiri banyak yang tidak mengetahuinya, kecuali segelintir yang
memberikan perhatian terhadap hal ini.

Menurut kamus umum bahasa Indonesia Batak mempunyai arti (sastra),
adalah petualang, pengembara, sedang membatak berarti berpetualang,
pergi mengembara. Walaupun demikian orang Batak dikenali dengan
sikap dan tindakannya yang khas, yaitu terbuka, keras dan apa-adanya.

Hosea 19:17: Allahku akan membuang mereka (ISRAEL YANG MURTAD),
sebab mereka tidak mendengar Dia, maka mereka akan MENGEMBARA
diantara bangsa-bangsa.

Mengapa di Sumatera, karena Sumatera adalah salah satu pulau di
Hindia yang berdekatan dengan India. Bandingkan Yesaya 11:11: Pada
waktu Tuhan akan mengangkut pula tangaNya untuk menebus sisa-sisa
umatNya (Bangsa ISRAEL YANG MURTAD) yang tertinggal di Asyur, dan di
Mesir, di Patros, di Ethiopia, dan di Elam, di Sinear, di Hamat dan
di Pulau-pulau di Laut.

Seperti yang diungkapkan oleh seorang anthropolog dan juga pendeta
dari Belanda, profesor Van Berben, dan diperkuat oleh prof Ihromi,
guru besar di UI (Universitas In 782 donesia), bahwa tradisi etnik
Tapanuli (Batak Toba) sangat mirip dengan tradisi bangsa Israel kuno.

Pendapat itu didasarkan atas alasan yang kuat setelah membandingkan
tradisi orang Tapanuli dengan catatan-catatan tradisi Israel dalam
Alkitab yang terdapat pada sebahagian besar kitab Perjanjian Lama,
dan juga dengan catatan-catatan sejarah budaya lainnya diluar
Alkitab.

Beberapa peneliti dari etnis Tapanuli juga yakin bahwa Batak adalah
keturunan Israel yang sudah lama terpisah dari induk bangsanya, tapi
karena intermarriage dengan penduduk lokal ditempat mana mereka
bermukim membuat orang Batak secara fisik menjadi seperti orang
Melayu.

Seorang Batak Toba, yang sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Israel
dan menjadi warga negara, berusaha mengumpulkan data-data untuk
pembuktian. Setelah merasa sudah cukup, dia mengajukannya ke
pemerintah Israel yang waktu itu masih dipimpin oleh PM Yitzak Rabin.

Tetapi tenyata data tersebut belum bisa memenuhi seluruh kriteria.
Pemerintah Israel kemudian meminta agar kekurangannya dicari hingga
dapat mencapai 100 persen supaya pengakuan atas etnis Batak sebagai
orang Israel diperantauan dapat diberi. Konon kekurangan itu
terutama terletak pada silsilah yang banyak missing links-nya, dan
menelusuri silsilah itu agar sempurna sama sulitnya dengan menyelam
ke perut bumi.

Peneliti berharap suatu waktu pada masa depan, Pemerintah Israel
bisa saja mengubah kriterianya dengan menjadi lebih lunak dan etnik
Batak diterima sebagai bahagian yang terpisah dari mereka.

Setelah mendengar selentingan itu, saya benar-benar menaruh minat
untuk menyelidiki sejauh mana budaya Bangso Batak Toba dapat memberi
bukti similaritasnya dengan tradisi Israel kuno. Alkitab adalah buku
yang prominent dan sangat layak serta absah sebagai kitab pedoman
untuk mencari data budaya Israel kuno yang menyatu dengan unsur
sejarah dan spiritual.

117 Tanggapan

  1. “Alkitab adalah buku
    yang prominent dan sangat layak serta absah sebagai kitab pedoman
    untuk mencari data budaya Israel kuno yang menyatu dengan unsur
    sejarah dan spiritual”

    Alkitab, hav u found the original one?

  2. tulisan ini saya yang revisi dari berbagai sumber, ternyata masuk juga ke website ini.

    Saya tahu siapa yamh ngirim ini, dia adalah Octafred Yosi Rorimpandey dengan memakai milisnya Besorah online dari kelompok gerejanya Yusuf Roni.

    Tulisan ini tidak lengkap, saya akan lengkapi sekarang tetapi Yosi Rorimpandey ini memang tidak pernah menghargai tulisan orang lain.

    Dan menganggap dirinya lebih baik dan pintar…

  3. BANGSO BATAK TOBA, KETURUNAN ISRAEL YANG HILANG

    Edisi – Revisi

    Batak – Israeli)

    Bangsa Israel kuno terdiri dari 12 suku. Setelah raja Salomo wafat,
    negara Israel pecah menjadi dua bagian. Bagian Selatan terdiri dari
    dua suku yaitu Yehuda dan Benjamin yang kemudian dikenal dengan nama
    Yehuda, atau dikenal dengan nama Yahudi. Kerajaan Selatan ini
    disebut Yehudah, ibukotanya Yerusalem, dan daerahnya dinamai Yudea.

    Bagian utara terdiri dari 10 suku, disebut sebagai Kerajaan Israel.
    Dalam perjalanan sejarah, 10 suku tersebut kehilangan identitas
    kesukuan mereka. Kerajaan utara Israel tidak lama bertahan sebagai
    sebuah negara dan hilang dari sejarah. Konon ketika penaklukan
    bangsa Assyria, banyak orang Kerajaan Utara Israel yang ditawan dan
    dibawa ke sebelah selatan laut Hitam sebagai budak. Sebagian lagi
    lari meninggalkan asalnya untuk menghindari perbudakan.

    Sementara itu Kerajaan Yehudah tetap exist hingga kedatangan bangsa
    Romawi. Setelah pemusnahan Yerusalem pada tahun 70 oleh bala tentara
    Romawi yang dipimpin oleh jenderal Titus, orang-orang Yehudah pun
    banyak yang meninggalkan negerinya dan menetap di negara lain,
    terserak diseluruh dunia.

    Jauh sebelum itu, ketika masa pembuangan ke Babilon berakhir dan
    orang-orang Yehudah atau disebut Yahudi diijinkan kembali ke
    negerinya, dan sepuluh suku Israel dari Kerajaan utara memilih tidak
    pulang tetapi meneruskan petualangan kearah Timur. Demikian juga
    dengan mereka yang diperbudak di selatan laut Hitam, setelah masa
    perbudakan selesai, tidak diketahui kemana mereka pergi melanjutkan
    hidup.

    Dengan demikian banyak diantara bangsa Israel kuno kemudian
    kehilangan identitas mereka sebagai orang Israel. Ada sekelompok
    penduduk di daerah Tiongkok barat, diterima sebagai puak Cina,
    tetapi secara umum profil wajah mereka agak berbeda dengan penduduk
    Cina pada umumnya. Perawakan mereka lebih besar, hidung agak
    mancung, namun berkulit kuning dan bermata sipit. Mereka menyembah
    Allah yang bernama Yahwe. Sangat mungkin mereka adalah keturunan
    sepuluh suku Israel yang hilang yang telah kawin campur dengan
    penduduk lokal sehingga kulit dan mata menjadi seperti penduduk asli.

    Saya percaya banyak diantara para pembaca yang mengetahui bahwa di
    negeri Israel ada sekelompok kecil orang Israel yang berkulit hitam.
    Mereka adalah suku Falasha, yang sebelum berimigrasi ke Israel hidup
    di Etiopia selama ratusan generasi. Fisik mereka persis seperti
    Negro dengan segala spesifikasinya yaitu kulit hitam legam, bibir
    tebal, rambut keriting, dll.

    Mereka mengklaim diri mereka sebagai keturunan Israel atau disebut
    Beta Israel, dan dengan bukti-bukti yang dimiliki, mereka mampu
    memenuhi seluruh kriteria yang dituntut oleh Pemerintah Israel yang
    merupakan syarat mutlak supaya diakui sebagai Israel perantauan.
    Setelah memperoleh pengakuan sebagai keturunan Israel, sebagian dari
    mereka kembali ke Tanah Perjanjian sekitar 15 tahun lalu dengan
    transportasi yang disediakan oleh Pemerintah Israel. Itulah sebabnya
    mengapa ada Israel hitam.

    Mereka seperti orang Negro karena intermarriage dengan perempuan-
    perempuan lokal sejak kakek moyang mereka pergi ke Ethiopia. Kita
    tahu bahwa bahwa Ethiopia adalah salah satu negara yang penduduknya
    mayoritas Kristen yang paling tua didunia. Ingat sida-sida yang
    dibaptis oleh Filipus dalam Kisah 8:26-40. Bahkan sebelum era
    Kekristenan pun sudah ada penganut Yudaisme disana.Walaupun banyak
    yang kembali, sebahagian lagi tetap memilih menetap di negeri itu,
    dan merekalah yang menjaga dan memelihara Tabut Perjanjian yang
    konon ada disana.

    Apakah ada diantara para pembaca yang pernah mendengar selentingan
    bahwa etnik Bangso Batak Toba, adalah juga keturunan bangsa Israel
    kuno yang hilang? Mungkin saja tidak, karena orang-orang Batak Toba
    sendiri banyak yang tidak mengetahuinya, kecuali segelintir yang
    memberikan perhatian terhadap hal ini.

    Menurut kamus umum bahasa Indonesia Batak mempunyai arti (sastra),
    adalah petualang, pengembara, sedang membatak berarti berpetualang,
    pergi mengembara. Walaupun demikian orang Batak dikenali dengan
    sikap dan tindakannya yang khas, yaitu terbuka, keras dan apa-adanya.

    Hosea 19:17: Allahku akan membuang mereka (ISRAEL YANG MURTAD),
    sebab mereka tidak mendengar Dia, maka mereka akan MENGEMBARA
    diantara bangsa-bangsa.

    Mengapa di Sumatera, karena Sumatera adalah salah satu pulau di
    Hindia yang berdekatan dengan India. Sumatera juga merupakan salah
    satu pulau di Lautan Samudera Hindia.

    Bandingkan Yesaya 11:11: Pada waktu Tuhan akan mengangkut pula
    tangaNya untuk menebus sisa-sisa umatNya (Bangsa ISRAEL YANG MURTAD)
    yang tertinggal di Asyur, dan di Mesir, di Patros, di Ethiopia, dan
    di Elam, di Sinear, di Hamat dan
    di Pulau-pulau di Laut.

    Seperti yang diungkapkan oleh seorang anthropolog dan juga pendeta
    dari Belanda, profesor Van Berben, dan diperkuat oleh prof Ihromi,
    guru besar di UI (Universitas In 782 donesia), bahwa tradisi etnik
    Tapanuli (Batak Toba) sangat mirip dengan tradisi bangsa Israel kuno.

    Pendapat itu didasarkan atas alasan yang kuat setelah membandingkan
    tradisi orang Tapanuli dengan catatan-catatan tradisi Israel dalam
    Alkitab yang terdapat pada sebahagian besar kitab Perjanjian Lama,
    dan juga dengan catatan-catatan sejarah budaya lainnya diluar
    Alkitab.

    Beberapa peneliti dari etnis Tapanuli juga yakin bahwa Batak adalah
    keturunan Israel yang sudah lama terpisah dari induk bangsanya, tapi
    karena intermarriage dengan penduduk lokal ditempat mana mereka
    bermukim membuat orang Batak secara fisik menjadi seperti orang
    Melayu.

    Seorang Batak Toba, yang sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Israel
    dan menjadi warga negara, berusaha mengumpulkan data-data untuk
    pembuktian. Setelah merasa sudah cukup, dia mengajukannya ke
    pemerintah Israel yang waktu itu masih dipimpin oleh PM Yitzak Rabin.

    Tetapi tenyata data tersebut belum bisa memenuhi seluruh kriteria.
    Pemerintah Israel kemudian meminta agar kekurangannya dicari hingga
    dapat mencapai 100 persen supaya pengakuan atas etnis Batak sebagai
    orang Israel diperantauan dapat diberi. Konon kekurangan itu
    terutama terletak pada silsilah yang banyak missing links-nya, dan
    menelusuri silsilah itu agar sempurna sama sulitnya dengan menyelam
    ke perut bumi.

    Peneliti berharap suatu waktu pada masa depan, Pemerintah Israel
    bisa saja mengubah kriterianya dengan menjadi lebih lunak dan etnik
    Batak diterima sebagai bahagian yang terpisah dari mereka.

    Setelah mendengar selentingan itu, saya benar-benar menaruh minat
    untuk menyelidiki sejauh mana budaya Bangso Batak Toba dapat memberi
    bukti similaritasnya dengan tradisi Israel kuno. Alkitab adalah buku
    yang prominent dan sangat layak serta absah sebagai kitab pedoman
    untuk mencari data budaya Israel kuno yang menyatu dengan unsur
    sejarah dan spiritual.

    Beberapa diantara kesamaan tradisi Batak Toba dengan tradisi Israel
    kuno adalah sebagai berikut:

    1). Pemeliharaan silsilah (Tarombo dan Marga)

    Semua orang Tapanuli, terutama laki-laki, dituntut harus mengetahui
    garis silsilahnya. Demikian pentingnya silsilah, sehingga siapa yang
    tidak mengetahui garis keturunan kakek moyangnya hingga pada dirinya
    dianggap na lilu – tidak tahu asal-usul – yang merupakan cacat
    kepribadian yang besar.

    Bangsa Israel kuno juga memandang silsilah sebagai sesuatu yang
    sangat penting. Alkitab, sejak Perjanjian Lama hingga Perjanjian
    Baru sangat banyak memuat silsilah, terutama silsilah dari mereka
    yang menjadi figur penting, termasuk silsilah Yesus Kristus yang
    ditelusuri dari pihak bapak(angkat) Nya Yusuf, yang keturunan Daud
    dan pihak ibuNya (Maria).

    Catatan:

    MARGA adalah kelompok kekerabatan menurut garis keturunan ayah
    (patrilineal) .Sistem kekerabatan patrilineal menentukan garis
    keturunan selalu dihubungkan dengan anak laki laki. Seorang ayah
    merasa hidupnya lengkap jika ia telah memiliki anak laki-laki yang
    meneruskan marganya. Sesama satu marga dilarang saling mengawini,
    dan sesama marga disebut dalam Dalihan Na Tolu disebut Dongan Tubu.
    Menurut buku “Leluhur Marga Marga Batak”, jumlah seluruh Marga Batak
    sebanyak 416, termasuk marga suku Nias.

    Catatan: Marga dalam kamus Inggris Hassan Shadily dan John Echols
    adalah CLAN, yakni Suku, Marga, dan KAUM. Dalam arti yang lain,
    Marga bias berarti Warga, dari bahasa India (Sansekerta,
    kemungkinannya) . Jadi, kalau ada orang Batak bermarga Tampubolon,
    berarti dia berasal dari KAUM TAMPUBOLON. Bandingkan dengan KAUM
    LEWI, KAUM YEHUDAH, KAUM SIMEON dan lain-lain.

    TAROMBO adalah silsilah, asal-usul menurut garis keturunan ayah.
    Dengan tarombo seorang Batak mengetahui posisinya dalam marga. Bila
    orang Batak berkenalan pertama kali, biasanya mereka saling tanya
    Marga dan Tarombo. Hal tersebut dilakukan untuk saling mengetahui
    apakah mereka saling “mardongan sabutuha” (semarga) dengan
    panggilan “ampara” atau “marhula-hula” dengan
    panggilan “lae/tulang” . Dengan tarombo, seseorang mengetahui apakah
    ia harus memanggil “Namboru” (adik perempuan
    ayah/bibi), “Amangboru/Makela” ,(suami dari adik ayah/Om), “Bapatua/
    Amanganggi/ Amanguda” (abang/adik ayah), “Ito/boto” (kakak/adik) ,
    PARIBAN atau BORU TULANG (putri dari saudara laki laki ibu) yang
    dapat kita jadikan istri, dst.

    2). Perkawinan yang ber-pariban

    Ada perkawinan antar sepupu yang diijinkan oleh masyarakat Batak,
    tapi tidak sembarang hubungan sepupu. Hubungan sepupu yang diijinkan
    untuk suami-istri hanya satu bentuk, disebut marpariban. Cukup
    report menerangkan hal ini dalam bahasa Indonesia karena bahasa ini
    tidak cukup kaya mengakomodasi sebutan hubungan perkerabatan dalam
    bahasa Batak. Yang menjadi pariban bagi laki-laki ialah boru ni
    tulang atau anak perempuan dari saudara laki-laki ibu. Sedangkan
    yang menjadi pariban bagi seorang gadis ialah anak ni namboru atau
    anak laki-laki dari saudara perempuan bapa.

    Hanya hubungan sepupu yang seperti itu yang boleh menjadi suami-
    isteri. Karena suku Batak penganut patriarch yang murni, ini adalah
    perkawinan ulang dari kedua belah pihak yang sebelumnya sudah
    terjalin dengan perkawinan.

    Mari kita bandingkan dengan Alkitab. Pada kitab Kejadian, Yakub
    menikah dengan paribannya, anak perempuan Laban yaitu Lea dan Rahel.
    Laban adalah tulang dari Yakub. (Saudara laki-laki dari Ribka, ibu
    dari Yakub). Didunia ini sepanjang yang diketahui hanya orang Israel
    kuno dan orang Batak yang sekarang memegang tradisi hubungan
    perkawinan seperti itu.

    3). Pola alam semesta

    Orang Batak membagi tiga besar pola alam semesta, yaitu banua
    ginjang (alam sorgawi), banua tonga (alam dimensi kita), dan banua
    toru (alam maut). Bangsa Israel kuno juga membagi alam dengan pola
    yang sama.

    4). Kredibilitas

    Sebelum terkontaminasi dengan racun-racun pikiran jaman modern,
    setiap orang Batak, terutama orang tua, cukup menitipkan sebuah
    tempat sirih (salapa atau gajut), ataupun sehelai ulos, sebatang
    tongkat, atau apa yang ada pada dirinya sebagai surat jaminan hutang
    pada pihak yang mempiutangkan, ataupun jaminan janji pada orang yang
    diberi janji. Walaupun nilai ekonomis barang jaminan bisa saja
    sangat rendah tetapi barang tsb adalah manifestasi dari martabat
    penitip, dan harus menebusnya suatu hari dengan merelealisasikan
    pembayaran hutang ataupun janjinya. Budaya Israel kuno juga
    demikian. Lihat saja Yehuda yang menitipkan tongkat kepada Tamar
    sebagai jaminan janji (Kej. 38).

    5). Hierarki dalam pertalian semarga

    Dalam budaya Batak, jika seorang perempuan menjadi janda, maka laki-
    laki yang paling pantas untuk menikahinya ialah dari garis keturunan
    terdekat dari mendiang suaminya. Ini dimaksudkan agar keturunan
    perempuan tsb dari suami yang pertama tetap linear dengan garis
    keturunan dari suami yang kedua. Misalnya, seorang janda dari
    Simanjuntak sepatutnya menikah lagi adik laki -laki mendiang
    (bandingkan dengan Rut 1:11).

    Jika tidak ada adik laki-laki kandung, sebaiknya menikah dengan
    saudara sepupu pertama dari mendiang yang dalam garis silsilah
    tergolong adik. Jika tidak ada sepupu pertama, dicari lagi sepupu
    kedua. Demikian seterusnya urut-urutannya. Hal semacam ini
    diringkaskan dalam ungkapan orang Batak : “Mardakka do salohot,
    marnata do na sumolhot. Marbona do sakkalan, marnampuna do ugasan”.

    Dalam tradisi Israel kuno, kita dapat membaca kisah janda Rut dan
    Boas. Boas masih satu marga dengan mendiang suami Rut, Kilyon. Boas
    ingin menikahi Rut, tapi ditinjau dari kedekatannya menurut garis
    silsilah, Boas bukan pihak yang paling berhak. Oleh sebab itu dia
    mengumpulkan semua kerabat yang paling dekat dari mendiang suami
    Rut, dan mengutarakan maksudnya. Dia akan mengurungkan niatnya jika
    ada salah satu diantara mereka yang mau menggunakan hak adat-nya,
    mulai dari pihak yang paling dekat hubungan keluarganya hingga yang
    paling jauh sebelum tiba pada urutan Boas sendiri. Ya, mardakka do
    salohot, marnata do na sumolhot. (Baca kitab Rut).

    6). Vulgarisme

    Setiap orang dapat marah. Tetapi caci maki dalam kemarahan berbeda-
    beda pada tiap-tiap etnik. Orang Amerika terkenal dengan serapah:
    son of a bitch, bastard, idiot, dll yang tidak patut disebut disini.
    Suku-suku di Indonesia ini umumnya mengeluarkan makian dengan
    serapah : anjing, babi, sapi, kurang ajar, dll.

    Pada suku Batak makian seperti itu juga ada, tetapi ada satu yang
    spesifik. Dalam sumpah serapahnya seorang Batak tak jarang memungut
    sehelai daun, atau ranting kecil, atau apa saja yang dapat diremuk
    dengan mudah. Maka sambil merobek daun atau mematahkan ranting yang
    dipungut/dicabik dari pohon dia mengeluarka 6ea n sumpah
    serapahnya:, , Sai diripashon Debata ma au songon on molo so hudege,
    hubasbas, huripashon ho annon !!!”. Terjemahannya kira-kira
    begini:,,Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku kalau kamu tidak
    kuinjak, kulibas, kuhabisi !!!”.

    Robeknya daun atau patahnya ranting dimaksudkan sebagai simbol
    kehancuran seterunya. Orang-orang Israel kuno juga sangat terbiasa
    dengan sumpah serapah yang melibatkan Tuhan didalamnya. Vulgarisme
    seperti ini terdapat banyak dalam kitab Perjanjian Lama, diantaranya
    serapah Daud pada Nabal. (1 Sam. 25, perhatikan ayat 22 yang persis
    sama dengan sumpah serapah orang Batak).

    7). Nuh dan bukit Ararat

    Ada beberapa etnik didunia ini yang mempunyai kisah banjir besar
    yang mirip dengan air bah dijaman Nuh. Tiap etnik berbeda alur
    ceritanya tetapi polanya serupa. Etnik Tapanuli juga punya kisah
    tentang air bah, tentu saja formatnya berbeda dengan kisah Alkitab.
    Apabila orang-orang yang sudah uzur ditanya tentang asal-usul suku
    Batak, mereka akan menceritakan mitos turun temurun yang mengisahkan
    kakek moyang orang Batak diyakini mapultak sian bulu di puncak bukit
    Pusuk Buhit.

    Pusuk Buhit adalah sebuah gunung tunggal yang tertinggi di Tapanuli
    Utara, dipinggiran danau Toba. Pusuk Buhit sendiri artinya adalah
    puncak gunung. Pusuk Buhit tidak ditumbuhi pohon, jelasnya tidak ada
    bambu disana. Yang ada hanya tumbuhan perdu, ilalang, dan rumput
    gunung. Bambu – dari mana kakek moyang keluar – menurut nalar
    mendarat di puncak gunung itu dan mereka keluar dari dalamnya
    setelah bambunya meledak hancur. Mengapa ada bambu pada puncak Pusuk
    Buhit yang tandus dan terjal? Tentu saja karena genangan air yang
    mengapungkannya, yang tak lain adalah banjir besar.

    Dapat dipahami mengapa jalan cerita menjadi seperti itu, karena
    setelah ribuan tahun terpisah dari induk bangsanya, narasi jadi
    berbeda. Bahtera Nuh berubah menjadi sebentuk perahu bambu berbentuk
    pipa yang kedua ujungnya ditutup, dan Bukit Ararat berubah menjadi
    Pusuk Buhit.

    8). Mangokal Holi atau Eksumasi (Pemindahan tulang belulang)

    Jika Pemerintah mengubah fungsi lahan pekuburan, wajar jika tulang-
    belulang para almarhum/ah dipindahkan oleh pihak keluarga yang
    terkait. Alasan ini sangat praktis.
    Bagi orang Tapanuli, penggalian tulang belulang (eksumasi) dari
    kerabat yang masih satu dalam garis silsilah dan dikuburkan didaerah
    lain adalah praktek yang sangat umum hingga sekarang. Sering
    alasannya hanya untuk kepuasan batin belaka walaupun biayanya sangat
    mahal karena termasuk dalam kategori perhelatan besar.

    Pada bangsa Israel kuno hal semacam adalah kebiasaan umum. Sejarah
    sekuler menuturkan bahwa tulang belulang Yusuf dibawa dari Mesir
    ketika bangsa ini keluar dari sana. Juga dalam kitab lain dalam
    Perjanjian Lama, sekelompok masyarakat berniat memindahkan tulang
    belulang dari satu pekuburan (walaupun kemudian dihalangi oleh
    seorang nabi).

    9). Peratap/Ratapan

    Adalah wajar bagi jika satu keluarga menangis disekeliling anggota
    keluarga / kerabat yang meninggal dan terbujur kaku. Mereka
    menangisi si mati, dan seseorang meratapinya. Meratap berbeda dengan
    menangis. Meratap dalam bahasa Tapanuli disebut mangandung.
    Mangandung ialah menangis sambil melantunkan bait-bait syair
    kematian dan syair kesedihan hati.

    Karena sepenuhnya terikat dengan komponen syair-sayir maka
    mangandung ad 676 alah satu bentuk seni yang menuntut keahlian.
    Untuk memperoleh kepiawaian harus belajar. Bahasa yang digunakan
    sangat klasik, bukan bahasa sehari-hari. Setiap orang-tua yang
    pintar mangandung akan mendapat pujian dan sering diharapkan
    kehadirannya pada setiap ada kematian.

    Di desa-desa, terutama di daerah leluhur – Tapanuli – tidak
    mengherankan kalau seseorang orang yang tidak ada hubungan keluarga
    dengan orang yang meninggal, bahkan tidak dikenal oleh masyarakat
    setempat, namun turut mangandung disisi mayat. Masyarakat mendukung
    hal seperti itu. Kata-kata yang dilantukan dalam irama tangisan
    sangat menyentuh kalbu. Tak jarang pihak keluarga dari si mati
    memberi pasinapuran (ang pao) kalau si peratap tersebut pintar,
    sekedar menunjukkan rasa terima kasih.

    Peratap-peratap dari luar ini sebenarnya tidak menangisi kepergian
    si mati yang tidak dikenalnya itu. Alasannya untuk turut meratap
    adalah semata-mata mengeluarkan kesedihan akibat kematian keluarga
    dekatnya sendiri pada waktu yang lalu, dan juga yang lebih spesifik
    yaitu mengekspresikan seni mangandung itu.

    Ini sangat jelas dari ungkapan pertama sebelum melanjutkan andung-
    andungnya :,,Da disungguli ho ma sidangolonhi tu sibokka nahinan”
    Sibokka nahinan adalah anggota keluarga sipangandung yang sudah
    meninggal sebelumnya. Selanjutnya dia akan lebih banyak berkisah
    tentang mendiang familinya itu.

    Bagaimana dengan bangsa Israel? Dari sejarah diketahui bahwa ketika
    Yusuf (perdana menteri Mesir) meninggal, sanak keluarganya membayar
    para peratap untuk mangandung. Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian
    Baru berkali-kali mencatat kata -kata ratapan, meratap, peratap.
    Kitab Ratapan yang ditulis oleh raja Salomo, dalam praktek Israel
    kuno adalah syair-syair yang dilantunkan sambil mangandung, kendati
    bukan pada acara kematian.

    10). Hierarki pada tubuh

    Dalam budaya Batak, kepala adalah anggota tubuh yang paling tinggi
    martabatnya. Menyentuh kepala seseorang dengan tidak disertai
    permintaan maaf yang sungguh-sungguh, bisa berakibat parah.
    Sebaliknya anggota tubuh yang paling rendah derajatnya ialah telapak
    kaki. Adalah penghinaan besar jika seseorang berkata kepada
    seseorang lain:,,Ditoru ni palak ni pathon do ho = Kau ada dibawah
    telapak kakiku ini”, sambil mengangkat kaki memperlihatkan telapak
    kakinya pada seteru. Penghinaan seperti ini hanya dilontarkan oleh
    seseorang yang amarahnya sudah memuncak dan sudah siap berkelahi.

    Pada zaman dulu, dalam setiap pertemuan, telapak kaki selalu
    diusahakan tidak nampak ketika duduk bersila. Pada bangsa-bangsa
    Semitik tertentu di Timur Tengah, tradisi semacam ini masih tetap
    dijaga hingga sekarang karena memperlihatkan telapak kaki pada orang
    lain adalah pelanggaran etika yang berat, karena telapak kaki tetap
    dianggap anggota tubuh yang paling hina derajatnya.

    11). Tangan kanan dan sisi kanan

    Dalam budaya Tapanuli, sisi kanan dan tangan kanan berbeda tingkat
    kehormatannya dengan sisi kiri dan tangan kiri. Jangan sekali-kali
    berinteraksi dengan orang lain melalui tangan kiri jika tidak karena
    terpaksa. Itupun harus disertai ucapan maaf. Dalam Alkitab banyak
    tercatat aktivitas sisi `kanan’ yang melambangkan penghormatan atau
    kehormatan.

    Yusuf sang perdana menteri Mesir memprotes ayahnya Yakub yang
    menyilangkan tangannya ketika memberkati Manasye dan Efraim (baca
    Kejadian 48). Rasul Paulus dalam salah satu suratnya menyiratkan
    hierarki anggota tubuh ini. Juga baca Pengkhotbah 10:2, Mzm 16:8,
    Mat 25:33, 26:64 Mrk 14:62, Kis 7:55-56, 1Pet 3:22, dll.

    12). Anak sulung

    Dalam hierarki keluarga, posisi tertinggi diantara seluruh keturunan
    bapak/ibu ialah anak sulung. Ia selalu dikedepankan dalam memecahkan
    berbagai masalah, juga sebagai panutan bagi semua adik-adiknya. Jika
    ayah (sudah) meninggal, maka anak sulung yang sudah dewasa akan
    mengganti posisi sang ayah dalam hal tanggung jawab terhadap seluruh
    anggota keluarga seperti yang diungkapkan dalam umpasa : Pitu batu
    martindi-tindi, alai sada do sitaon na dokdok. Sitaon na dokdok itu
    adalah si anak sulung. Tanggung jawab itulah yang membuat dia besar,
    memberi karisma dan wibawa. Karisma dan wibawa, itulah profil yang
    melekat pada anak sulung.

    Alkitab ditulis dengan bahasa manusia, bangsa Israel kuno. Deskripsi
    tentang anak sulung pada bangsa ini sama seperti yang ada pada suku
    Batak yang sekarang, sehingga the term of the firstborn (istilah
    anak sulung) banyak terdapat dalam kitab tersebut. (baca Kel 4:22,
    34:20, 13:12 dan 15, Im 27:26, Bil 3:13, 8:17, Mzm 89:28, Yer 31:9,
    Hos 9:20, Rom 8:23, Luk 2:27, 11:16, 1Kor 15:20 dan 23, Kol 1:15 dan
    18, Ibr 1:6, Yak 1:18, dll)

    13). Gender

    Hingga sekarang posisi perempuan dalam hubungan dengan pencatatan
    silsilah selamanya tidak disertakan karena perempuan dianggap milik
    orang lain, menjadi paniaran ni marga yang berbeda. Hal yang sama
    terjadi pada bangsa Israel kuno ; bangsa ini tidak memasukkan anak
    perempuan dalam silsilah keluarga. Ada banyak silsilah dalam
    Alkitab, tetapi nama perempuan tidak terdapat didalamnya kecuali
    jika muncul sebagai yang sangat penting seperti Rut dan Maria (ibu
    Yesus). Kalaupun nama Dina disebut juga dalam Alkitab, itu bukan
    karena posisinya yang penting tetapi hanya sebagai pelengkap nama-
    nama keturunan Yakub yang kemudian menurunkan seluruh bangsa Israel.
    Dalam Tradisi Israel, anak perempuan tidak dihitung sebagai bangsa,
    tetapi anak laki-laki, red.

    13). Kemenyan BATAK TOBA

    Ada cerita yang sangat dipercaya oleh masyarakat Tapanuli, Sumatera
    Utara. Salah satu persembahan yang dibawa tiga majuz atau
    cendekiawan dari timur untuk bayi Yesus yang baru dilahirkan di
    Betlehem itu berasal dari Tanah Tapanuli. Persembahan itu berupa
    kemenyan, mendampingi dua persembahan lainnya, emas dan mur. Lewat
    cerita turun-temurun, masyarakat Tapanuli percaya kemenyan itu
    dibawa dari Pelabuhan Barus, yang dulu pernah menjadi pelabuhan
    besar, menuju Timur Tengah, hingga ke Betlehem. Cerita itu semakin
    bergulir mengingat sebagian besar penduduk Tapanuli beragama Kristen
    dan Katolik yang erat dengan cerita kelahiran Yesus Kristus.

    Kebenarannya memang perlu diteliti, tetapi setidaknya dari cerita
    itu bisa terlihat bahwa sampai sekarang pun getah harum bernama
    kemenyan, yang dalam bahasa Batak disebut haminjon, itu begitu erat
    dengan kehidupan orang Tapanuli. Kepala Badan Perencanaan dan
    Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumatera Utara yang juga mantan Bupati
    Tapanuli Utara RE Nainggolan menjelaskan, kemenyan pernah sangat
    menyejahterakan masyarakat Tapanuli.

    Dan, getah harum itu ikut pula membesarkan namanya. “Nenek saya
    pedagang kemenyan,” tuturnya. Ia tahu persis, pada tahun 1936
    neneknya sudah mempunyai mobil untuk mengangkut kemenyan dari
    Tapanuli ke Pelabuhan Sibolga. Saat itu harga satu kilogram kemenyan
    sama dengan satu gram emas. Standar itu dipakai terus oleh petani
    dan pengepul di Tapanuli: Satu kilogram kemenyan sama dengan satu
    gram emas. Satu kilogram kemenyan juga setara satu kaleng (16
    kilogram) beras. Selain cerita tentang persembahan dari timur untuk
    Nabi Isa itu, tak banyak orang tahu sejarah kemenyan di Tapanuli.
    Kebanyakan warga menyebutkannya sebagai tanaman ajaib yang sudah ada
    ratusan tahun dan menghidupi masyarakat Tapanuli.

    14). Pemberian Nama Bayi yang Lahir Tujuh Hari

    Di dalam tradisi Parmalim – Agama Leluhur Batak Kuno, setiap anak
    bayi yang lahir selama tujuh hari harus di bawa ke Pancur untuk
    Permandian dan sekaligus pemberian nama. Permandian bayi yang sudah
    tujuh hari itu diserahkan ke Imam Parmalim. Setelah itu diberi nama
    dengan diadakannya Pesta Martutu Aek.

    Memang tidak ada sunat, tetapi beberapa suku Israel seperti Bene
    Menashe di India dan Suku Chiang Min pun melakukan hal yang sama.
    Karena apa? Karena mereka sudah melalui generasi ke generasi,
    asimilasi, masuknya unsur-unsur lokal dan sebagainya, seperti nama-
    nama dewa-dewi sesembahan lokal dimana mereka tinggal. Seperti
    itulah, tetapi identitas keaslian mereka sebagai keturunan Israel
    masih kelihatan. Seperti budaya, adat, Agama -Kepercayaan
    Monotheisme (meskipun masuknya paham lokal setempat), dan beberapa
    kebiasaan yang berbeda dengan suku – suku yang lainnya.

    15). Monoteisme Hamalimon – Parmalim – Ugamo Malim

    Hamalimon – Parmalim – Ugamo Malim, Agama Leluhur Bangso Batak Toba

    Parmalim, kaum minoritas yang tegar mempertahankan nilai leluhur
    batak. Kata Malim berasal dari bahasa Arab yang terdapat di kitab-
    kitab suci; yang berarti suci dan saleh dari asal kata Muallim.
    Dalam bahasa Arab Muallim merujuk kepada istilah orang suci yang
    menjadi pembimbing dan sokoguru. Parmalim diistilah Batak berkembang
    ke dalam pengertian; orang-orang saleh berpakaian sorban putih.

    Parmalim merupakan agama monotheis asli Bangso Batak Toba. Parmalim
    sudah ada sejak 497 Masehi atau 1450 tahun Batak.

    TUHAN menurut Hamalimon –Parmalim – Ugamo Malim

    Ugamo malim menyebut Tuhan adalah Mulajadi na Bolon (Awal Mula Yang
    Besar, red). Mulajadi na Bolon adalah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak
    bermula dan tidak berujung. Bahwa Mulajadi na Bolon atau Tuhan itu
    wujud atau ada. Tetapi tidak dapat dilihat. Dia tidak bermula dan
    tidak mempunyai ujung. Dia adalah mutlak absolut, Maha Esa, Maha
    Kuasa, Maha Agung dan tidak dapat dibandingkan. Dia dekat dan jauh
    dari alam ciptaannya. Dia adalah kuasa yang menghukum dan kuasa
    mengampuni. Kuasa kasih dan kuasa murka. Demikianlah sifat-sifat
    Mulajadi Na Bolon, Tuhan yang satu bersadarkan Ugamo Malim.

    Dalam Injil Perjanjian Lama, menceritakan Raja Salomo dikenal dengan
    Nabi Sulaiman, memerintahkan rakyatnya melakukan perdagangan dan
    membeli rempah-rempah hingga ke Ophir. Ophir patut diduga adalah
    Barus di Tapanuli. Perkiraan itu punya jejak spiritual berbentuk
    kepercayaan monotheisme. Misalnya Ugamo Parmalim yang menjadi agama
    asli etnis Batak, meyakini Tuhan Yang Maha Esa dengan sebutan Ompu
    Mulajadi Na Bolon (Parmalim atau Ugamo Malim, pen).

    Selain itu, sekelompok penyebar ajaran Kristen Nestorian dari Persia
    yakni Iran, yang menjejakkan kakinya di Barus. Kelompok itu
    diperkirakan datang sekira tahun 600an Masehi dan mendirikan gereja
    pertama di Desa Pancuran, Barus.

    Tambahan: Dalam kitab umat Yahudi, Melakim (Raja-raja), fasal 9,
    diterangkan bahwa Nabi Sulaiman a.s. raja Israil menerima 420
    talenta emas dari Hiram, raja Tirus yang menjadi bawahan beliau.
    Emas itu didapatkan dari negeri Ophir. Kitab Al-Qur’an, Surat Al-
    Anbiya’ 81, menerangkan bahwa kapal-kapal Nabi Sulaiman a.s.
    berlayar ke “tanah yang Kami berkati atasnya” (al-ardha l-lati barak-
    Na fiha). Di manakah gerangan letak negeri Ophir yang diberkati
    Allah itu? Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri Ophir
    itu terletak di Sumatera! Perlu dicatat, kota Tirus merupakan pusat
    pemasaran barang-barang dari Timur Jauh. Ptolemaios pun menulis
    Geographike Hyphegesis berdasarkan informasi dari seorang pedagang
    Tirus yang bernama Marinus. Dan banyak petualang Eropa pada abad ke-
    15 dan ke-16 mencari emas ke Sumatera dengan anggapan bahwa di
    sanalah letak negeri Ophir-nya Nabi Sulaiman a.s.

    Secara “teologis” bisa dikatakan bahwa ugamo malim juga menganut
    paham monoteistik, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena
    tujuan akhir semua doa mereka tetap diarahkan kepada debata Mulajadi
    Nabolon (Tuhan Pencipta langit dan bumi). Ini hal yang luar biasa
    uniknya. Tidak ada analisis yang dapat menerangkan itu jika tidak
    menghubungkannya dengan faham monoteisme Yudaisme bangsa Israel kuno
    yang terbawa melekat hingga sekarang, tidak lekang oleh kikisan
    kurun waktu ribuan tahun.

    Dalam melaksanakan ibadah, Parmalim melaksanakan upacara (ritual)
    Patik Ni Ugamo Malim untuk mengetahui kesalahan dan dosa, serta
    memohon ampun dari Tuhan Yang Maha Esa yang diikuti dengan bergiat
    melaksanakan kebaikan dan penghayatan semua aturan Ugamo Malim.

    Sejak lahir hingga ajal tiba, seorang “Parmalim” wajib mengikuti 7
    aturan Ugamo Malim dengan melakukan ritual (doa). Ke-7 aturan
    tersebut adalah :

    1. Martutuaek (kelahiran)
    2. Pasahat Tondi (kematian)
    3. Mararisantu (peribadatan setiap hari sabtu)
    4. Mardebata (peribadatan atas niat seseorang)
    5. Mangan Mapaet (peribadatan memohon penghapusan dosa)
    6. Sipaha Sade (peribadatan hari memperingati kelahiran Tuhan
    Simarimbulubosi)
    7. Sipaha Lima (peribadatan hari persembahan / kurban)

    Selain ke-7 aturan wajib di atas, seorang “Parmalim” harus
    menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan seperti menghormati dan
    mencintai sesama manusia, menyantuni fakir miskin, tidak boleh
    berbohong, memfitnah, berzinah, mencuri, dan lain sebagainya. Diluar
    hal tersebut, seorang “Parmalim” juga diharamkan memakan daging
    babi, daging anjing dan binatang liar lainnya, serta darah.

    Manusia yang mematuhi dan mengikuti ajaran Tuhan dan melakukannya
    dalam kehidupannya, memiliki pengharapan kelak ia akan mendapat
    kehidupan roh suci nan kekal.-Kata bijak Ugamo Malim

    Secara implisit, inilah yang menjadi ajaran suci keyakinan Ugamo
    Malim atau lebih dikenal dengan Parmalim di Tanah Batak sejak turun
    temurun, seperti yang dikatakan Raja Marnakkok Naipospos selaku Ulu
    Punguan (pemimpin spiritual) Parmalim terbesar di Desa Hutatinggi
    Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir.

    Menurut beberapa pandangan ilmuwan sosial, sebenarnya Ugamo Malim
    layak menjadi sebuah agama resmi. Alasannya ialah dalam ajaran
    aliran ini juga terdapat nilai-nilai religius yang bertujuan menata
    pola kehidupan manusia menuju keharmonisan, baik sesama maupun
    kepada Pencipta.

    Dan secara ilmu sosial tujuan ini mengandung nilai luhur. Bahkan,
    ajaran Parmalim menuntut manusia agar hidup dalam kesucian,”
    jelasnya kemudian menerangkan secara detail asal-muasal kata
    Parmalim yang berasal dari kata “malim”.

    Malim berarti suci dan hidup untuk mengayomi sesama dan meluhurkan
    Oppu Mulajadi Nabolon
    atau Debata (Tuhan pencipta langit dan bumi). “Maka, Parmalim dengan
    demikian merupakan orang-orang mengutamakan kesucian dalam
    hidupnya,” jelas Marnangkok. Yang kami puja tak lain adalah Oppu
    Mula Jadi Na Bolon bukan”begu” (roh jahat),” katanya.

    “Dan inilah yang menjadi bias negatif dari masyarakat terhadap
    Parmalim.” Marnangkok kemudian menjelaskan, Oppu Mula Jadi Nabolon
    adalah Tuhan pencipta alam semesta yang tak berwujud, sehingga Ia
    mengutus sewujud manusia sebagai perantaraannya (parhiteon), yakni
    Raja Sisingamangaraja yang juga dikenal dengan Raja Nasiak Bagi.
    Raja Nasiak Bagi merupakan julukan terhadap kesucian (hamalimon)
    serta jasa-jasanya yang hingga akhir hidupnya tetap setia mengayomi
    Bangsa Batak. Nasiak Bagi sendiri berarti ditakdirkan untuk hidup
    menderita. Ia bukan raja yang kaya raya tetapi hidup sama miskin
    seperti rakyatnya.

    Dengan demikian, Parmalim meyakini bahwa Raja Sisingamangaraja dan
    utusan-utusannya mampu mengantarkan mereka (Bangsa Batak) kepada
    Debata. Ugamo Malim diyakini sebagian orang sudah ada sebelum ajaran
    Kristen dan Islam masuk ke daerah itu. Hidup dalam kepasrahan.
    Barangkali itu jugalah intisari dari pernyataan kata bijak Parmalim
    yang mengatakan: “Baen aha diakkui sude bangso on hita, ia anggo so
    diakkui Debata pangalahon ta.” (Tidakklah begitu berarti pengakuan
    semua bangsa terhadap kita, dibandingkan pengakuan Tuhan terhadap
    perilaku kita).

    Catatan: Sisingamangaraja, adalah Singa yang merajai. Para Datu atau
    Tua-Tua Batak Toba, menjuluki Singa bagi Hukum dan Singa bagi para
    raja. Padahal Singa tidak ada di Tapanuli, yang ada hanyalah
    Harimau. Kalau dilihat dari makna simbolis alkitab, hanya Suku
    Yehuda yang dijuluki Singa Yehudah.

    Seperti apa yang kemudian dijelaskan Marnangkok, Pemimpin
    Parmalim, ” Untuk apa
    pengakuan dari setiap bangsa jika Tuhan sendiri tidak mengakui
    perbuatan kita di dunia ini?” Nampaknya, perjuangan Ugamo Parmalim
    sudah berujung pada kepasrahan. Dalam kepasrahan ini tentu saja
    masih ada harapan. Tapi, harapan itu bukanlah berasal dari dunia,
    melainkan dari Oppu Mula Jadi Nabolon. Dalam harapan itu, ada pula
    ketaatan untuk selalu mempertahankan hidup suci.

    Selanjutnya ia mengucapkan kalimat dalam bahasa Batak, “Berilah
    kepada kami
    penghiburan yang menangis ini, bawalah kami dari kegelapan dunia ini
    dan berilah kejernihan dalam pikiran kami.” Mereka yakin Debata
    hanya akan memberkati orang yang menangis. Nah, dalam kepasrahan
    yang berpengharapan inilah mereka hidup. Dalam keterasingan itu juga
    mereka menyerahkan hidupnya pada “kemaliman” (kesucian). “Parmalim
    adalah mereka yang menangis dan meratap,” katanya.

    Dalam ritual Ugamo Parmalim sendiri, terdapat beberapa aturan dan
    larangan. Selain mengikuti 5 butir Patik ni Ugamo Malim (5 Titah
    Ugamo Malim), juga terdapat berbagai kewajiban lainnya seperti
    Marari Sabtu atau ibadah rutin yang diadakan setiap Sabtu. Dalam
    menjelang hari Sabtu, pengikut Parmalim dilarang bekerja atau
    melakukan kegiatan apapun. Atau melakukan ucapan syukur dilakukan
    umat Parmalim setiap hari Sabtu.

    Marnakkok Naipospos, pemimpin Parmalim mengatakan: “Samisara itu
    hari ketujuh bagi orang Batak. Diidentikkan dengan hari Sabtu,
    supaya berlaku untuk selamanya.
    Karena kalau kita bertahan pada kalender Batak, yang muda ini bisa
    bingung. Makanya kakek kita menentukan samisara ini hari Sabtu.”
    Kewajiban lain di antaranya adalah Martutu Aek, yakni pemandian bayi
    yang diadakan sebulan setelah kelahiran, Pasahat Tondi yaitu ritual
    sebulan setelah kematian, Pardebataan, Mangan na Paet dan Pangkaroan
    Hatutubu ni Tuhan.

    Ada pun larangan yang hingga kini masih tetap dipertahankan di
    antaranya adalah larangan untuk memakan daging babi dan darah hewan
    seperti yang lazim bagi umat Kristen. Memakan daging babi atau darah
    dianggap tidak malim (suci) di hadapan Debata. Padahal dalam ajaran
    Parmalim sendiri dikatakan, jika ingin menghaturkan pujian kepada
    Debata, manusia terlebih dahulu harus suci. Ketika menghaturkan
    pelean (persembahan) kesucian juga dituntut agar Debata dan manusia
    dapat bersatu. Selanjutnya, Raja Sisingamangaraja memiliki keturunan
    hingga 12 keturunan. Itu pun secara roh.

    Inilah yang kemudian menjadi acuan pada acara atau ritual-ritual
    besar Ugamo Parmalim yang diadakan rutin setiap Sabtu dan setiap
    tahunnya. Ritual-ritual besar Parmalim itu seperti Parningotan
    Hatutubu ni Tuhan (Sipaha Sada) dan Pameleon Bolon (Sipaha Lima),
    yang diadakan pertama pada bulan Maret dan yang kedua bulan Juli.
    Yang kedua diadakan secara besar-besaran pada acara ini para
    Parmalim menyembelih kurban kerbau atau lembu. “Ini merupakan tanda
    syukur kami kepada Debata yang telah memberikan kehidupan,” kata
    Marnangkok.

    Catatan: Dalam Kitab Paramalim, yakni Tumbang Holing, terdapat kisah
    manusia pertama, Adam dan Hawa termasuk taman eden dimana hawa
    digoda si ular. Hal itu dalam istilah bahasa Batak Toba. Parmalim
    itu bisa jadi merupakan ajaran usianya sudah ribuan tahun, jauh
    sebelum Islam dan Kristen masuk dan mempengaruhi keyakinan etnis
    Batak. Demikian pula dengan simbol dan pakaian kebesaran kerajaan
    Batak Toba dan Parmalim, agama leluhur Bangso Batak Toba, cenderung
    mendekati simbol-simbol agama Samawi, misalnya, tongkat, pedang,
    sorban berwarna putih serta stempel kerajaan. Jika dihubungkan
    cerita tentang penemuan mummy Mesir yang dibalsem dengan rempah-
    rempah pengawet di antaranya kanfer (kapur barus) serta kisah
    tentang Raja (Nabi) Sulaiman/ Salomo membutuhkan rempah-rempah dari
    Ophir (Barus) di Tapanuli, diperkirakan jejak agama monotheisme
    Israel terserap dan kemudian mengakar dalam keyakinan Parmalim –
    Hamlimon – Ugamo Malim, agama Bangso Batak Toba.

    Saya cukupkan saja dulu hingga disitu, karena terlalu letih untuk
    membeberkan semua, termasuk indikasi-indikasi lemah yang banyak
    jumlahnya. Jika data yang diatas itu saja dibawa kepada ahli
    statistik, yang tentu akan mempertimbangkan semua aspek-aspek lain
    yang terkait kedalamnya, simililaritasnya dengan tradisi bangsa
    Israel kuno dengan bukti autentik tertulis dalam Alkitab, informasi
    sejarah sekuler, tradisi Semitik yang ada hingga sekarang, serta
    kesamaan tradisi itu pada suku Batak setelah kurun waktu kurang
    lebih 3000 tahun, angka perbandingan untuk mengatakan bahwa suku
    Batak Toba bukan keturunan Israel mungkin 1 : 1,000,000 bahkan bisa
    jadi lebih.

    Tulisan ini tidak bermaksud menampilkan superioritas ras, suku atau
    bangsa atau budaya tertentu. Jika tulisan ini menimbulkan kesan
    seolah-olah menonjolkan superioritas suatu budaya tertentu, hal itu
    semata-mata terjadi karena topik yang berfokus pada peran suatu
    etnis atau Bangso Batak Toba. Keberadaan unsur asing dalam
    kebudayaan suatu bangsa adalah sebuah kewajaran. Penyerapan unsur
    asing ke dalam suatu budaya lokal tidak berarti menunjukkan
    inferioritas kebudayaan yang menyerapnya.

    Sejarah justru mencatat, kebesaran suatu kebudayaan berkorelasi
    positif dengan banyaknya unsur asing yang diserap dan dikembangkan
    oleh komunitas budaya bersangkutan. Sejarah juga mencatat interaksi
    suatu komunitas budaya dengan komunitas budaya lain, berjalan timbal
    balik, tidak pernah searah saja. Tulisan ini mestilah dipahami
    sebagai upaya menampilkan kemungkinan terjadinya pertukaran nilai
    budaya dalam rentang waktu beberapa abad antara Timur dengan Barat.

    Pada jaman Raja-raja Israel dan Yehudah, telah dilakukan kontak
    dengan Barus, Tapanuli dengan Israel, Mesir, Persia, Cina, India,
    Arab, Yunani dan Pakistan yang terjadi satu milenium sebelumnya,
    hubungan dagang tersebut sudah berlangsung beberapa abad sebelum
    masehi).

    Dari berbagai sumber.

  4. Mungkin ada benarnya juga, tetapi mungkin ada salahnya juga

  5. Saya seorang Batak Asli, saya lahir dan dibesarkan di tanah Batak.Tapi baru kali ini saya mendengar ada anggapan bahwa Bangso Batak merupakan keturunan Israel. Sifat khas keras dan terbuka yang dimiliki oleh orang batak itu memang benar adanya, tapi bukan berarti mereka termasuk kepada keturunan Israel. Apalagi jika disangkutpautkan dengan ayat – ayat yang tersurat di Injil.Budaya batak yang sedemikian rupa bukanlah selentingan budaya Israel, tetapi budaya itu merupakan budaya yang berasal dari budaya nenek moyang bangsa Batak yang dijunjung tinggi dan senantiasa dijaga keberdayaannya. Budaya Batak merupakan budaya Patriotisme yang menjunjung tinggi derajat Pria.Pria merupakan kepala keluarga dan kebanggaan. sehingga jika suatu keluarga tidak dikaruniai oleh anak laki – laki maka itu merupakan hal yang sangat ironis.

  6. Hmm… ada ya cerita seperti itu…

  7. *lihat komen di atas*
    hmm…lah jadi yang selama ini…

  8. Trimakasih Agus Syafie atas ReVISINYA, saya kutip dari milis pluralitas, karena di sanalah Yosi Rorimpandey menyebarkan tulisan itu.

  9. saya kira hanya persamaan beberapa “tradisi” atau budaya saja. Kesimpulan ituterlalu cepat, perlu didukung peneltian yang lebih cermat tapi sebagai informasi lumayan lengkap…

  10. Tulisan itu dapat diperbandingkan langsung dengan ensiklopedia batak yang ada di taman mini indonesia indah tepatnya di stan rumah adat batak – sumatera utara.

    saya melihat disana ada silsilah yang dikarang orang barat yang bisa menarik garis keturunan batak sampai kepada nabi Abraham. lebih jauh saya tidak tahu kebenaran silsilah itu, namun bisa menjadi reverensi bagi para peneliti.

    kenapa orang Barat bisa dan lebih peduli, daripada kita sendiri yang memiliki budaya dan bangsa batak ini.

  11. mau yakin? Tanya sama orang Israel sendri. Apa iya? Banyak mengaku Laila kekasihnya, akan tetapi apakah Laila mengakuinya?

  12. Saya sudah berkali-kali mendengar kisah ini, namun ada baiknya lae untuk memberikan referensi untuk memperkuat (maaf) tulisan sederhana ini. Saya rasa dengan demikian hal tersebut akan menjadi pemikiran kita bersama baik suku Batak maupun suku lain di Indonesia karena wacana atau penemuan ini akan bersifat serius.

    Oh ya, saya sempat mengunjungi beberapa situs luar negeri, dan ternyata ada beberapa negara yg juga mengklaim bahwa mereka keturunan Israel dan memberikan dengan foto bukti tertentu.

  13. komen dari ahli sejarah batak sendiri gimana?

  14. Beneran? tenan po ora kuwi? hehehe…
    mau batak, jawa, israel, cina, kita ttp satu nenek moyang, nabi Adam AS.

    namanya jg pluralitas. keturunan cina jg ada yg tinggal dan punya keturuna dijawa. Suku aceh jg ada yg tinggal dan punya keturunan di swedia.

    Apapun itu, fakta/opini asal jgn lantas menjadikan hal itu pemicu konflik /perpecahan berbau SARA di Indonesia. jgn lantas keturunan Israel trus jd semena2 sama suku bangsa yg lain

  15. yah…yah…
    bisa jadi benar… he..he… kalo emang benar… termasuk suku manakah bangsa batak itu? mmmmm …. jadi penasaran …

  16. halo encyblogedia, seperti yang saya bilang tulisan ini bukan untuk menunjukkan rasa superioritas suatu etnis atau bangsa, tetapi hanya kajian historis, kok.

    encyblogedia berkata: “jgn lantas keturunan Israel trus jd semena2 sama suku bangsa yg lain”

    saya rasa tidak orang atau suku lain di indonesia ini yang semana-mena.
    bahkan suku-suku israel di negara-negara tetangga kita seperti di afghanistan, pakistan dan kashmir yakni suku pasthun tidak ada yang semena-mena, malah perang saudara lagi sesama suku, apalagi bene menashe di india yang miskin, dan chiang min yang miskin juga.

    saya rasa orang Batak sangat menghormati suku-suku lainnya. dimana langit dijunjung disanalah aturan diberlakukan, dan sebaliknya juga suku-suku lain menghormati bangso Batak.

    Orang Batak sangat kuat memegang teguh tradisi sebaliknya tradisi suku-suku lainnya juga dihormati…

    saya paling tidak setuju kalau satu sama lain saling semena-mena terhadap satu sama lain, ok BRO… YA WESS TOH

  17. itu lah ke anekaragaman …

  18. “Sejarah Asal Usul Batak Toba

    Sampai sekarang belum dapat dipastikan kapan mulai orang Batak Toba pertama bermukim di daerah Toba disuatu tempat yang disebut Sianjur mula-mula. Diduga orang Batak adalah termasuk ras Melayu tua yang berasal dari Hindia Belakang (didaerah Vietnam, Myanmar, Burma, Laos sekarang.). Dimana persisnya di Hindia Belakang masih teka teki. Ada usaha menelusuri asalnya ke suku Karen di Myanmar, tetapi belum mencapai hasil memuaskan karena ternyata terlalu banyak ditemukan perbedaan budayanya. Suku Karen lebih banyak kesamaan dengan suku Dayak di Kalimantan. Juga upaya menghubungkannya dengan suku Batak Palawan di Filipina akan menemukan kejanggalan. Batak Palawan adalah ras negrito yang berambut keriting dan nomadik (suka berpindah-pindah) sedang orang Toba berambut lurus dan tidak suka berpindah karena hidup dari pertanian.

    Catatan dari dinasti Ming kira-kira tahun 1400 menyebut kota di pantai barat Sumatera ‘Pan shu rh’ dimaksud Pansur alias Barus . Dikatakan Barus sudah dikunjungi banyak pedagang Cina, Arab dan India sejak abad 10. Beberapa penulis mencoba menyingkap dengan menelusuri melalui silsilah marga yang dipelihara oleh orang Toba. Dihitung kurang lebih orang Batak Toba sudah mencapai 20 generasi (sundut) dan setiap generasi rata-rata berusia 25 tahun maka 20 dikalikan 25 tahun adalah 500 tahun. Jadi orang-orang Batak pertama hidup pertama kira-kira 500 tahun dari sekarang yaitu sekitar abad 16 atau taruhlah abad 15. Kalau demikian halnya bagaimana menjelaskan para pedagang India, Cina, Arab pada abad sebelumnya sudah mencari kemenyan dan kamper (kapur barus) yang berasal dari pedalaman, dikumpulkan orang-orang Batak? Ini menjadi misteri yang harus dipecahkan oleh para ahli.”

  19. Shalom aleykhem

    Hallo semua,

    Saya ingin menambahkan tentang apakah batak adalah salah satu suku Israel yang hilang.
    Menurut saya ada kemungkinan besar memang demikian, secara tidak sengaja saya menemukan suku di eropa yakni di bulgaria yang menamakan diri mereka suku batak. anehnya mereka juga tinggal di daerah perbukitan tinggi dan mengadopsi kekristenan (Kristen Orthodox), seperti layaknya batak yg di indonesia.

    Perlu diingat bahwa hanya di daerah batak yang mempunyai kemenyan & barus selain dari israel. ada kemungkinan besar kata “Batak” berasal dari kata “Gatak” atau “Gatach” yang berarti orang Gat. yaitu salah satu suku israel yang terhilang.. ditambah lagi banyak kesamaan tradisi batak dengan tradisi ibrani (kuno)tua. hanya saja kemungkinan tradisi batak yang merantau ke asia tenggara ini sudah berasimilasi dengan dengan budaya2 yg dalam jalur perjalanan panjang yang selama ribuan Tahun ke perantauan mereka ke daerah2 asia tenggara.

    saya juga sedang mengontak orang2 yang mengaku suku batak yang berada di bulgaria tersebut.. untuk mengetahui apa masih ada kesamaan umum dari kultur, bahasa, tradisi atau apapun yang bisa mengaikatan asal usul kedua batak tersebut.

  20. emang benar juga dan bukan itu saja,
    setelah diteliti oleh ahli anatomi dari amerika
    tengkorak kepala orang jahudi dan orang batak
    juga sama

  21. setuju sekali!!!!
    karena kita semua adalah Israel yang baru.

  22. Sepuluh Suku Israel Yang Hilang

    Pada tahun 721 SM Samaria, ibukota Kerajaan Israel (Israel Utara), jatuh karena serangan pasukan Asyur (Assyria). Akhjirnya Sepuluh suku Israel dibuang ke Asyur, dan terjadi diaspora (penyebaran) suku-suku Israel ke berbagai penjuru. Bangsa -bangsa kuat saling beradu memperebutkan kawasan Timur Tengah. Kejayaan bangsa Asyur diganti oleh bangsa Babel (Babylonia), tahun 603SM. Di masa kejayaan Babel, Kerajaan Selatan Yehuda jatuh, Jerusalem dihancurkan (587SM), dan berlangsunglah masa pembuangan di Babel. Kerajaan Persia (538-332SM) merebut hegemoni Babel. Sebagian suku Jehuda dan Benyamin, kembali ke Judea. Namun sepuluh suku Israel lain, tidak pernah kembali sebagaimana dua suku itu.

    Beberapa raja Persia tersebut dalam Alkitab, yaitu Cyrius (Koresy, Yes45:1); Xerxes (Ahasyweros, Est1:1); Artexerxes (Artahsasta, Neh2:1) dan Darius (Dan6:1). Kejayaan Persia selama 3 abad di seluruh kawasan Timur Tengah, Timur Dekat, dan seputar Mediterania bagian timur melahirkan bahasa Aram sebagai ‘lingua franca’ dan memudahkan migrasi. Masa Persia berakhir ketika Aleksander Agung, dalam waktu relatif singkat menguasai kawasan Makedonia hingga India. Kawasan kekuasaan dinasti-dinasti Yunani (332-167SM) yang lebih luas dari Persia, semakin memudahkan migrasi. Suku-suku Israel meninggalkan Asyur, menuju ke timur, setelah itu tidak ada lagi berita, sehingga mereka dijuluki sebagai “Sepuluh Suku Israel Yang Hilang“ (The Ten Lost Tribes of Israel). sehingga bahasa Yunani menjadi ‘lingua franca’.

    Khazar, Chazar (Rusia)

    Kawasan yang dihuni orang-orang Khazar terletak di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia, diapit Ukraina dan Kazakhstan. Bangsa Khazar berasal dari suku kuno Turki -Mongol (Hun, atau Hsiungnu) yang beralih memeluk Judaisme dan berhasil membentuk Khazaria, kerajaan kuat di masa Abad-7 M hingga Abad-10 M. Orang-orang Yahudi Ashkenazi (Eropa Timur) adalah keturunan orang Khazar. Keberadaan dan kemajuan orang-orang Khazar mengindikasikan akulturasi Yahudi Diaspora (yang melek huruf dan berteknologi) dengan suku Turki-Mongol yang buta huruf dan bergaya-hidup nomad.

    Pathans/Pasthun (Afghanistan-Pakistan)

    Pathans menganggap diri mereka sebagai anak-anak Israel, meskipun mereka beragama Islam. Bangsa Pathans memiliki kemiripan dengan kebiasaan Israel kuno. Bangsa Pathans kini tinggal di perbatasan Afghanistan-Pakistan. Mereka disebut Afghans atau Pishtus menurut bahasanya. Di Afghanistan, jumlah mereka sekitar enam juta jiwa, dan di Pakistan sekitar tujuh hingga delapan juta jiwa dan dua juta jiwa lagi hidup seperti suku Baduy. Bukti-bukti yang menarik adalah beberapa nama suku-suku yang sama dengan suku-suku Israel seperti suku Harabni yakni Reuben, suku shinwari adalah Shimeon, suku Levani – Lewi, suku Daftani – Naftali, suku Jaji – Gad, suku Ashuri – Asher, suku Yusuf Su, anak-anak Yusuf, suku Afridi – Ephraim, dan seterusnya. Pasthun atau Pathans mengaku mempunyai hubungan dengan Kerajaan Israel kuno dari suku Benjamin dan keluarga Saul. Menurut tradisi, Saul mempunyai seorang anak, bernama Jeremia yang memiliki anak bernama Afghana. Menurut Injil 2 Raja-raja, Tawarikh 1 dan 2, sepuluh suku Israel dibuang ke Halah, Havor, sungai Gozan dan kota-kota Maday. Beberapa kemiripan Tradisi Pathans dengan Israel kuno: memiliki sunat untuk anak laki-laki pada hari kedelapan, Patrilineal (Garis Bapak), menggunakan Talith (Jubah Doa) Tsitsit, pernikahan (Hupah), kebiasaan wanita (pembasuhan di sungai), pernikahan dari pihak keluarga ibu atau bapak (Yibum), Sangat menghormati bapak, larangan memakan daging kuda dan unta, Shabbat dengan menyiapkan 12 roti Hallah, menghidupkan lilin pada saat Shabbat, hari Yom Kippur, menyembuhkan penyakit dengan bantuan kitab Mazmur (menempatkan kitab Mazmur dibawah kepada pasien, nama-nama Ibrani di desa-desa dan menyebut nama Musa, dan menggunakan symbol bintang Daud. Mereka hidup sebagai suku-suku yang terpencar dan memiliki hokum tradisi yakni Pashtunwali atau hukum Pasthun yang mirip dengan hukum Torah. Pathans bertradisi pernikahan ipar, yang mengharuskan saudara laki-laki menikahi janda saudaranya yang meninggal tanpa keturunan, sama seperti Israel kuno (Ul 25:5-6). Pathans juga bertradisi mengorbankan kambing penebusan, sama seperti masa Israel kuno yang membebankan dosa seluruh bangsa pada domba yang diusir ke gurun dan disembelih (Im16).

    Kashmir (India)

    Di India bagian utara yakni Kashmir terdapat sekitar 5-7 juta jiwa. Terdapat nama Ibrani di lembah dan didesa-desa di Kashmir seperti Har Nevo, Beit Peor, Pisga, Heshubon. Kebanyakan peneliti berpendapat bahwa bangsa Kashmir keturunan sepuluh suku Israel yang hilang pada pembuangan pada 722 BCE. Penampilan fisik mereka berbeda dengan umumnya orang India. Tradisi mereka memang mengindikasikan perbedaan asal-usul. Orang Kashmir memiliki hari raya Pasca pada musim semi, saat dilakukan penyesuaian perbedaan penanggalan candra dan surya, dengan cara seperti yang dilakukan orang-orang Jahudi. Mereka memang menyebut diri sebagai Bene Israel, Anak-anak Israel. Orang Kashmiri menghormati Sabbath (beristirahat dari semua jenis kerja); menyunat bayi pada usia delapan bulan; tidak makan ikan yang tak bersisik dan bersirip, dan merayakan beberapa hari raya Jahudi lainnya, tetapi tidak yang berasal dari setelah kehancuran bait Allah pertama (seperti Hannukah).

    Shin-lung atau Bene Menashe (di sekitar perbatasan India-Myanmar)

    Di kawasan pegunungan di kedua sisi perbatasan India-Myanmar, bermukim sekitar 2 juta orang Shinlung. Mereka memiliki tradisi penyembelihan binatang korban seperti suku-suku Israel kuno pada umumnya, dan menyebut diri anak Menashe atau Bene Menashe. Kata Menashe banyak bermunculan dalam puisi dan doa (mereka menyeru “Oh God of Menashe”). Mereka memiliki tradisi cerita yang mengatakan bahwa mereka dibuang ke suatu tempat yang berada di sebelah barat tempat asal mereka, lalu bermigrasi ke timur dan mulai menjadi penggembala dan penyembah dewa. Migrasi mereka berlanjut ke timur, mencapai perbatasan Tibet-Cina, lalu mengikuti aliran Sungai Wei, hingga masuk dan bermukim di Cina Tengah sekitar tahun 230SM. Orang Cina menjadikan mereka sebagai budak, sehingga beberapa diantara mereka melarikan diri dan tinggal di gua-gua kawasan pegunungan Shinlung, dan hidup miskin selama dua generasi. Mereka juga disebut orang gua atau orang gunung dan tetap menyimpan kitab suci mereka. Akhirnya mereka mulai berasimilasi dengan orang Cina dan terpengaruh budaya Cina, hingga akhirnya mereka meninggalkan gua-gua pegunungan dan pergi ke barat, melalui Thailand, menuju Myanmar. Setelah itu mereka berkelana tanpa kitab suci, dan membangun tradisi lisan, hingga sampai di Sungai Mandaley, dan menuju Pegunungan Chin. Pada abad-18 sebagian dari mereka bermigrasi ke Manipur dan Mizoram, India Timurlaut. Mereka sadar bahwa mereka bukan orang Cina meskipun menggunakan bahasa Cina dialek lokal, dan menyebut diri Lusi yang berarti Sepuluh Suku (”Lu” berarti suku, dan “si” berarti sepuluh). Tradisi Menashe antara lain adalah sunat (kini sudah ditinggalkan), upacara pemberkatan anak pada usia 8 hari, hari raya keagamaan yang mirip dengan hari raya keagamaan Jahudi, praktek pernikahan ipar demi kelangsungan nama marga, menyebut nama Tuhan sebagai “Y’wa”, dan memelihara puisi yang mirip dengan kisah penyeberangan Kitab Keluaran ketika bangsa Israel menyeberang Laut Merah. Di setiap kampung ada pendeta atau imam yang selalu bernama Harun (Aaron, saudara Musa dan Imam Pertama Jahudi) dengan pewarisan turun-temurun. Salah satu tugas mereka adalah mengawasi kampung, berdoa dan mempersembahkan korban, dengan jubah ber-‘breastplate’, ikatpinggang dan mahkota, dan selalu membuka doa dengan menyebut nama Menashe. Dalam kasus terdapat orang jatuh sakit, para imam dipanggil untuk memberkati pesakit dan mempersembahkan korban. Imam akan menyembelih domba atau kambing dan mengoleskan darahnya di telinga, punggung dan kaki pesakit sambil mengucapkan mantra yang mirip dengan Im14:14. Pada kasus penyakit khusus, diselenggarakan upacara khusus. Semacam upacara penebusan yang dilakukan dengan memotong sayap burung dan menebar bulunya ke udara. Pada kasus penyakit lepra, para imam menyembelih burung di lapangan terbuka. Untuk penebusan dosa, dilakukan pengorbanan domba di altar seperti dilakukan di Bait Allah (seperti disaksikan seorang penulis di hutan Myanmar sekitar tahun 1963-1964). Darah sembelihan ditorehkan di ujung altar, dagingnya dimakan. Yom Kippur dirayakan sebagai hari penebusan, sekali setahun seperti tradisi Jahudi. Kendaraan imam tidak boleh dibuat dari logam, namun dari tanah liat, kain, atau kayu. Melakukan praktek pemujaan berhala dan mempercayai klenik sehubungan dengan roh dan setan. Percaya reinkarnasi tapi percaya Tuhan di sorga akan membantu dalam kesusahan.

    Ch’iang-min (Cina)

    Orang-orang Ch’iang atau Ch’iang-min (sekitar 250 ribu orang, 1920) bermukim di Propinsi Sechuan, Cina bagian barat, di daerah pegunungan sebelah barat Sungai Min, dekat perbatasan Tibet [Thomas Torrance “The History, Customs and Religion of the Ch’iang People of West China” (1920) dan “China’s First Missionaries: Ancient Israelites” (1937)]. Mereka menganggap diri sebagai imigran dari barat yang datang ke tempat tersebut setelah berjalan selama tiga tahun tiga bulan. Orang Cina menganggap mereka sebagai barbar, dan mereka menilai orang Cina sebagai penyembah berhala (Ch’iang-min percaya hanya pada satu tuhan dan menyebutnya ‘Yawei’ ketika berada dalam kesulitan). Ch’iang-min mempraktekkan persembahan korban yang dilakukan imam, jabatan yang hanya bisa dijabat oleh pria yang sudah menikah (Im 21:7,13) dan diwariskan turun-temurun. Para imam mengenakan jubah putih bersih dan bersurban khusus. Mezbah dibuat dari batu yang tidak dipotong dengan alat logam (Kel20:25), dan tidak boleh didekati oleh orang asing dan “cacat” (Im21:17-23). Para imam Ch’iang-min menggunakan tali pengikat jubah, dan sebatang tongkat berbentuk seperti ular (kisah Musa di gurun). Setelah berdoa, para imam membakar bagian dalam dan daging korban sembelihan, dan mengambil bagian pundak, dada, kaki dan kulit, sementara dagingnya dibagikan kepada pemberi persembahan. Saat persembahan, mereka mengibarkan 12 bendera di sekitar altar untuk menjaga tradisi bahwa mereka berasal dari satu bapak yang memiliki 12 anak. (Mereka bertradisi sebagai keturunan Abraham dan berleluhur seorang bapak dengan 12 anak). Di antara orang Ch’iang, terdapat tradisi mengoleskan darah pada ambang pintu demi keselamatan dan keamanan rumah, pernikahan ipar, tudung kepala bagi wanita, memberi nama anak pada usia 7 hari hingga menjelang malam ke-40.

    Disadur dari : Napak Tilas Suku Israel yang “Hilang”, Agen Akulturasi Jalur Sutra. Heri Muliono, M.Sc, Ir ( 6 Juli 2001). Disusun oleh : Christian P. S

    Intisari ini diambil dari Website: http://warteg.150m.com/Pustaka/JesIndia.htm dan berbagai sumber lainnya.

    Diperoleh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sepuluh_suku_yang_hilang

    Sepuluh Suku Israel Yang Hilang

    http://www.nabble.com/Sepuluh-Suku-Israel-Yang-Hilang-td14464538.html

    http://www.mail-archive.com/mayapadaprana@yahoogroups.com/msg09249.html

  23. hei bung siahaan tigadolok, tidak ada itu Israel baru. yang ada itu keturunan Israel dulu hingga sekarang. kalo loe baca artikel diatas ini, baru loe ngerti. sebab di Alkitab tidak pernah tertulis bahwa orang kristen itu Israel baru, dengan menggantikan posisi keturunan Abraham, Isak, dan Yakub (Israel). Tuhan sudah bilang keturunannya akan menjadi bangsa pilihan, bukan dari orang kristen.
    baca ya alkitab itu, baik-baik ya. jangan asal ngomong.

    gue kasih satu juta rupiah, kalo ada terulis di alkitab yang menulis kalau Orang kristen itu Israel baru atau Israel Rohani atau apalah sebutannya dengan tetek bengeknya….

    jangan lupa sebutkan ayatnya dimana dengan lengkap, jangan asal ngaco… ya bung siahaan tigadolok.

  24. Shalom Aleikhem

    Haskalah mengadakan (Pelajaran) Kursus Bahasa Ibrani Modern (Basic/Dasar). (Terbuka untuk umum)

    Belajar bahasa Ibrani Modern dari dasar (Basic), yakni
    mengenal huruf Ibrani, membaca, menulis (mentransliterasi dari
    huruf/aksara Ibrani ke huruf Latin) dan mengenal huruf Ibrani dengan
    baik.

    Bagi saudara – saudari yang berminat dapat menghubungi di no Telp: 021 – 71442718

    Aleikhem Shalom

    NB: Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang tertarik bahasa Ibrani (Hebrew)

  25. Kita harus membedakan Bangsa Israel dengan Jahudi, kemungkinan yang di show up oleh Tuan Hartono, ada benarnya, tetapi Bangso Batak itu, kemungkinan besar Jahudi yang hilang dari Induknya, karena kalau kita baca sejarah dari Champhor, Cassia, Benzoin, dan Kristen Nestorian, yang ada di Tanah Batak, itu semua berhubungan langsung dengan orang2 Jahudi. Saya malah menduga bahwa Agama Batak atau Parmalim itu berasal dari Kristen Nestorian, atau disebut Syrian Nazareth Christian.
    Syrian Nazareth Cristian ini ada di Malabar, di India Selatan, dan banyak lagi yang lain yang tidak bisa saya paparkan disini.

  26. Dan Penganut Agama Syrian Christian Nazareth adalah orang2 Jahudi yang sudah lama tinggal di India kira 2.000 tahun yang lalu, dan sekarang orang2 ini ada yang kembali mempelajari Agama Jahudi dan pulang ke Israel.

  27. Saya rasa ada dua gelombang kedatangan suku Israel yang hilang ke Barus, Tapanuli:

    Pertama, pada utusan Raja Salomo, saat mencari Ophir. Saya sendiri masih belum tahu apa itu Ophir, apakah sejenis batu permata, rempah-rempah atau lainnya. Lalu Kemenyan Batak Toba yang terkenal, konon dulu untuk kaum kohen (Imam) di Bait Suci, kemudian Kamfer (Kapur Barus yang juga dipakai untuk pemakaman raja-raja mesir (Firaun). Dan mungkin lainnya, motivasi kedatangan mereka.

    Kedua, kedatangan para pedagang timur tengah ke Barus, karena Barus juga terkenal sebagai pelabuhan ke seluruh dunia, berbeda dengan di tempat-tempat sumatera lainnya, dan juga berbeda dengan di jawa dan ditempat/wilayah indonesia lainnya.

    Kedatangan kedua ini, selain berdagang, juga kelompok Kristen Nestorian yang merupakan keturunan Yahudi langsung dari Yudea, kemudian mereka banyak yang berkomunitas di Irak. sehingga Nestorian itu terkenal dari Irak-Iran hingga penyebarannya ke seluruh asia termasuk Barus, Tapanuli. Kristen Nestorian merupakn kekristenan yang asli dari para rasul hingga kini, bahkan terkenal dengan semangat penginjilannya. Tetapi sekarang jumlahnya hanya sedikit sekali karena banyak faktor, diantaranya penyerangan dan aniaya. Sekarang mereka ada di Irak, Iran, India dan sudah menyebar ke Eropa, AS dan lain sebagainya, untuk menghindari pembunuhan massal hingga kini. Mereka ini sangat dibenci oleh musuh-musuhnya.

    selain itu, Kristen Nestorian juga yang merupakan keturunan Yahudi (dari suku Yehuda) termasuk dengan suku Benyamin yang disebut Yahudi, karena Yehuda, adalah abangnya Benyamin, maka untuk menghormatinya, dipakailah nama abangnya YEHUDA (yang akhirnya disebut YAHUDI). Mereka ini juga yang menginjili ke suku – suku Israel yang hilang sehingga banyak suku – suku Israel yang hilang bertobat. Maka tak heran kalau, Kristen Nestorian itu adalah berasal dari Bangsa Yahudi dan Suku-suku Israel.

    Untuk mengetahui apakah Krsiten Nestorian ada hubungannya dengan Yahudi dan Suku – suku Israel yang hilang, coba klik atau buka website dibawah potongan resume buku ini dengan COPY dan PASTE:

    The Nestorians or The Lost Tribe, Containing Evidence of Their Identity, An Account of Their Manners, Customs, and Ceremonies, together with sketches of travel in ancient Assyria, Armenia, Media, and Mesopotamia, illustrations of Scripture prophecy, and appendices.

    Grant gives an account of his encounters with the “Nestorians”, arguing that they “are indeed the representatives and lineal descendants of the Ten Tribes.” Despite this unlikely theory, his vivid description of their life and traditions provide a valuable resource on the ‘Nestorian” Christians in the early 1800s.

    Note: Chapters have no headings, but many subheadings. The first subheading is given here.

    http://www.gorgiaspress.com/bookshop/pc-269-57-grant-asahel-the-nestorians-or-the-lost-tribe.aspx

    Shalom

  28. Orang Batak keturunan Israel?
    bisa iya bisa juga tidak.
    Bisa iya, karena pedagang yahudi diperkirakan sudah berdagang sampai Kota Barus sehingga kemungkinan kawin campur dengan pendduduk setempat terjadi dan pertukaran alkulturasi terjadi (seperti adat sunat menyunat atau mengumpulkan tulang belulang leluhur)
    Bisa juga tidak, karena menurut penelitian kromosom DNA (dapat diBaca di National Geographic), terlihat pola-pola penyebaran awal seluruh penduduk dunia, dan dapat diambil kesimpulan kita ini termasuk rumpun Mongoloid asalnya dari Burma sana (suku Karen sangat dekat secara fisik dan pakaian2nya) yang juga sama halnya dengan Toraja (ini malah mirip banget!!!)
    Saya cenderung memegang keyakinan Batak bukan dari Yahudi (walaupun kemungkinan itu ada) karena:
    1. bila betul kita dari Israel sudah tentu kita tidak makan sangsang karena hal tersebut sudah diharamkan jauh sebelum agama Yahudi itu dibentuk sedangkan kita sebagian besar sangat suka dan kadang2 bagian wajib dari pesta2 Adat.
    2.Budaya kita lebid dekat ke arah Timur Jauh(bukan timur tengah), pemujaan2 leluhur dan sopan santun kita lebih dekat ke Budaya Timur Jauh. Bangsa Batak dulunya pemuja leluhur sedangkan bangsa Israel tidak.
    3.Berdasarkan tes DNA bangsa BAtak ini bukan rumpun Semitic tapi Mongoloid

    JAdi menurut pendpatku Batak bukan dari Israel, bahwa sebagian kebudayaan Israel mempengaruhi kebudayaan Batak tidak tertutup kemungkinan untuk itu, bahwa ada sebagian orang Batak mempunyai darah Israel dalam Tubuhnya juga tidak tertutup kemungkinan seperti itu karena kawin2 campur tadi

    Itu aja sih pendapatku
    Horas

  29. Kalau sdr partomuan manurung membaca artikel diatas sebelumnya tentang “Sejarah Asal Usul Batak Toba”

    Sampai sekarang belum dapat dipastikan kapan mulai orang Batak Toba pertama bermukim di daerah Toba disuatu tempat yang disebut Sianjur mula-mula. Diduga orang Batak adalah termasuk ras Melayu tua yang berasal dari Hindia Belakang (didaerah Vietnam, Myanmar, Burma, Laos sekarang.). Dimana persisnya di Hindia Belakang masih teka teki. Ada usaha menelusuri asalnya ke suku Karen di Myanmar, tetapi belum mencapai hasil memuaskan karena ternyata terlalu banyak ditemukan perbedaan budayanya. Suku Karen lebih banyak kesamaan dengan suku Dayak di Kalimantan. Juga upaya menghubungkannya dengan suku Batak Palawan di Filipina akan menemukan kejanggalan. Batak Palawan adalah ras negrito yang berambut keriting dan nomadik (suka berpindah-pindah) sedang orang Toba berambut lurus dan tidak suka berpindah karena hidup dari pertanian.

    Catatan dari dinasti Ming kira-kira tahun 1400 menyebut kota di pantai barat Sumatera ‘Pan shu rh’ dimaksud Pansur alias Barus . Dikatakan Barus sudah dikunjungi banyak pedagang Cina, Arab dan India sejak abad 10. Beberapa penulis mencoba menyingkap dengan menelusuri melalui silsilah marga yang dipelihara oleh orang Toba. Dihitung kurang lebih orang Batak Toba sudah mencapai 20 generasi (sundut) dan setiap generasi rata-rata berusia 25 tahun maka 20 dikalikan 25 tahun adalah 500 tahun. Jadi orang-orang Batak pertama hidup pertama kira-kira 500 tahun dari sekarang yaitu sekitar abad 16 atau taruhlah abad 15. Kalau demikian halnya bagaimana menjelaskan para pedagang India, Cina, Arab pada abad sebelumnya sudah mencari kemenyan dan kamper (kapur barus) yang berasal dari pedalaman, dikumpulkan orang-orang Batak? Ini menjadi misteri yang harus dipecahkan oleh para ahli.”

    Nah, kalau soal Batak Toba suka makan sangsang, itu karena sudah putus dengan pusatnya di yerusalem. anda tahu, kalau bangsa israel itu, juga jatuh dalam paganisme – agana kafir, dimana mereka sendiri mengorbankan anaknya sendiri untuk dibakar. bahkan pada zaman Josephus flavius dikatakan ketika israel dijajah Roma dimana hidup sangat parah dimana kelaparan melanda palestina saat itu, banyak orang yahudi memakan anaknya sendiri karena tidak ada makanan.

    selain itu juga karena, sesudah masuknya kekristenan di Tapanuli, semua binatang jadi dilegal atau disahkan untuk dimakan, padahal keyakinan agama Batak Parmalim diharamkan dan tidak malim (suci).

    soal tes dna, asal tahu saja. dna itu tidak selalu membuktikan keturunan israel, makanya ketika zaman nabi ezra, semua orang yahudi yang pulang ke palestina harus menunjukkan silsilahnya, tanpa silsilah maka orang itu belum dianggap keturunan israel, coba anda baca di kitab ezra di perjanjian lama.

    menurut para ahli, dna itu hanya ada di keturunan harun atau disebut KOHEN (artinya IMAM), jadi kohen itu keturunan Imam yakni keturunan Harun dari suku lewi, selain itu juga keturunan lewi (ini versi yang lain, tetapi satu keturunan yakni lewi). kenapa KOhen dan lewi saja yang memiliki dna sedangkan yang lain tidak, karena kaum harun/kohen – lewi, khususnya kohen yang melayani ruang maha kudus dan memakan makanan persembahan berupa kurban binatang, jadi sekarang ini, kalau ditanya soal dna itu, apakah suatu suku itu keturunan israel yang hilang tidak bisa dibuktikan melalui dna, kecuali kalau ada penemuan baru, padahal sekarang ini hanya kaum kohen saja yang bisa dicek dnanya. suku ruben, yehuda, benyamin dan lain-lain belum tentu atau belum ada dipastikan dnanya, oleh karena itu melalui budaya dan agama suku, kebiasaan yang melekat pada bangsa itu sendiri, meskipun sudah kawin campur.

  30. Nestorianism: the Spread: Church in Barus, North Sumatra

    From the account of ancient travellers, the spread of the Nestorian Church between the 5-8 century included places such as Barus, North Sumatra.

    Barus/Fanshur/Pashur was even mentioned in the diaries of some Greek travellers. The exact date of the beginning of Nestorian Church ministry in Barus is debatable, but the year of 637 has been selected as the time.

    Sources: In a book written in the year of 1050 in Egypt, Syeh Abu Salih Al-Armini listed all churches and monastries of the Nasathariah (Nestorian) Christians. In that list, there are 707 churches and 181 monastries almost in all Asia, including in Barus.

    Also, there is another writing of Abd’Isha, a Metropolis of the East Syriac Church, he listed the bishops of the far away islands and remotest places during the 13th centuries. In the writing, he mentioned Dabhagh, Sin and Masin.

    Rev. Robby I Chandra (not a Nestorian)

  31. The Assyrian (Nestorian) Church had landed down in Barus since 7th Century

    The Assyrian Church had landed down in Barus, Tapanuli since 7th Century. A fact that the Assyrian Church had landed down at Barus (645 C.E). This history had been recorded by a moslem scholar Syaikh Abu Salih al-Armini in his book under title “Tadhakur fiba Akhbar min al-Kana’is wa al-Adyar min Nawabin Mishri wa al-Iqta’aih” (The list of the news on the churches and the monastries in the Egypt provinces and surrounded).

    [1] The list of the churches and monastries of the original manuscripts in Arabic with 114 pages, which contain the news about 707 churches and 181 the Christian monastries which spread out around Egypt, Nubia, Abysina, West Africa, Spain, Arabic and Indian. Within his book (Abu Salih), the land of Indonesia still was put in the “al-Hindah (Indian)” territory.

    Absolutely at the times, the country of the farthest sea was called Hindia too and the Ocean was put into the South of Indian until to the East was called Indian sea.

    [2] After that Abu Salih wrote down about the churches at Kullam (Quilon) and the churches at Fansur (Barus). Thus we read Abu Salih explanation in the Arabic text: “Fansur, fiha ‘ idda biya’ wa jami’ min biha min an-Nashara Nashatorah, wa hal fiha kadzalika. Wa hiya allatiy yasala minha al-Kafur, wa hadza al-Sinfu yanbuka min al-khasah. Wa hadzihi al-Madinat biha bi’at wahidat ‘ala ismi Sittna al-Saydat al-Adzra’ mar’at Maryam.

    [3] Fansur (Barus), overthere there was many churches and all the Christians and they were the Eastern Syrian.

    [4] and so this is the condition of the churches. At the town there was established the church with the name : Sayidatina Siti maryam al-Adzra (our Lady, the Pure Virgin Mary).

    Abu Salih al-Armini who worked at the third time of the last khulafat/the caliph of Fatimiyah in Egypt (115 – 1171 C.E) who write down the books based on the Arabic sources beyond the time, such as : Abu al-Hussain ‘Ali bin Muhammad al-Shabushti, Kitab al-Adyar (990 C.E) and Abu Ja’far Ath Thabariy, Tarikh ar-Rasul wa al-Muluk (923 C.E).

    At the center of Christianity knowledgement in the past time such as, Nisibis, Harran, Yundi Shapur and Bagdad, the Christian scholars work together with moslem scholars. The top achievement of the relationship between Christians-Moslems was in the science development at the Arabic land was happened when the time of the caliph al-Ma’mun 833 C.E that had opened “Bait al-hikmah” (House of Wisdom), which was led by two Christian monks: Yusuf bin ‘Adi and Hunayn bin Ishaq.

    The Christians side had opened the treasure of the Syrian/Aramaic culture and had translated the Philosophy and the Art of the Greek into Arabic.

    [5] There is another story on Chritianity in Indonesia according to the history of Indonesia before and after 645 C.E such as Mar Abdhi’sho (Arab: ‘Abdi ‘Isa) had been ordained as Metropolitan of Chaldean Church (Rules of Ecclesiastical Judments 1318 C.E had mentioned that “Metropolitan of the isles of the Sea…Dabag, Sin and Masin”.

    [6] His writing was recognized in the theology and in the canonic of law of the church in Aramaic/Syriac and Arabic. Patriarkh Elias V in 1503 C.E had sent 3 Metropolitan in Indian and the isles of the sea between Dabag, Sin and Masin. [7] They are Mar Jab ‘Alaha, Mar Denha and Mar Ya’qub. [8]

    Footnote:

    1. Abu Salih The Armenian, The Churches and Monastries of Egypt and Some Neighbouring Countries. Edited by B.T.E. Evvets (Oxford:At the Clarendon Press, 1969), p.16
    2. Ibid, p.299.
    3. Y.W.M. Bakker,”Umat Katolik Perintis Indonesia” (The Catholic religion is the pioner of Indonesian), dalam M.P.M Muskens Pr, Sejarah Gereja Katolik Indonesia (Jakarta: Bagian Dokumentasi Penerangan MAWI, 1976), p.38.
    4. Prof. Sutjipto Wiryosaputro, “Agama Kristen telah meluas di Indonesia sejak abad ke 7” (The Christian had widely spread out in Indonesia since 7th Century), dalam Majalah Manusia Indonesia, No.4/1970, p. 151-156.
    5. Y.W.M. Bakker, Op.Cit, pp.30-31.
    6. John C. England, The Hidden History of Christianity in Asia: The Churches of the East before 1500 (New Delhi-Hongkong: ISPCK and CCA, 1996), p.98.
    7. Ibid.
    8. Y.W.M. Bakker, SJ. Op.Cit, p.34

    Source:
    Noorsena, Bambang, The Flash Back of The Indonesian History, Syriac Christian in India and in Indonesia, March 10th, 2000.

    Catatan: Nama lain Gereja Nestorian adalah Gereja Asyrian. Atau disebut juga Asyrian – Nestorian Christian. Meskipun lebih sering disebut Nestorian Christian.

  32. Horas Yehuda
    Btw Marganya sebutin dong kalo bangga dengan Kebatakan bro biar gw panggil dengan sebutan yang pantas hehehe (Lae,ampara,ato jangan2 ompung)
    gini aja kalo anda yakin Israel mempunyai satu leluhur yang sama yaitu Yakub maka DNA-DNA nya ngga jauh2 amat bedanya paling varian2nya yang berbeda,lagipula cerita2 di Alkitab tidak dibisa dipegang kebenarannya menurut sejarah dan ilmu antropologi, pada perjanjian Lama dari Kitab Kejadian sampai Ulangan lebih ke pesan moral daripada yang sesungguhnya terjadi,seperti Exksodus bangsa Israel keluar dari Mesir, tidak seheboh yang kita terima di sekolah minnggu,karena menurut para ahli sejarah (termasuk sebagian pendeta2 Kristen yang mempelajari sejarah) bangsa asing yang bekerja di Mesir lebih banyak daripada sekelompok orang yang dikatakan sebagai “Bangsa Israel” jadi keluarnya kelompok suku bangsa yang dipimpin Musa (kalo memang benar ada Musa)tidak dianggap oleh bangsa Mesir kehilangan yang besar.

    Para ahli sendiri berbeda pendapat mengenai kapan terbentuknya apa yang dinamakan bangsa Israel itu, asal tau saja, suku2 lain di luar kturunan Yakub pun(kalo benar ada Nabi Yakub) dianggap sebagai Israel karena berdomisili dan bercampur dengan kelompok2 yang baru keluar dari Mesir dan (kayaknya udah melenceng nih gue dari topik hehehe…

    Kalo hipotesanya adalah kemenyan, jangan salah kemenyan kita memang bermutu tinggi, tapi bukan kita penghasil satu2nya, di Afrika juga ada dan jauh lebih dekat ketimbang mengambil dari Barus,
    Anyway gapapa sich menganggap Batak keturunan ISrael yang hilang, tiap orang boleh mempunyai pendapat, karena keturunan Israel ato bukan tidak akan mengubah apapun toh orang Israel sendiri tidak syakin sepenuhnya Batak adalah sodara mereka, memangya mereka peduli apa kalo kita bener bangsa Israel? gw cenderung mengatakan Batak bukan bukan dari Israel karena bukti2nya lebih otentik dan rasional ketimbang mengatakan Batak dari Israel yang masih bersifat spekulatif. kita jangan seperti Raja2 Melayu yang mengaku-ngaku keturunan Iskandar The Great, karena akan bersifat Chauvinis yang berlebihan dan tidak mendasar

    Memang DNA punya kelemahan namun, seperti yang disebutkan di awal DNA itu mampu menjelaskan arus migrasi penduduk dunia, terbukti di Afrika memang ada yang keturunan Yahudi karena dites DNAnya. JUstru karena SUku RUben,Benyamin dan lain2 belum bisa ditentukan DNAnya tidak semertamerta kita mengklaim bahwa kita Keturunan Suku Israel yang hilang.
    Lebih baik kita membahas pengetahuan adat kita yang mulai terkikis oleh globalisasi, ato membahas kemiripan Batak dengan sodara serumpun di Sulawesi yaitu orang Toraja, kalo inni bener2 mirip perhatikan saja logatnya, perlakuan kepada orang meninggal,tinggal di daerah terisolir dan pegunungan yang tinggi bahkan mitos manusia pertamanya adalah To Manurunge yang kira2 berarti Manusia pertama yang turun dari langit (bukan berarti Marga Manurung leluhur orang Toraja hehehe, emang namanya aja kebetulan mirip)anyway
    Horas di Hita Saluhutna

    “Onpe, Unang ma Bolongkon hamu Hiras ni rohamuna, ai Balga do Upa ni i”
    Sodaramu
    Partomuan Manurung

  33. Kepada YTH, Lae Partomuan Manurung.
    BATAK dan TORAJA.
    Anggapan BATAK bersaudara dengan TORAJA, sudah dipatahkan oleh Penelitian GNOME oleh LEMBAGA EIJKMAN, Prof,Dr. SANGKOT MARZUKI; Secara genetik Suku Batak lah yang tidak ada kemiripan GEN (DNA) sama sekali dengan suku2 di Indoensia , Jadi kemiripan adat , hanyalah kebetulan belaka. Malah DNA kita (BATAK) adalah salah satu yang mempunyai kandungan ASAM AMINO yang lebih banyak dari suku lain didunia, artinya kalau orang lain dipukul kira2 5 kali baru mati, kita(BATAK) akan mati kalo dipukul 10 kali.
    this is as an information.
    thanks.

  34. Moliate godang infonya lae

  35. Kepada Kaum Parmalim

    Saya mau tanya sejarah tentang Parmalim itu? di jakarta ada gak kelompok parmalim. Soalnya saya tertarik mempelajarinya dan juga ada kesamaan dengan agama Israel Kuno.

  36. To YTH LAE PARMALIM

    sepertinya anda salah mengerti mengenai hasil penelitian Dr.Sangkot Marzuki
    liat di

    http://muse.jhu.edu/demo/human_biology/v073/73.2handoko.html

    mengenai DNA Toraja dan Batak, disitu disebutkan Toraja lebih dekat ke Bugis ketimbang DNAnya orang Batak,bukan tidak ada hubungan!(seperti yg lae maksud)bahkan masih
    ada proyek lanjutan mengenai Toraja dan Batak ini untuk membenarkan apakah kesamaan budaya hanya benar2 kebetulan belaka atau memang Batak dan Toraja masih mempunyai daerah asal yang sama? itu masih dilakukan penelitian kok kita liat saja hasilnya

    tidak ada disebutkan disitu bahwa DNA orang batak tidak ada hubungannya sama sekali dengan suku2 di Indonesia,memangnya kita orang dari PLANET mana? sampai2 bilang DNA kita tidak ada hubungan dengan suku2 di Indonesia, jgn terlalu eksklusiflah lah Lae Parmalim

    Horas Jala Gabe

  37. Memang Sangkot sendiri bingung ketika mendapatkan hasil penelitian ini; Coba Lae ke Tabel 2. Variations of Sequence at and around 9-bp Deletion Marker.(dari website yang Lae quote)
    Saya tuliskan lagi disini,
    Batak; CCCCCCCC CCA
    Toraja:CCCCCCCCCCC CTA
    Semua suku di Indonesia pada ujung DNAnya ada CTA, sedangkan Batak sendiri adalah CCA.
    Bingung kan??? Mungkin kita orang dari planet luar kali,…….. Sangkot sendiri bilang kita YAHUDI TUA,

  38. YTH PARMALIM (Btw marga apa lae)
    kalo dilihat dari tabel tersebut, data2 itu belum bisa memastikan keseluruhan sampel, kalo liat sampel yang diambil (kolom n2) Orang Toraja yg dijadikan sampel 6 orang , Batak hanya 1 orang. Jadi jumlah sampel tersebut belum bisa dijadikan kesimpulan yang memadai lae! bisa saja orang Batak yang dijadikan sampel tersebut orang Karo (terutama marga Sembiring yang masih punya darah kental kaum Brahmana dari India-who knows?). sebenarnya penelitian ini menarik namun karena jumpal sampel yang diambil sedikit(mungkin keterbatasan dana) hasilnya belum bisa dipastikan dengan cermat lae.

  39. Itu samplenya orang batak 126 orang, harus baca lagi Lae
    Thanks.

  40. Kalau lihat tulisan si Partomuan Manurung ini, biasanya orang batak belagu and sok pintar.

    memang di jakarta ini, asal tahu saja, batak makan batak, apalagi Batak Toba. makanya orang dari suku lain melihat model si Partomuan Manurung ini banyak omong alias omdo atau ngomong doank.

    saya sendiri sebagai Ben Batak Toba, kecewa melihat batak-batak di jakarta ini, makanya batak itu tidak pernah diber kesempatan maju, ya karena sifatnya yang sok tahu dan belagu. baru menguasai satu, dua atau tiga jurus udah belagunya kayak orang jago.

    terus terang saja, saya anak batak lahir di jakarta, dan bapak saya adalah pencipta lagu batak tentang Raja Sisingamangaraja. Tapi saya sungguh kecewa melihat seperti ini, tidak pernah mau mengalah dan mengaku salah kalau salah.

    Tapi saya senang adanya PARMALIM, kalau tidak ada mereka, saya harus cari dimana asal-usul bangsa batak ini, saya percaya bahwa yang disebut batak itu hanya toba, bukan yang lain.

    Bapak PARMALIM TERUSKAN SAJA PERJUANGAN KEYAKINAN LELUHUR KITA, meskipun saya kristen, saya dukung.

    orang-orang di jakarta ini termasuk dipulau jawa, sangat ingin mengenal keyakinan kuno bangso batak.

    yang membenci PARMALIM ini orang yang terpengaruh barat sehingga lupa akan bangsa dan budayanya.

    Maju Terus

    TUHAN berkati

    • hari gini masih juga percaya dengan parmalim.anda mengaku kristen tapi masih percaya parmalim
      perlu dipertanyakan kekrtistenan anda
      jangan2 anda hanya kristen KTP

      • Brur Kekristenan ini identik dengan cinta kasih, bukan kebencian, apalagi ama sodara sendri… ama parmalim aja elo benci apalagi ama moslem.. cape deh…

        batak itu kristen.parmalim.islam = bersodara….
        Banggalah Jadi Orang Batak Man.

  41. Hahahaha jangan esmosi dong bro Yehudah
    Ya mungkin saya salah karena mungkin kurang teliti membaca tabel tersebut,atau apalah terserah
    Btw Saya sudah tanya dengan Dr. Sangkot Marzuki (ahli genetika, halak hita pula)silahkan email ke yang bersangkutan ke

    smarzuki@eijkman.go.id

    dia tidak pernah mengatakan bangsa Batak itu bangsa Yahudi Kuno, dia bilang Bangsa Batak itu Austronesia tidak sama dengan Yahudi…kita malah sama saja dengan suku2 lain di Indonesia, hanya bangsa Batak dan Toraja atau beberapa suku yang lain berbeda clusternya dengan suku Jawa

    Buat Yehuda saya tidak membeci Parmalim, hanya ingin berbagi pendapat, dan sepertinya tidak ada kata2 membeci Parmalim dalam tulisan saya, saya memang terpengaruh barat memangnya kenapa? salahkah? tapi saya mencintai Budaya Batak terbukti saya masih mencantumkan nama marga saya di forum ini, sodara Yehuda dan Parmalim? aha margam? kalo memang mengaku Batak tulis dong marganya, mencintai kebudayaan Batak tidak harus mencari-cari hubungan dengan bangsa Yahudi yang bersifat spekulatif dan mengada-ngada lae
    Saya justru bangga dengan Kebatakan saya yang tidak ada hubungannya dengan Yahudi
    Saya tidak pernah mengaku pintar,lae sajalah yang beranggapan demikian hehehe
    masa berbeda pendapat saja dibilang so pintar unang songon ni lae, dang boi tarbawa esmosi hehehe
    anyway saya menikmati diskusi ini walaupun ada reaksi dari lae Yehudah yang sengit tapi lae masih menunjukkan kecintaan akan Batak

    dan silahkan bertanya ke Dr.Sangkot Marzuki kalo tidak percaya (saya sudah tulis emailnya diatas), Dia TIDAK PERNAH MENGATAKAN BANGSA BATAK KETURUNAN YAHUDI TUA

    Horas buat YEHUDAH and PARMALIM (laen kali tulis dong marganya, sapa tau saya harus manggil tulang kepada anda semua)

  42. Ya, mungkin,,,,,
    tapi coba lagi tanya SALOMO SIMANUNGKALIT, wartawan KOMPAS.
    Dia yang tanya Dr. SANGKOT.
    Sebagai perbandingan, LOGIKA,………
    Batak dalam Silsilah Dari Adam sampai si Raja Batak, Perpustakaan Belanda di Erasmus Huis, dituliskan bersaudara dengan suku MIZO, NAGA yang ada di India. Sekarang suku gunung MIZO ini sudah kembali ke Israel, karena mereka dianggap (adalah) Bnei Ephraim??? kalau memang kita benar bersaudara dengan MIZO??? Apakah kita bukan YAHUDI????
    Saya tidak tertarik mengatakan kita Yahudi, tetapi dari mana semua adat kita yang bersamaan dengan Old Testament????
    Apakah kita membuat2 demikian atau meniru2 Alkitab???? atau gimana, sebagai suku yang paling banyak bergelar Dr, PhD, dll, masak nenek moyang kita keluar dari BAMBU?????
    Ah, kita ilmiahlah,………..
    Coba kita DEBAT kebenaran,………
    Lae Manurung coba download History of Sumatra oleh Marsden. Coba simak apa yang dibilang nya sama kita.
    btw, I love your curious thinking.
    Thanks

  43. Horas…
    Ikut Nimbrung
    “Opputta Naparjolo Martukkothon Salagundi,
    Pinukkani Naparjolo ipaihut-ihut Naparpudi”

    Perumpaan Batak yang berarti, hasil cipta, karya dan karsa termasuk dalam hal budaya dari pendahulu, menjadi tradisi yang dilestarikan generasi penerus.

    Bicara Kepercayaan Parmalim, saya teringat di tetangga kampung kami yang masih ada penganut Parmalim. Saya berasal dari Kampung Lumban Pea Ambarita, Desa Sihaporas, Kecamatan Pamatang Sidamanik, Simalungun. Walau berdomisili di Simalungun, kami masih melestarikan tradisi Toba. Sudah delapan generasi dari Op Mamontang Laut, hingga ke saya, nenek-moyang kami menghuni Sihaporas, sekitar 5 km sebelah tenggara Sipolha, atau 9 km dari Parapat.

    Kampung tetangga,yakni B-8 (dekat perkebunan teh Bahbuton) dan Pansur Onom, masih ada beberapa, tidka lebih dari 100 KK, penganut Parmalim. Mereka biasanya beribadat Sabtu. Kaum laki-laki mengenakan pakaian tradisional sorban putih di kepala (seperti dikenakan umat seprti Hindu Bali), ada pun perempuan mengenakan sarung.

    Paramalim seperti saudara kita muslim, menganal haram dan halal. Mereka tidak mengonsumsi daging anjing, babi, hewan yang telah mati (tanpa disembelih), dan sebagainya.

    Secara umum (walau tidak dapat digeneralisasi), mereka baik-baik, sopan-santun, ramah dan beradat, tidak terlalu suka hura-hura dan apalagi mabuk-mabukan (walaupun meminum tuak).

    Mengingat keadaan ini, saya teringat pula pada tradisi Raja Sisimangaraja. Mengenai Sisimangaraja (bapak saya bertutur, sesungguhnya bukan Sisingamangaraja yang terdapat kata Singa artinya, Singa yang merajai) melainkan Raja Sisimangaraja (Raja serba Merajai).

    Nama Sisingamaraja diduga untuk menguatkan lobi kepada pemerintah untuk mengegolkan gelar Pahlawan Nasional.

    Kenapa Sisimangaraja menjadi Pahlawan nasional? Jawabannya karena beliau melawan Belanda.

    Selain unsur politik dan perebutan kekuasaan, ada yang dipertahankan Sisimangaraja, yakni kepercayaan Parmalim. Parmalim berasal dari kata alim, seprti halnya alim-ulama. Beliau sendiri mengatakan tidak memiliki agama, karena agamanya di atas semua agama.

    Mungkin itu yang membuat Penjajah Belanda kebakaran jenggot, sehingga terus mengejar Parmalim, karena menghambat penyebaran agama Kristen di tanah Batak. Senjata inilah yang belakangan dikembangkan sebagian kaum Islam, menyebut Sisimangaraja adalah Islam (sesungguhnya tidak).
    (BERSAMBUNG)

    Domuara Ambarita
    http://www.domu-ambarita.blogspot.com

  44. Bapak saya pun, mendiang Jahya Ambarita, mantan prajurit TKR/TRI (legiun veteran), tidak pernah dibaptis. Beliau mantan kepala desa Sihaporas. Meski tak pernah dibaptis, beliau pelopor pembangunan jalan, sekolah termasuk tiga gereja Katolik di desa terdekat: Gereja Katolik Pansur Onom sebelum pindah dari Gereja Katolik Kebun Gadong/Ubi, dan Gereka Katolik Sihaporas.

    Bapak saya, termasuk kami anak-anaknya raji ke gereja. Kami keluarga besar, 14 bersudara, 10 laki- 4 wanita. Bahkan abang-abang ada vorhangir dan sintua di gereka Katolik. Walau penetua gereja, kami tetap meneruskan tradisi leluhur, seperti kalau musim bercocok tanam mengadakan doa dan ritual agar Debata Mula Jadi Nabolon (Tuhan Maha Pencipta) memberkati benih, saat padi bunting mengadakan ritual pula agar hasil panen bagus, dan saat panen raya, mengadakan pesta sembari mengucap syukur kepada Debata.

    Tradisi itu masih saya ingat, ketika SD sampai SMP. Namun sepeninggal ayah, ritual itu jarang. Jika hingga tahun 1992, Sihaporas masih desa unggulan yang swasembada bahkan pengekspor produk hortikultura seprti jahe, cabai, kol, tomat, dan jagung. Kini, warga Sihaporas sudah tidak berjaya lagi, kalau tidak mau disebut menderita.

    Saya tentu saja tidak mengatakan serta-merta karena tidak lagi meneruskan tradisi, tapi juga karena pengaruh kapitalisme PT Inti Indorayon Utama (PT Toba Pulp Lestari) dengan Round-up-nya meracuni tanah sehingga menjadi tandus.

    Kembali ke Parmalim, ayah memang masih meneruskan tradisi. Tapi diapun tidak mau disebut Parmalim, dan dia mengaku Katolik, walau tak di Baptis.

    Ayah sangat arif dan bijksana, bukan saja terhadap anak-anaknya dan manusia, juag perlakuan terhadap hutan. Bahkan sebagi orang tua, mereka sering pergi ke hutan ‘mangalompas” atau melepas binatang ke hutan, seperti tradisi melarung sesajen Hindu Bali. Ayah melarang anak-anak menebang pohon yang amat besar. Dari fakta-fakta tadi, saya melihat, tidak ada alasan bagi pemilik agama-agama yang diakui pemerintah Indonesia untuk menyebut Parmalim jahat, sesat dan harus dibubarkan.

    Kalaupun mereka terkucilkan, karena mata dan pikiran kita kagung dibutakan oleh penjajah Belanda, dan kaum kapitalis. Pengusaha misalnya, tentu sangat senang menebang kayu/pohon besar karena secara ekonomis menguntungkan. Lalu mereka memprovokasi masyarakat dengan menyebut, tidak boleh memberi sesajen kepada kayu besar, berdalih agama untuk tujuan ekonomi.

    Saya penganut agama Katolik, tapi buat saya, seperti tertulis dalam Injil “Johanes 14:6, Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

    Pasal ini, seperti diperbarui dalam Konsili Vatikan II, bukan berarti semua orang yang beragama Katolik akan masuk surga. Bukan. Orang masuk surga bukan karena agama/KTP, tetapi berdasarkan iman-ibadah, dan perbuatan-amal.

    Saya mau mengatakan, kita boleh beragama apapun, dan mengikuti tren apa pun, tetapi jangan serta-merta lupakan budaya, apalagi menistakannya. Lihatlah Korea, Jepang, Cina dan India, sekarang menjadi kekuatan ekonomi-teknologi Dunia, tetapi mereka tetap melstarikan nbilai-nilai tradisi.

    Sekian, Horas

    Domuara Ambarita
    http://www.domu-ambarita.blogspot.com

  45. Horas Parmalim
    WAh Saya senang sekali berdiskusi dengan Anda hahaha walaupun berbeda pendapat masih berkepala dingin…

    kalo buat saya sih Lae Parmalim, budaya dan individunya memang merekat, namun budaya itu adalah hasil interaksi antara lingkungan, ekonomi dan pergaulan dengan suku-suku lain. kalo buat aku kemiripan budaya (dimirip-miripkan sih lebih tepatnya) dengan Yahudi tidak membuktikan kita ini berasal dari Yahudi. seperti budaya Bali mirip sekali dengan budaya India. apakah lantas kemiripan budaya Bali dengan India bisa dibilang bahwa orang Bali adalah suku India yang hilang? kan tidak, begitu pula juga dengan Batak

    Begini adat budaya kita itu (teori ya,silahkan dibantah kalo punya teori lain) terakumulasi antara budaya asli Batak dengan campuran budaya2 lain sperti India, Islam dan mungkin juga Yahudi bahkan Cina.

    Sebagai contoh. Marga! merupakan asal kata sansekerta Warga yag berarti sekumpulan orang tinggal disuatu tempat. nah oleh orang2 pintar Batak Jaman dahulu (Local Genius/datu-datu)dipinjam hanya istilahnya saja yaitu marga,karena konsep bermarga kita beda dengan orang India,yang merupakan satu keturunan leluhur beda pula dengan Yahudi yang pake nama BEN/BANI.

    Contoh lain. Debata ini merupakan kata pinjaman dari akar kata India Devata namun beda konsep keDewaan India dengan Batak.Orang Batak sendiri punya sebutan lain yaitu Tuan Mulajadi Nabolon

    AKsara kita,tidak mirip sama sekali dengan aksara Yahudi (beda jauh banget) aksara kita berasal dari India juga.

    Nah kalo budaya Yahudi sendiri pun tidak orisinal mereka ciptakan,karena budaya mereka adalah budaya yang hampir dilakoni oleh semua rumpun semitik (ARAB,YAHUDI,babylonia) seperti kisah penciptaan (NABI ADAM dsb)itu mereka pinjam dari kerajaan Babilon namun dimodifikasi sedemikian rupa maka terbentuklah kitab Kejadian tersebut

    Kalo secara ilmiah kan sebelumnya sudah kubilang,aku tanya ke narasumbernya LANGSUNG yaitu Dr Sangkot Marzuki BATUBARA,ga usah pake nanya2 ke SALOMO SIMANUNGKALIT sebaiknya lae juga berbuat demikian (lebih tepat mana nanya wartawan yang kadang bombastis tulisannya agar oplahnya naik berlipat ganda atau ke narasumbernya langsung yang memang AHLI di BIDANGNYA LAE???)
    dr.SANGKOT bilang suku Batak itu rumpun AUSTRONESIA bukan rumpun INDIA bukan MIZO atau NAGA di INDIA. Batak menurut hasil penelitian dia adalah rumpun AUSTRONESIA

    semestinya kita bangga dengan kebijakan leluhur2(DATU2 terutama) kita yang mengkombinasikan kearifan budaya lokal dengan budaya2 luar seperti INDIA,CINA,YAHUDI,ARAB dsb menjadi budaya BATAK yang unik yang kita cintai seperti sekarang ini

    Semua adat BATAK kita ini bukan dari suku bangsa tertentu (YAHUDI),bukan pula ASLI ciptaan kita sendiri namun merupakan kombinasi kumulatif ratusan tahun dari berbagai macam kebudayaan lainnya

    HORAS LAE PARMALIM
    SODARAMU
    PARTOMUAN

  46. Lae Partomuan???/
    Udah pernah baca penelitiannya Dr. Sangkot memang, kalo Lae pernah berkomunikasi dengan Dr. Sangkot tolong QUOTE di forum ini, apa yang anda bicarakan sama dia, saya kira Lae hanyalah baca koran, atau browsing aja di internet. Saya mau tanya Lae Partomuan, Apasih Austronesia itu, Generasi ke berapa dari Manurung??, darimana asalnya Lae, tingkat pendidikan apa????
    Karena kalau saya kasih nanti ilmu yang lebih tinggi untuk Lae telaah, saya kira Lae akan bingung????
    Apasih Melayu???
    Menurut Lae dari mana asalnya manusia itu????
    Daerah Austronesia itu dari mana kemana???
    Udah pernah baca Buku Mormon????
    Saya tunggu Lae jawabanmu.

    Mauliate Godang.

  47. From: Sangkot Marzuki [mailto:smarzuki@eijkman.go.id]
    Sent: 21 April 2008 22:07
    To: pmanurung
    Subject: Re: Peta genetik DNA Indonesia

    Pak Partomuan yth,

    Terima kasih untuk e-mail mengenai latar belakang orang Batak.

    1.Di internet ada satu tulisan mengenai “Batak merupakan suku bangsa Israel yang Hilang” , artikel ini mencengangkan saya, namun saya tidak percaya,karena artikel tersebut bersifat spekulatif , namun salah seorang pemosting disitu mengatakan Pak Sangkot Marzuki mengatakan bahwa Batak merupakan Yahudi Tua, benarkah Pak Sangkot pernah mengatakannya?

    Memang penting sekali kita melakukan klarifikasi sumber berita. Saya tidak pernah membuat pernyataan seperti dikutip itu. Latar belakang genetika orang Batak (lihat dibawah) jauh sekali kekerabatannya dengan orang Yahudi.

    2.Apakah bangsa Toraja dan Batak mempunyai kemiripan DNA , karena scara cultural,fisik dan budaya Toraja dan Batak agak mirip2

    Populasi Toraja dan Batak, seperti populasi penutur bahasa-bahasa Austronesia lainnya (seperti Jawa, Sunda, Bugis, Madura) semuanya menunjukkan kekerabatan genetik, jelas terpisah dari populasi-populasi Asia penutur keluarga bahasa-bahasa lain. Akan tetapi dalam kemiripan tersebut jelas terlihat ada pengelompokan (cluster). Populasi Toraja dan Batak masuk dalam cluster berbeda, jadi tidak lebih dekat dibanding misalnya dengan populasi Jawa atau Sunda.

    3.APakah DNA orang Batak mempunyai kemiripan dengan suku2 lain di Indonesia (karena banyak yang bilang tidak mirip) dan apakah ada
    penyakit2 khusus khas orang Indonesia?

    Mengenari kemiripan sudah saya jawab diatas. Penyakit khas sampai sekarang tidak ada, tapi mutasi penyebab penyakit memang ada yang khas.
    Mutasi Hb Malay yang mendasari Thalassemia beta misalnya, hanya ditemukan pada populasi Melayu baik di Sumatera, Semenanjung Melayu, maupun di selatan Thailand. Mutasi ini tidak ditemukan di populasi Jawa dan Indonesia lainnya, maupun di populasi bukan Melayu di daratan Asia Tenggara.

    Semoga keterangan saya diatas menjawab pertanyaan Bapak.

    Salam,

    Sangkot Marzuki Batubara Glr Sutan Guru Mulia

    Professor Sangkot Marzuki MD PhD DSc
    Director – Eijkman Institute for Molecular Biology Jl. Diponegoro 69, Jakarta 10430, Indonesia Tel +62-21-3148694 • Fax +62-21-3147982 • http://www.eijkman-imb.org

  48. Bangsa Batak adalah suku bangsa israel yang hilang????
    hehehe becanda kali yeee

    kalo emang bener bikin aja PUNGUAN RAJA ISRAEL dohot boruna sejabotabek, trus tarombo kite ganti bukan si RAJA BATAK asal kita, tapi si RAJA ISRAEL saja dan mulai sekarang ga usah pake istilah “Marga” lagi tapi pake “BEN” asik juga tuh Hamonangan ben Pohan ato Dolly ben Siagian ato Charles ben Nasution, Yehudah ben Sitorus, ato Ucok ben Kampus trus HKBP kita ganti jadi HBY alias Huria BAtak Yahudi, lalu greja2 diganti aja jadi SInagog en acara2 adat ga makan sangsang dan panggang, lagi karena sangsang dan panggang itu ga kosher!!!(halal dalam ibrani)

  49. Ya betul itu lae hamonangan

    kalo dulu ada pepataH:
    Ini Kampak bukan sembarang Kampak,ini Kampak pembelah kayu
    Ini Batak bukan sembarang Batak, ni Batak sudah jadi melayu

    kalo bener kite turunan Yahudi (which is ga mungkin)
    Ini Kampak bukan sembarang Kampak,ini Kampak dari Sialagundi
    Ini Batak bukan sembarang Batak, ni Batak sian Yahudi

    hehehe

  50. “Marga” lagi tapi pake “BEN” asik juga tuh Hamonangan ben Pohan ato Dolly ben Siagian ato Charles ben Nasution, Yehudah ben Sitorus, ato Ucok ben Kampus trus HKBP kita ganti jadi HBY alias Huria BAtak Yahudi, lalu greja2 diganti aja jadi SInagog en acara2 adat ga makan sangsang dan panggang, lagi karena sangsang dan panggang itu ga kosher!!!(halal dalam ibrani):

    Kalau begini kita menamakan kita adalah Yahudi yang menggantikan Yahudi ada sekarang, dan kita sudah salah alias sudah OUT OF TOPIC, misalkanlah semua assumsi kita selama ini salah.
    Sekarang kita kembali ke pertanyaan awal,……….
    Darimanakah asal usul orang Batak itu????

    Saya kira komentarnya Lae Hamonangan ga pernyataan intelektual, jadi kalo kita merasa masih sama2 orang batak ga usaha terlalu memaksakan diri untuk mempertahankan pendapat kita kalo ga ada bukti scientificnya.
    Selama ini saya lihat Lae hanya melakukan negasi, tanpa mencari dasar alternatif yang lain yang bisa dibuat sebagai wacana atau untuk mencari asal usul kita secara science.

    Mudah2an banyak orang batak yang bisa meneliti topic kita diatas.( Dari mana asal usul orang batak itu????????)
    Jadi pendapat kita itu harus memberikan masukan yang baik, untuk kita gunakan selanjutnya sebagai acuan ilmiah,…….

    Judul Bacaan diatas adalah, Bangso Batak Toba, Keturunan Israel Yang Hilang??? Penulis membeberkan buktinya yang sangat terbatas, Mari kita teliti atau cari sudut pandang yang lain.

    Kalau kita menyangkal, kita harus ada alasan dengan bukti untuk mengatakan tidak. Dengan cara yang sama kalau sebaliknya.

    Mari kita sama2 cari tahu,…………..

  51. AH lae aja yg sensitip

    kalo liat email yang diposting oleh Lae Partomuan atas pertanyaan ke Dr Sangkot cukup membuktikan secara ILMIAH kita ini BUKAN TURUNAN YAHUDI

  52. Saya bertanya sekarang nih,…..
    Darimana asal usul suku batak ???? Menurut Lae Hamonangan sama Partomuan,?????
    dari Austronesia????

  53. Yoi
    mo bukti ilmiah?
    1.Jawaban Email Dr Sangkot kepada saya, kalo kurang lengkap browsing saja di internet banyak kok lae,dan kalo kurang sreg email saja langsung ke Dr.Sangkot emailnya sudah ditulis diatas
    2.http://en.wikipedia.org/wiki/Austronesian_people
    3.http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Austronesian_languages
    4.http://id.wikipedia.org/wiki/Austronesia
    5.http://www.mail-archive.com/itb@itb.ac.id/msg25692.html

    gitu deh lae

  54. Kalo baca lagi tulisan Dr. Sangkot, dia tidak mengerti betul tentang Batak, Tulisannya itu kan, SUNDALAND, banjir dan terpecahnya benua asia dan lain2. Dia hanya meneliti GNOM terhadap penyakit
    Saya kira juga Lae kurang referensi mengenai batak, wikipedia bukan dibuat oleh orang2 professional. Lae aja boleh menuliskan apa pun di situ tentang batak.
    Coba baca umpama SPICE Route, Cinnamon Road.
    Pasti Lae ada gambaran mengenai Batak?
    A Fragile Nation, by Khoon Choy Lee, History of Sumatra Tribe, by Data Meuraxa. Disini semua disebutkan 2500 tahun yang lalu sudah ada pedagang Mesir datang ke Tanah Batak.
    Dan sebagai bahan dasar tentang Batak, coba baca AHU SISINGAMANGARAJA, karangan Pdt, SIJABAT kali, kalo ga salah…………….
    Saya ga bisa menjelaskan disini semua tetang Batak kepada Lae. karena saya akan vacum dari kerja kantor sampai 2009.
    kalau ada perkembangan disini aja kita nanti bertemu.

    Mauliate.

  55. Saya punya cukup banyak referensi tentang Batak,buku AHU SISINGAMANGARAJA sudah punya, ga ada disitu referensi yg mengatakan BATAK TURUNAN YAHUDI, 2500 tahun yang lalu sudah ada pedagang MEsir datang kemari tidak membuktikan BATAK TURUNAN YAHUDI YANG HILANG
    BATAK itu austronesia asalnya dari kepulauan FORMOSA (Taiwan sekarang)
    Wikipedia bukan ditulis orang profesional bukanya kebalik?
    Mengenai penelitian Dr.Sangkot, dia meniliti GNOM penyakit tapi database gen2 suku2 di INDONESIAnya lengkap, makanya kubilang TANYA LANGSUNG ke orang yang bersangkutan mengenai penilitiannya kalo LAE MERASA KESULITAN membaca karya ilmiah Dr SANGKOT,dan tanya apakah BATAK itu turunan YAHUDI TUA apa bukan? karena lae mengatakan di awal posting lae Dr.Sankot bilang Batak itu Yahudi tua,namun setelah saya tanyakan kepada orang yang bersangkutan Dr.Sangkot tidak pernah mengatakan Batak itu Yahudi Tua (baca email dr Sangkot kepada saya di posting sebelumnya)
    Buatku Batak itu bukan Turunan Yahudi,karena tidak ada dasar ilmiahnya,tidak ada hubungan darahnya,beda budayanya, beda bahasanya,beda pula asal-usulnya.

    Moliate Godang

  56. THEN WHAT?
    IS ISRAELI MORE THAN OTHER RACES?
    GOD’S CHOSEN PEOPLE?
    IT’S A CRAP THE JEWS HAD SPREAD….

  57. Shalom,

    We’d like to invite all of you to join our Web Site of the Hebrew Institute of Indonesia and the group too.

    We serve as a Hebrew information and related such as Hebrew Biblical Studies, Cultural, Spirituality, Language, Politics and some Hebrew Literatures.

    And also, Center for Hebrew and Jewish Cultural Studies (Pusat Kajian Kebudayaan Ibrani dan Yahudi).

    Shalom

    www(dot)hebrewinstitute(dot)wordpress(dot)com

  58. Sangat menarik.

    Bagaimana dengan tradisi SUNAT di Israel yang di Batak di sebut MARSOPIT ??

  59. Kalo saya lebih percaya, orang batak itu keturunan penduduk yang dulu tingggal di selat Sunda. Mereka masuk ke pedalaman sewaktu terjadi letusan rakata tahun 535 M. Akar rumputnya justru dari wilayah asia tenggara.

  60. Ada beberapa hal yang perlu kita pikirkan berkaitan dengan Apakah Suku Batak adalah bagian dari Suku di Israel yang hilang :
    1. Kita bersyukur jika hal itu benar karena sebagai manusia kita mengerti asal usul kita dan mengerti bagaimana caranya menghormati Nenek Moyang kita
    2. Jikalau seandainya hal itu salah toh…kita tetap bersyukur karena kita melebihi bangsa Israel sekarang yang belum/tidak mau mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan-nya
    3. Penting untuk kita sadari bahwa menjadi salasatu suku dari Israel merupakan bagaikan makan buah simalakama, mengaku salah dan tidak mengaku salah. mengapa? seandainya Benar, kita akan menjadi salasatu suku yang paling dibenci oleh sebahagian bangsa di muka bumi ini, dan kemana-mana kita pasti tidak aman (selalu ada ancaman). Mengingat pergulatan di Timur Tengah, Israel selalu diidentikkan bangsa yang kejam dan tidak memiliki kasih. Memang disisi lain bangsa Israel karena separuh pembangunan peradapan dan tatanan di muka bumi ini mereka yang menjadikannya demikian, hal itu sesuai dengan Firman Tuhan : Dan semua bangsa di muka bumi akan mendapat berkat olehmu (Abraham). Bisa dikatakan pusat segala sumber Ilmu Pengetahuan adalah berasal dari mereka, Keamanan, Perekonomian, Fisika, Agama, Dll. Namun buat apa kita peroleh semua ketenaran nama itu jikalau mau tidur aja kita terancam, atau mau jalan saja kita merasa perlu berhati-hati. Atau mau kemana saja kita selalu dihantui oleh para pembunuh yang beraliran keras? Salam

  61. horas! hei hamu angka dongan!!kalian semua pintar2 dan kritis tapi tolooongg donk jaga tata krama kita dalam mengemukakan pendapat masing2.anggap saja yang jadi topik kita ini sebagai pengetahuan atau referensi literatur kita.lagipula jangan akal sehat dan perasaan kita tidak berimbang dalam mengemukakan pikiran,pendapat dan pengatahuan yang kita miliki.kalau kita mau jujur semua yang kita perdebatkan ada yang benar alias otentik dan ada juga yang bersifat dugaan alias teori yang perlu pembuktian lebih jauh.menurut pengamatan saya pribadi kita ini adalah satu keluarga besar di bumi ini yang tentu saja membawa kesamaan dari mulanya lalu kita berpisah untuk membentuk keluarga baru dan seterusnya begitu hingga saat ini yang juga akhirnya membentuk perbedaan dan keberagaman.lalu keluarga2 yang terbentuk itu juga saling mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lain (interaksi dan asimilasi budaya dan pola hidup)sehingga terciptalah kehidupan multi budaya,ras,bahasa dan habitat.saya cenderung mendukung pemikiran bahwa tidak ada satupun budaya ataupun adat istiadat kita yang murni 100% tanpa adanya penyerapan atau pengambil alihan budaya dan tradisi dari dunia luar.saya tidak mengatakan bahwa kita sebagai orang batak tidak mampu mencipta budaya dan tradisi sendiri alias menjiplak tanpa melihat kebutuhan ataupun sifat atau kekhasan suku kita.namun saya percaya bahwa apa yang dimiliki orang batak saat ini adalah hasil peleburan dari apa yang kita miliki dengan milik dunia luar sekitarnya.hasil dari peleburan yang dilakukan oleh”ompunta sijolo-jolo tubu” inilah yang kita telah kita jalani selama berabad-abad lamanya.maka tak heran kalau ada kemiripan atau persamaan dari suku2 bangsa yang ada di muka bumi ini.cerita tentang manusia pertama,banjir besar dapat kita temui di seluruh kehidupan suku2 bangsa dunia,yang tentu saja disesuaikan lagi untuk kepentingan2 internal suku2tersebut.dan lagi mari kita berdiri diatas fakta2 sejarah yang otentik,bukan beralaskan asumsi,hipotesa dan “ninna tu ninna”(katanya).kalaupun ada diantara kita yang merasa memiliki keterikatan emosional dengan bangsa israel (Yitzrael) dan mengait-ngaitkan kesamaan budaya,tradisi ataupun sifat2 suku batak,..sah2 saja selama itu bukan dalam koridor keilmuan(ilmiah) dan hanya sebagai bahan diskusi ringan yang tidak menuntut penelitian ilmiah mendalam.dan diatas semua itu mari kita muliakan dan sembah Dia yang telah menganugerahkan keragaman dalam hidup kita sebagai halak batak.

  62. BANGSO BATAK TOBA, KETURUNAN ISRAEL YANG HILANG, benar kah demikian? perlu penelitian lebih lanjut tentunya, adakah para ahli dan donatur yg bersedia untuk penelitian ini? (jangan mengharapkan dari pemerintah) seperti nya ini akan sangat penting dan berguna.

  63. wah ternyata ito2 qta hebat semua nih,…kayaknya pd kutu buku hhhhehhe….maju terss buat kalian semua yah tp satu hal yg ptg,biar kepintaran kalian semua dan budaya kita batak yg dibanggakan jd berkat dan bagi Kemuliaan Tuhan……….GBU all

  64. Parmalim and yehuda Cs, sama sama parmalim heeee, gitu aja sewot, eh parmalim sudahnaik tensinya mau ngadu ilmu, he ee, dianggap partomuan tidak ngerti, heee ee, sudah kawan sudah berapa gelas rupanya parmalim, dan yehuda, tambaima tuak mi… hu maafpon pe ho, heee DAME MA DIMAHU DURUNG DURUNG MA DIA HU.

    Eh… ada yang lupa, SiSinga mangaraja berperang bukan mempertahankan Tanah Batak, jangan kecele tapi mempertahankan Jemaatnya dari Kekeristena. ya..
    hehee ributl agi nih pasti….

  65. Bagi g gak penting,walau ada kemungkinan benar. Pemerintah israel itu bnyk org ilmuan pintarnya. pasti meraka lg nyari keturunanya yg menyebar. N jika benar bisa sampai samosir mereka mempelajarinya. Trus mereka akan minta ijin ke pemerintah indonesia tuk menyelidiki. G sih gak tau y,coba tolong kasih bukti usaha2 org israel tuk mencari keturunanya yg menyebar sampe tanah batak. soalnya di alkitab memang ada tertulis bahwa suku israel akan dikumpulkan.Kan bisa ditelusuri dari perubahan genetik.Tp buat apa.Klo ada kemiripan ato kesamaan kan wajar,bukan berarti jg sbg turunan. Yang utama buat kita org batak yg membaca alkitab n percaya Kristus, adalah berbuat kasih sama seperti Yesus,bukannya menyamai seperti israel. Walau kita turunan israel,tp gak percaya Yesus-untuk apa?-.Jika benar berarti kita orang batak turunan yg jg menyalibkan Yesus.;p Dilain pihak,dilihat dari perpecahan kerajaan Salomo ato jaman babel ato kerajaan apaun pd jaman tertentu,yg kemungkinan turunan israel itu sampai ke tanah batak,berarti orang batak itu budayanya ato kepercayaannya mengikuti HUKUM TAURAT dari MUSA. Berarti nenek moyang batak sudah mengenal Allah Bapa,yg Allah yg Hidup, Allahnya Abraham-Ishak-Yakup. Sedangkan orang batak aja parmalim yg tidak menyebutkan Allah Abraham-Isak-Yakup,tetapi malah DEBATA-OPPUNG NA MULA JADI NABOLON. Kita mengenal bapak Abraham kan semenjak kristen masuk(nomensen). Sedangkan turunan isarael pasti da diceritain turun menurun oleh dr nenek moyang mereka sampe sekarang. Kaya kita diceritain oppung kita siapa aja. Sepertinya begitu ya…..
    He.he..he seru jg ni bahas2 beginian walau g gak punya bukti,cuma nalar yg g tau aja.

  66. Saya orang Batak asli dan orang Kristen, tetapi saya tidak percaya kalau Batak dikatakan suku Israel yang hilang, alasannya:
    1. Suku-suku Israel yang terpisah diseluruh dunia masih memiliki sedikit peninggalan kultur dari adat dan penyembahan Yahudi jaman dulu, misalnya masih menyembah kepada Yahweh atau Manasseh. Sedangkan Batak, sejak dulu hanya menyembah Debata (atau berarti Dewa). Nama Debata Jahobah (Tuhan Yehovah) sendiri baru muncul setelah misionari Jerman masuk ke tanah Batak.
    2. Kultur Yahudi jauh lebih tinggi dan beradab. Agak heran bagi saya bila memang Batak adalah keturunan dari Yahudi, mengapa kultur Batak tidak bisa ‘sama tinggi dan beradab’ seperti nenek moyangnya? Saya bukan merendahkan kultur saya sendiri, tetapi inilah kenyataan yang saya lihat. Coba perhatikan keturunan Israel di Ethiopia, walaupun mereka miskin tetapi mereka masih terus memegang tradisi nenek moyang Yahudi.
    3. Mengapa aksara Batak tidak mirip sama sekali dengan aksara Yahudi?

    Jika memang teori Batak adalah keturunan langsung dari Yahudi, puji Tuhan. Jika tidak, ini tidak akan memperlemah iman saya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai juruselamat saya.

    Maukah anda juga mengenal Yesus Kristus sebagai juruselamat anda? Tuhan Yesus memberkati.

  67. Saya baru saja mendapatkan artikel yang cukup menarik mengenai sejarah Batak.

    “73.000-30.000 SM
    Penduduk nomaden mendiami sekitar pegunungan Batak, yang meledak membentuk danau Toba, keberadaan mereka berdasarkan penggalian sejarah.

    3000-1000 SM (Sebelum masehi)
    Bangsa Batak yang merupakan bagian dari Ras Proto Malayan hidup damai bermukim di perbatasan Burma/Myanmar dengan India. Beberapa komunitas tersebut yang kemudian menjadi cikal-bakal bangsa adalah kelompok Bangsa Karen, Toradja, Tayal, Ranau, Bontoc, Meo serta trio Naga, Manipur, Mizoram. Tiga yang terakhir ini sekarang berwarga negara India. Adat istiadat mereka dan aksesoris pakaian yang dimiliki sampai sekarang masih mirp dengan pakaian Batak, misalnya pernik dan warna ulos.”

    Sifat dominan dari ras ini adalah kebiasaan hidup dalam splendid isolation di lembah lembah sungai dan di puncak-puncak pegunungan. Mereka sangat jarang membuat kontak bersifat permanen dengan pendatang yang berasal dari komunitas lainnya misalnya komunitas yang berada di tepi pantai, pesisir, yang saat itu banyak dipengaruhi oleh ideologi yang berbeda dengan mereka, misalnya Hinduisme (Yang disinyalir sebagai ajaran turunan dari agama Nabi Nuh AS), Zoroaster, Animisme gaya Yunani dan Romawi dan juga paham-paham baru seperti Buddha, Tao dan Shintoisme

    Sifat tersebut masih membekas dan terus dipertahankan oleh orang-orang Batak hingga abad 19. Sampai saat ini, diperkirakan suku bangsa yang berasal dari ras ini masih mempertahankan kebiasaan ini, terutama Bangsa Tayal, bangsa pribumi di Taiwan, Orang-orang Bontoc dan batak Palawan penghuni pertama daerah Filipina.

    1000 SM
    Bangsa Mongol yang dikenal bengis dan mempunyai kemajuan teknologi yang lebih tinggi berkat hubungan mereka yang konsisten dengan berbagai bangsa mulai bergerak ke arah selatan. Di sana, keturunan mereka menyebut dirinya Bangsa Syan dan kemudian menciptakan komunitas Burma, Siam (Thai) dan Kamboja yang kemudian menjadi cikal-bakal negara.

    Ras Proto Malayan mulai terdesak. Ketertutupan mereka menjadi bumerang karena teknologi mereka tidak up to date. Sebagian dari mereka kemudian mulai meninggalkan daerah-daerah tersebut, menempuh perjalanan untuk mencari daerah baru bahkan ke seberang lautan, di mana mereka akan menikmati hidup dalam ‘splendid isolation’ kembali.

    Bangsa Bontoc bergerak ke daerah Filipina, Bangsa Toraja ke selatannya, Sulawesi. Di Filipina, Batak Palawan merupakan sebuah suku yang sampai sekarang menggunaka istilah Batak. Saudara mereka bangsa Tayal membuka daerah di kepulauan Formosa, yang kemudian, beberapa abad setelah itu, daerah mereka diserobot dan kedamaian hidup mereka terusak oleh orang-orang Cina nasionalis yang kemudian menamakannya Taiwan.

    Yang lain, Bangsa Ranau terdampar di Lampung. Bangsa Karen tidak sempat mempersiapkan diri untuk migrasi, mereka tertinggal di hutan belantara Burma/Myanmar dan sampai sekarang masih melakukan pemberontakan atas dominasi Suku Burma atau Myamar yang memerintah.

    Selebihnya, Bangsa Meo berhasil mempertahankan eksistensinya di Thailand. Bangsa Naga, Manipur, Mizo, Assamese mendirikan negara-negara bagian di India dan setiap tahun mereka harus berjuang dan berperang untuk mempertahankan identitas mereka dari supremasi bangsa Arya-Dravidian, yakni Bangsa India, yang mulai menduduki daerah tersebut karena over populasi.

    Bangsa Batak sendiri, selain terdampar di Filipina, sebagian terdampat di kepulauan Andaman (sekarang merupakan bagian dari India) dan Andalas dalam tiga gelombang.

    Yang pertama mendarat di Nias, Mentawai, Siberut dan sampai ke Pulau Enggano. Gelombang kedua terdampar di muara Sungai Simpang. Mereka kemudian bergerak memasuki pedalaman Pulau Andalas menyusuri sungai Simpang Kiri dan mulai mendirikan tempat di Kotacane. Komunitas ini berkembang dan membuat identitas sendiri yang bernama Batak Gayo. Mereka yang menyusuri Sungai Simpang Kanan membentuk Komunitas Batak Alas dan Pakpak. Batak Gayo dan Alas kemudian dimasukkan Belanda ke peta Aceh.

    Mainstream dari Suku bangsa Batak mendarat di Muara Sungai Sorkam. Mereka kemudian bergerak ke pedalaman, perbukitan. Melewati Pakkat, Dolok Sanggul, dan dataran tinggi Tele mencapai Pantai Barat Danau Toba. Mereka kemudian mendirikan perkampungan pertama di Pusuk Buhit di Sianjur Sagala Limbong Mulana di seberang kota Pangururan yang sekarang. Mitos Pusuk Buhit pun tercipta.

    Masih dalam budaya ‘splendid isolation’, di sini, Bangsa Batak dapat berkembang dengan damai sesuai dengan kodratnya. Komunitas ini kemudian terbagi dalam dua kubu. Pertama Tatea Bulan yang dianggap secara adat sebagai kubu tertua dan yang kedua; Kubu Isumbaon yang di dalam adat dianggap yang bungsu.

    Sementara itu komunitas awal Bangsa Batak, jumlahnya sangat kecil, yang hijrah dan migrasi jauh sebelumnya, mulai menyadari kelemahan budayanya dan mengolah hasil-hasil hutan dan melakukan kontak dagang dengan Bangsa Arab, Yunani dan Romawi kuno melalui pelabuhan Barus. Di Mesir hasil produksi mereka, kapur Barus, digunakan sebagai bahan dasar pengawetan mumi, Raja-raja tuhan Fir’aun yang sudah meninggal. Tentunya di masa inilah hidup seorang pembawa agama yang dikenal sebagai Nabi Musa AS.

    1000 SM – 1510 M
    Komunitas Batak berkembang dan struktur masyarakat berfungsi. Persaingan dan Kerjasama menciptakan sebuah pemerintahan yang berkuasa mengatur dan menetapkan sistem adat.

    Ratusan tahun sebelum lahirnya Nabi Isa Al Masih, Nabi Bangsa Israel di Tanah Palestina, Dinasti Sori Mangaraja telah berkuasa dan menciptakan tatanan bangsa yang maju selama 90 generasi di Sianjur Sagala Limbong Mulana.

    Dinasti tersebut bersama menteri-menterinya yang sebagian besar adalah Datu, Magician, mengatur pemerintahan atas seluruh Bangsa Batak, di daerah tersebut, dalam sebuah pemerintahan berbentuk Teokrasi.

    Dinasti Sorimangaraja terdiri dari orang-orang bermarga Sagala cabang Tatea Bulan. Mereka sangat disegani oleh Bangsa Batak di bagian selatan yang keturunan dari Tatea Bulan.

    Dengan bertambahnya penduduk, maka berkurang pula lahan yang digunakan untuk pertanian, yang menjadi sumber makanan untuk mempertahankan regenerasi. Maka perpindahan terpaksa dilakukan untuk mencari lokasi baru. Alasan lain dari perpindahan tersebut adalah karena para tenaga medis kerajaan gagal membasmi penyakit menular yang sudah menjangkiti penduduk sampai menjadi epidemik yang parah.

    Perpindahan diarahkan ke segala arah, sebagain membuka pemukiman baru di daerah hutan belukar di arah selatan yang kemudian bernama Rao, sekarang di Sumatera Barat. Beberapa kelompok di antaranya turun ke arah timur, menetap dan membuka tanah, sekarang dikenal sebagai Tanjung Morawa, daerah di pinggir Kota Medan.

    Satu kerajaan lain yang berdiri di era ini adalah Kerajaan Hatorusan yang didirikan oleh Raja Uti di Sianjur Mula-mula. Pusat kerajaan kemudian dipindahkan ke Barus dan Sigkil. Raja Uti adalah cucu langsung Si Raja Batak dari anaknya Guru Tatebulan.

    200 SM-150 M
    Orang-orang Mesir (masa Ramses) mengunjungi tanah Batak, tepatnya, Barus untuk membeli kapur barus. Sumber-sumber sejarah Yunani, misalnya dari Ptolomeus abad ke-2 SM mengatakan bahwa kapal-kapal Athena telah singgah di kota Barus pada abad-abad terakhir sebelum tibanya tarikh Masehi. ”

    http://parsolam.blogspot.com/2006/11/sejarah-batak.html

    http://www.e-pao.net/epSubPageExtractor.asp?src=manipur.Ethnic_Races_Manipur.Affinities_btn_Nagas_and_tribes_of_Southern_Seas

    Dari kesimpulan yang saya ambil atas artikel tersebut, suku Batak memiliki relasi dengan suku Naga, Mizoram dan Manipur yang ada di India Selatan. Ada kemungkinan Batak masih memiliki Bnei Menashe berasal dari Manipur & Mizoram.

    Oh ini ada artikel tambahan tentang Bnei Menashe

    http://www.manipuronline.com/Features/January2003/israeliteorigin26_3.htm

    Sekali lagi, itu hanya kesimpulan yang saya coba tarik dari beberapa artikel diatas.

    Terima Kasih

    Shalom

  68. Oh maaf maksud saya India, bukan India Selatan.

    Ini adalah video-video tentang kembalinya suku Bnei Menashe ke tanah Israel

    http://au.youtube.com/watch?v=fHvUcfB_B0c&feature=related

    http://au.youtube.com/watch?v=fHvUcfB_B0c&feature=related

  69. “Ada kemungkinan Batak masih memilliki hubungan dengan suku Bnei Menashe berasal dari Manipur & Mizoram di India., yang telah diakui oleh pemerintah Israel sebagai salah satu suku Israel yang hilang.”

  70. I’d like to joint, thanks.

  71. Kalau mau dengan yang paling pasti apakah Bangso Batak termasuk Bnei Yishrail, test DNA saja.
    Teknologi mereka sekarang dalam test DNA sudah lebih maju, cukup seseorang sambil jalan masuk pintu scanner sambil tangan digenggam, langsung ketahuan apakah ada hubungan dengan Bnei Yishrail meski sudah bercampur bangsa lain. Ada warna-warna biru yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.

  72. The Jews Who Are Not The Ancient Israelites

    April 24, 2008 in History, Jewish Supremacy, Religion | Tags: Jewish Supremacy, Religion, Khazar Jews, Chazars, Edom, Esau, Talmudism, Jacob, Ashkhenazim, Pharisees, Ashkenazim, Torah, Sephardic

    In this Medieval painting, Jesus is handed over to the Romans by the Sanhedrin or the Pharisees. Talmudism is a quasi-reincarnation of these Pharisee’s beliefs and is followed by a racial group NOT descended from these people.

    Judaism is Pharisaism, which Christ preached against. A modern Orthodox Jew’s theology is the same as a Pharisee of Christ’s day. The Ancient Israelites (who were not Jews, nor were they their ancestors) practiced Mosaism, the religion of Moses.

    Jesus was a Hebrew (that is, a descendant of Eber), an Israelite (a descendant of Jacob), and a Judahite (a descendant of Judah) but not a Jew!

    Modern Jews are not even Israelites; they have no relation to Jesus at all. Modern Ashkenazi (or Yiddish) Jews are, in fact, primarily descended from a Turkic people, known as the Khazars, who converted to Judaism in the late 9th Century AD and the Jewish Edomites who converted to, or rather created, Judaism hundreds of years before. According to some genetic tests, 60% of Jewish DNA is Central Asian Turkic. The remaining 40% is of Semitic, specifically Edomite, origin.

    The Edomites were a mixed people, descended from Esau (the son of Isaac, and brother of Jacob). Esau had married several women of different ethnicity’s that existed in the land of Canaan at that time, including Hittites, Hivites, Horites, Canaanites, and Ishmaelites (Arabs).

    A bitter rivalry between the descendants of Esau and Jacob continued throughout history, and as they lived in close proximity for hundreds of years, their hatred worsened. The Romans referred to the Edomites as Idumeans, separate from Israelites, when they lived in the region of Palestine together. The Romans later divided Palestine into districts, with Idumea (land of Edomites) being one of the districts. Some Edomites converted to the religion of the Israelites although in doing so, they bastardized it, creating the books known as the Babylonian Talmud.

    At the fall of the Roman Empire, the Edomite Jews became scattered over all of Europe, with the majority settling down in the Turco-Mongolian (Khazaric) area of Russia, where they intermarried with the heathen Khazars who had converted en masse to Judaism. They are called Ashkenazi, and make up at least 90% of modern Jewry. Every Israeli Prime Minister has come from this heathen background. Which means their ancestors never walked the hills of Palestine. The only Jews with Abrahamic blood flowing in their veins come from the Sephardic Jews, whose lineage can be traced back to Esau/Edom.

    Here are some quotes that show this:

    “Hasdai ibn Shaprut, who was foreign minister to Abd-al-Rahman, Sultan of Cordova, in his letter to King Joseph of the Chazars (about 960 AD) … speaks of the tradition according to which the Chazars once dwelt near the Seir Mountains [The ‘Seir Mountains’ are none other than the original land of Esau-Edom – ‘Thus dwelt Esau in Mount Seir: Esau is Edom’ (Genesis 36:8). Seir was a mountain range sought of the Dead Sea and was also known as the ‘land of Edom’ (Genesis 36:21). The Seir mountains were the home of the Edomites for nearly a millennium (The Edomites arrived in Edom or Seir at the end of the 14th and beginning of the 13th century B.C. Encyclopedia Judaica, Vol. 6, p. 372) Thus we have it from Jewish sources that the Khazars originally ‘dwell near the Seir Mountains’ so are racially of Edomite stock. But how and when did Edomites get to Khazaria? There is evidence that in the 6th century BC, some of the Edomites fled their homeland of Seir and migrated north, ‘After the fall of Jerusalem, in 586 BC, the Edomites began to press northward (Ezekiel 36:5).”

    (The New Westminster Dictionary of the Bible, ed. by Henry S. Gehman, The Westminster Press, Philadelphia, 1970, p. 418}].” (The Jewish Encyclopedia, Vol. IV, (1905), p. 3).

    “… the Idumeans (Edomites) were…made Jews…and a Turkish people (Khazars) were mainly Jews in South Russia…The main part of Jewry never was in Judea and had never come out of Judea.”

    (H.G. Wells, The Outline of History, 3rd ed., MacMillian, 1921, p. 494).

    “Edom is in Modern Jewry.”

    (The Jewish Encyclopedia,1925 edition, vol. 5, p. 41)

    “… the large majority of surviving Jews in the world of Eastern European, and thus perhaps mainly of Khazar origin. If so, this would mean that their ancestors came not from the Jordan but from the Volga, not from Canaan, but from the Caucasus…and that genetically they are more closely related to the Hun, Uigur and Magyar tribes than to the seed of Abraham, Isaac and Jacob.”

    (Arthur Koestler, The Thirteenth Tribe, Random House, 1967, p. 17).

    Strictly speaking, it is incorrect to call an ancient Israelite a ‘Jew’ or to call a contemporary Jew an ‘Israelite’ or a ‘Hebrew.’”

    (The Jewish Almanac, Compiled and Edited by Richard Siegel and Carl Rheins (New York: Bantam Books, 1980) p. 3.)

    Those who interchange the words “Jew” and Israelite, call Abraham a Jew, though Abraham was not an Israelite or a Jew. The word “Jew” is not used in the Bible until nearly 1,000 years after Abraham. Abraham was a Shemite (that is a descendant of Shem), and he was also a Hebrew (a descendant of Eber or Heber). But to say that he was a Judahite is to say that he descended from his own great-grandson, which is impossible!

    One of Jacob’s (Israel’s) children was Judah (Hebrew “Yehudah”). His descendants were called Yehudim (”Judahites”). In Greek the name is Ioudaioi (”Judeans”). Most all Bible translations use the word “Jew,” which is a modern, shortened form of the word “Judahite.” A “Jew” in the Old Testament would be a “Judahite;” and a “Jew” in the New Testament would be a “Judean.”

    The Bible uses the term “Jew” or Judahite in three distinct ways:

    1) One who is of the tribe of Judah in a racial sense (as Jesus was);

    2) One who is a citizen of the southern nation of Judah, including the Tribes of Benjamin and most of the Tribe of Levi; it will even include Canaanites and Edomites who were citizens of Judah (these are from whom modern Jews descend); and,

    3) One who is a follower of the religion of Judaism, or as it was more anciently known as Pharisaism (After the Pharisees).

    – CelticSicilian

    Thank you, CelticSicilian.

    As we can see here, whenever I say “Jews” on my blog, I really mean “Khazars” or “Chazars.” Most everyone uses the term “Jew” as a short-hand so the readers can understand of whom they speak. But they’re really not Jews of the Bible or the Old Testament (the Torah) as advertised by them. They have resurrected Pharisaism (which Jesus preached against) in the teachings of the Talmud and only by this can they be called “Judaic.”

    Polish “Jews” studying the Talmud. These are the Ashkenazim, racially the Khazars, who come mostly from Germany, Poland and Southern Russia. The richer German Ashkenazim have been in the US the longest, with many of the poorer ones being allowed to immigrate in the 1880’s as white Europeans. Little did we know just what we were doing.

    These Khazars are from Eastern Europe, mostly Poland and Southern Russia, some of whom migrated into Germany and other European nations. They’ve considered themselves “Jewish” from the Holy Land, for centuries now (the first few generations is all it would take) and their main religious book is the Talmud, some of it written in Babylon and then added to by themselves in Europe during the middle ages. And some was written by Sephardic Jews, in exile in Egypt and elsewhere, passed onto Jewish communities in Spain, then on-towards the European Khazars north and eastward.

    All of this is very complex and confusing for most Americans, hence people just call them “Jews.” And they want you to think of them as Israelites, instead of anything else, so as to take full advantage of the biblical status, victimhood and economic clout, but mostly for the cohesiveness of their racial stock. As such, this is the most racist group in the world, once you see their actions in toto.

    The Khazar racial group, who are the main promoters of Zionism and Jewish supremacism, may well have less “Holy Land” DNA than even the Palestinians that they have been trying to clear from the region for decades. This is one of the biggest lies of all history and, unbelievably, is still being promoted to this day. Often, when the Jew is not on the radar, he freely discusses this very fact among themselves, but the moment any Gentile brings it up, he is called a “anti-Semite.” Curious, huh?

    This is done mostly to befuddle the surrounding Christians and has worked marvelously for them. Witness the rise of “Dispensationalists” who believe that we need to support these people and the State of Israel for the sake of Christianity — even when these very same people believe in a Talmud that says Christ was nothing but a Egyptian magician and is now being boiled for eternity in a vat of excrement or semen in the bowels of hell!

    “The modern Jew is the product of the Talmud.” -– Michael Rodkinson, in preface of Babylonian Talmud, page XI.

    “The Talmud is to this day the circulating heart’s blood of the Jewish religion. Whatever laws, customs, or ceremonies we observe-whether we are Orthodox, Conservative, Reform, or merely spasmodic sentimentalists-we follow the Talmud. It is our common law.” -– Herman Wouk, “This is My God.”

    They’ve also worked tirelessly to elimanate any signs of Christianity from public property in the US. No longer can even the Manger scene be set-up in the town square for Christmas. Yet the menorah is perfectly legal. Any sign of Jesus supposedly serves as a reminder of that day in Jerusalum, 2,000 years ago and they say they don’t want to be called “Christ-killers” over it. In reality, the Talmud states that it was them, the Pharisees who killed Jesus (Baleem) with their own hands and not the Romans. According to them, he was stoned, strangled and decapitated at least four times (a bit of over-kill) in a trash dump.

    As an “Egyptian magician,” Jesus is considered a “false-prophet” by their Orthodoxy, so they are really out to stop you from worshipping Him in any way. And even Jewish political and social engineers, like the Jewish Anti-Defamation League (ADL) and even your very own government (can you believe that?), are now attacking the New Testament’s writings,* while totally ignoring anything about this Talmud.

    Some evangelical “ministers,” like the Bishop John Hagee, insist on deceiving their flocks about all of this, never telling you a thing about the real-life “hate” speech about Christians contained in the Talmud, nor that they call us ”Goyim,” or cattle. They also have other secret code names for the non-Jew, like “Cuthanite” or “Heathen.” These special names would eventually get out and the Talmudic Jews would then change them, sometimes even giving out secret code books to their Yeshiva students so they could correlate the names with what they study in the Talmud.

    Bishop Hagee says we have to support the State of Israel no matter what (basing it on the Old Testament or Torah) and conveniently ignoring all the evils that this country (based on the Talmud) does to the world, including to the USA. He believes that with the restoration of ancient Israel and the Temple Mount, we’ll see Jesus Christ descend from the heavens to take his place in the new Third Temple finally bringing about the 1000 year reign of Christ.

    But his Zionist chums believe unabashedly otherwise. Once all this takes place, it will really be the Jewish Messiah (Mosiach) who appears and the borders of Israel “will then magically expand to the size of the globe.” In other words, take over the entire planet, rendering Bishop Hagee, his flock and the rest of us poor slobs as slaves to them and their Messiah.

    Basically, the Zionists and Orthodox Jews are both using them to jack-up all the Armageddon bit for the security of secular Israel and, along with all this, creating the groundwork in advance of the Jewish Messiah, in the hopes it will entice Him to show up to the party — but for real. This is a big part of the overall Jewish Agenda and the New World Order.

    Who’s right? Who knows? I say it’s probable that both sides are very wrong but such thinking could get all of us into some serious BS. Like in World War BS. I’m being as serious as I possibly can be here.

    Now, the Khazar Jews, or the Ashkenazim, have serious positions of power in the Western world; although it’s quite true that many are not religious or orthodox Jews. Yet the State of Israel is obviously, blatantly the number-one issue for them, not America. So, in effect, they’re indeed fullfilling the exact same wishes of their religious people.

    Plus, it’s seems readily apparant that the real money power in this world, such as the Rothschilds, are fully behind all of this kind of thinking. Baron Edmond de Rothschild bought huge amounts of land in Palestine, in advance of the arrival of European Ashkenazim and even before Zionisim was introduced, supposedly the work of one Theodor Herzl.

    But there is a segment of Jews (the Torah Jews), who reject this line of Zionisim and act patriotically in the nations they live. They believe only God can do such things and such behavior by the Zionists is sinful and dangerous (they are right, there). But these people have been generally ignored by the majority of Jews, unfortunately.

    – INCOG MAN

    Go to my latest blog posting on the creation of modern Jewish history: The Wandering Who?

    * The US State department’s “Office of Global anti-Semitism” has recently declared parts of the New Testament as anti-Semitic “Hate speech,” such as when Jesus is turned over to the Romans, but not one word about any of the hate speech directed at Christians, contained within the Talmud!

    Despite passionate support of Israel by evangelicals, ADL claims Christianity is inherently anti-Semitic. ADL says the New Testament is the seedbed of suspicion and blame against Jews leading to the Holocaust of WW II.3 Televangelist John Hagee, recipient of numerous ADL/B’nai B’rith awards, upholds ADL propaganda. He preaches that Jews did not reject or kill Christ, do not have to accept Him, and that New Testament Christianity is a primary source of anti-Semitism throughout the ages. Read more here

    Read more here on the Talmud

    To read more here on the Khazars: Go here.

    The Jews themselves tell of Baron Edmond de Rothschild’s money going to “quiet settlement initiatives” in the 19th and early 20th century before there was ever any Israel: Read more here

    The Zionist’s plan for a third world war: Harbinger of WWIII

    http://incogman.wordpress.com/2008/04/24/the-jews-who-are-not-the-ancient-israelites/

  73. i don’t think The Bataks are part of Jews or one of the lost tribes…sorry my fellows…but i appreciates your attention on our cultures…

  74. orang batak itu bisa di katakan keturunan bangsa yahudi karenamereka adalah suatu suku yang sangat keras , demikianlah

  75. Bagaimana kalau logikanya dibalik…, Merekalah justru Yahudi yang terserak. Mereka adalah bagian dari kita. Bukan kita yang menjadi bagian dari mereka. Merekalah Yahudi murtad yang terusir.

    Merekalah keturunan dari 10 bersaudara murtad yang telah membuang Yosef/Yusuf ke dalam sumur.

    Hanya dua orang, Yosef dan Benyamin, dari 12 orang bersaudara yang taat dan saleh. Mereka yang bertahan di selatan. Dimanakah yang dimaksud dengan selatan?

    Dimana sesungguhnya tempat Adam diturunkan di bumi?
    Dimanakah tanah perjanjian yang digambarkan subur makmur?
    Mengapa ada kapal Nabi Nuh dengan jangkar sebesar rumah yang sudah membatu di Papua?
    Mengapa Solomon Island ada di sebelah timur Papua?

    Bangsa Nusantara inilah sesungguhnya yang mewarisi garis keturunan Yosef dan Benyamin. Sejarah sengaja dihilangkan untuk membuat kita lupa siapa diri kita sehingga dengan mudah tunduk pada mereka 10 orang murtad bersaudara yang sekarang berkumpul dalam sebuah negara yang bernama Israel.

    Lihat polah tingkah mereka yang selalu menebarkan kejahatan, peperangan dan kebencian

    Jangan bangga menjadi bagian dari mereka yang 10 itu. Karena sesungguhnya kita adalah garis keturunan dari Yosef dan Benyamin yang selalu taat dan tunduk pada Allah untuk berbuat kebaikan dan cinta kasih di muka bumi.

    Syalom
    Wassalam
    Hong Wilaheng
    Ohm Santi Santi Ohm
    Rahayu
    Tabik

  76. Apakabar?

    hAI, Mahendra. Pendapat ngaco juga ya. Gak bisa dikatakn seluruh nusantara ini keturunan Israel yang hilang. Gimana sih cara berpikirnya?

    Coba lihat budaya/kultur, tingkah lakunya. Solomon Island itu ‘kan diberi nama oleh penjajahnya INGGRIS. bukan langsung namanya, apalagi dikaitkan dengan Nabi Nuh.

    Raja Salomo itu mencari OFIR, ofir itu di barus, Tapanuli. Bukan di SOLOMON ISLAND. Memang disana disuruh orang Israel nyari ape? Nyari BUMERANG ato Ikan….

    Jauh amet ….

  77. Ketika Galileo Galilei mengatakan bumi itu bulat juga dimusuhi, dianggap ngaco bahkan dibunuh.

    Tapi pada akhirnya dialah yang benar. Demikian pula dengan Joan de’ Arc yang mati dibakar hidup2 akhirnya diakui oleh gereja.

    Perlu kepala dingin, hati yang terbuka dan tabiat yang santun untuk melihat kebenaran. Silakan untuk tidak setuju tanpa harus berkata sinis dan tidak cerdas.

    Toh apa yang anda tahu belum tentu sebanyak yang saya tahu…

  78. kEPALA MEMANG PERLU DINGIN DAN HATI YANG TERBUKA TAPI PENDAPATNYA TIDAK MASUK AKAL YA JANGAN DIPAKSALAH…

    sILAHKAN SAJA, TAPI JANGAN SOMBONGAN DENGAN MENGATAKAN ” Toh apa yang anda tahu belum tentu sebanyak yang saya tahu…”

    ITU NAMANYA KESOMBONGAN…

    LAIN KASUS GALILEO GALILEI, LAIN PULA KASUS JOAN OF ARC’ DENGAN PENDAPAT MAHENDRA ….

    MAHENDRA MENCOBA BUKA KUNCI RUMAH DENGAN OBENG YA GAK BISA LAH …. KECUALI MAHENDRA DOBRAK TUH PINTU, JADINYA HANCUR DEH ,,, TUH PINTU.

    MAKANYA PERLU KUNCI YANG PAS, YAKNI KUNCI PINTUNYA. KALAU GAK ADA YA MINTA TOLONG DENGAN RENDAH HATI…..

    OK…..

  79. I recently listened to the 1961 lecture by ex-Zionist Benjamin Freedman.

    I was astonished when he said 90% of people who call themselves Jews today are descendents of Khazars.

    It would seem that Jews have perpetrated the biggest ever con on the world.

    If they are not descended from the tribes of Israel, they have no right being there. Their whole identity is a fraud.

    http://azeripolitics.blogspot.com/2006/10/following-report-shows-that-azeris-from.html

  80. MARSIPATURE HUTANABE

  81. horas…

    sattabi di hamu raja nami

    saya rasa perlu kejernihan berpikir dan kedewasaan melihat ini..apakah bangsa batak merupakan bagian bangsa jahudi??

    menurut saya pribadi…prinsip DALIHAN NATOLU menjadi tolak ukur bangsa batak…dimana bangsa batak adalah bangsa ingin hidup berdampingan dengan bangsa lain..sejajar dan merdeka…

    bangsa batak adalah bangsa batak…bangsa tidak ingin menjajah..beda halnya dengan bangsa jahudi (pemerintah israel) tuh sangat berbeda sekali…
    menurut saya biarlah bangsa batak adalah bangsa batak..bangsa yang mendukung kebebasan dan kemerdekaan dan cinta perdamaian.

    horas…

  82. horas…………

    klo aq seh g tau kturunan jahudi ato gak….

    yg jelas aq keturunan oppungku..

    hahahaa……….ha…………….ha………..

    horas ma dihita sude……….

  83. @ Salam
    Mengapa anda merasa bahwa saya ingin memaksakan pendapat justru ketika saya tidak pernah mempersoalkan pendapat saya didengar atau tidak.

    Apa yang saya katakan…, “Toh apa yang anda tahu belum tentu sebanyak yang saya tahu…”, adalah reaksi dari “kesantunan” kalimat yang diucapkan oleh Rahmat dalam komentarnya atas komentar saya.

    Mengapa pernyataan saya, “Toh apa yang anda tahu belum tentu sebanyak yang saya tahu…” menjadi persoalan untuk anda sementara pernyataan Rahmat yang begitu melecehkan tidak anda sikapi?

    Semoga sikap anda dan Rahmat bukanlah sikap orang Batak.

  84. @ Rahmat & Salam
    Santai dong bro…

    @Mahendra
    Bro, logika yg dibalik pada postingan pertama sangat menarik. Tapi itu baru ber-andai2 saja kan?? klo lebih dari sekedar berumpama, lebih baik dilengkapi data2 yang ilmiah.

    Barangkali Galileo Galilei ga cuma ber-andai2 ;p
    Peace..

    Shalom

  85. Ketika saya hendak menikahpun, sebagai orang pria Batak – saya langsung dihadapkan dengan segala bentuk adat istiadat Batak. Saya sempat dibuat pusing tujuh keliling. Yang terbayang di hadapan saya adalah biaya pesta yang membengkak, di luar dugaan!. Saya sempat menolak mentah-mentah segala bentuk aturan adat istiadat Batak, yang saya rasa tidak perlu karena saya merasa tidak penting!. Kalau boleh jujur, alasan yang saya buat-buat adalah tidak sesuai dengan keyakinan / prinsip saya. Saya keras sekali menentang semua prosesi adapt Batak. Alasan yang saya buat-buat ketika itu sangat bertentangan dengan ajaran Injil (tidak sesuai dengan ajaran Kristus/Kristen). Padahal, alasan sebenarnya adalah soal biaya dan biaya. Setelah berkunsultasi kesana-kemari dengan orang tua dari kalangan orang Batak atau tidak. Dan saya tidak lupa berdoa untuk diturunkan pencerahan pikiran.

    Entah kenapa waktu itu saya hanya pasrah saja. Saya serahkan pada TUHAN saja mana yang terbaik. Akhirnya saya setuju saja menyerahkan semua prosesi pernikahan saya dilakukan melalui prosesi adat Batat (Mangadati) secara penuh (adat na gok). Yang penting adalah niat saya yang tulus, kalau itu adalah jalan yang terbaik diberikan TUHAN. Dan tampa disangka-sangka, rejeki / order saya ada saja untuk menutupi semua biaya pesta adat itu. Dan saya akhirnya menyadari apa makna adat Batak tersebut bagi pernikahan saya. Itu yang terpenting akan saya bagi bagi banyak orang.

    Persoalannya sekarang, ada banyak pria di luar suku Batak atau pria Batak sekalipun kurang memahami adat Batak tersebut. Atau banyak mereka tidak mau tahu atau peduli. Atau tidak mau direpotkan dengan semua prosesi adat Batak yang dianggap merepotkan/berbeli-belit! Yang terjadi sebenarnya adalah mereka tidak menerima semua prosesi adat Batak dalam pernikahan, bukan karena alasan pertentangan keyakinan!!!! Sekali lagi bukan!!!! Tetapi karena mereka tidak mau repot dan tidak mau banyak keluar biaya dalam pernikahan mereka. Mereka ketakutan keluar biaya banyak!!! Itu adalah alasan sebenarnya!!! Bukan karena keyakinan!!!! Apakah semua adat istiadat Batak sesuai dengan firman TUHAN. Saya katakana ya….ya…dan ya…

    Tuhan akan memberkati pernikahan tersebut selamanya. Jika hubungan komunitas sosial dengan keluarga terdekat juga ikut merestui dan mendoakannya! Banyangkan jika pernikahan seorang wanita atau pria Batak TIDAK dihadiri salah satu orang tuanya atau familinya. Bayangkan betapa sakit hatinya orang tua si mempelai perempuan/laki-laki tersebut! Seperti pernah kasus di keluarga saya.
    “Ito saya (saudara perempuan anak adik ayah saya) akan menikah dengan seorang pria di luar suku Batak, seorang pendeta dari golongan Kristen Kharismatik dari suku Indonesia timur. Kedua orang tuanya, dan famili tidak setuju atau menghadiri pernikahannya karena tidak disetujui orang tuanya karena pernikahan mereka tidak dilakukan secara prosesi adat Batak. Ditambah, pengaturan tanggal pernikahan mereka sendiri yang sudah mereka atur tampa pemberitahuan / persetujuan dari kedua orang tuanya. Saya sedih melihat adik ayah saya. Dia semakin trus stess memikirkan anak perempuannya yang sangat dicintainya. Bahkan nyaris adik ayah sayta terkena stroke. Tetapi pernikahan mereka tetap saja dilakukan tampa dihadiri keluarga adik bapak saya. Sangat tragis dan menyedihkan…!!! Apakah ini pernikahan yang diberkati TUHAN!

    Jelas ini sangat bertentangan TUHAN! Saya tidak mengerti, mereka sangat dekat dengan TUHAN dan mengaku – ngaku sebagai hamba TUHAN yang kudus bertekun dalam doa, berani melakukan seperti ini. Tetapi justru sangat menyakitkan hati kedua hati orang tuanya! Apakah seperti ini pernikahan yang diberkati TUHAN????Mana penghormatan terhadap orang tua!?

    Sebenarnya, setelah saya alami semua prosesi pernikahan adat Batak pada pernikahan saya. Yang saya rasakan sekarang ini dan seterusnya adalah semua prosesi adapt batak tujuannya adalah bentuk dari penghormatan dan cinta kasih dari kedua orang tua, saudara sekandung, dan keluarga dekat, dan masyarakat sekitarnya. Semua prosesi adat istiadat Batak tidaklah bertentangan dengan ajaran Kristen!!! Justru tujuannya adalah dalam rangka rasa bersyukur, mempererat hubungan cinta kasih dan kepedulian kedua orang tua/keluarga, saudara, kerabat dekat dan masyarakats sekitarnya kepada anaknya yang sangat dicintai. Simbol ini diwakli dengan prosesi pemberian ulos. Dan itulah yang saya alami! Apakah hal itu benar-benar bertentangan dengan firman TUHAN seperti yang dikatakan banyak aliran Kristen kharismatik, yang mengatakan semua prosesi adat Batak adalah bentuk “upacara berhala”. Sangat aneh…Bagi saya itu hanya alasan yang dibuat-buat mereka, karena tidak mau peduli atau tidak mau pusing atau direpotkan dengan semua prosesi adat Batak, dan tidak mau bersosialisi dengan kedua kerabat keluarga dan masyarakat sekitarnya. Ya.Mungkin juga karena ketakutan keluar biaya besar! Silahkan anda pikirkan. Terima kasih. (Rivai Sihombing) pembawaide@yahoo.com.

  86. Jewish descent

    Shalom;

    “Doesn’t the Tanakh support the idea of Jewish descendency being passed on via the father? Wasn’t Isaac a Jew because of his father Abraham? Isn’t true that the Talmud and Rabbinical Judaism came up with the notion that one is Jewish because of the mother and not father?”

    The Miq’ra (Tanah) does support the notion that descent, or tribal lineage, passes from father-to-son, or father-to-daughter, i.e. making the Yisraeli society one that is patriarchal. This is why the Miq’ra goes through great lengths at times to show historical records of father-to-son lineage.

    As to Yitshaq (Isaac) being a Jew because of his father ‘Avraham (Abraham), such is not the case, because neither of them were Jews. ‘Avraham was a Hebrew, as was Yitshaq, Ya’aqov, b’ney-Yisra’el, including those among b’ney-Yisra’el that can be considered as Jews, but neither ‘Avraham, Yitshaq, or Ya’aqov were Jewish. Concerning Hebrews, it is my assessment that even b’ney-Esaw and b’ney-Yishma’el are Hebrews, like unto us, as are b’ney-Lot, still none of these people are Jewish.

    Some people get confused in that they think that Jewish denotes adherents to a particular religion, and while this does hold some truth to it, this truth is subjective, depending on whether you adhere to Formalist Thought or Functionalist Thought.

    This begs the question of “What does it mean to be Jewish?”

    As the first five books of the Hebrew Scriptures denote, when the descendants of Yisra’el came up out of Mitsrayim (Egypt), under the leadership of Mosheh bin-‘Amram (Moses, son of Amram), they were given the Torah as their Constitution, along with a land to be their nation, a theocratic nation. Much like the Constitution of the United States of America, there are provisions contained within the Torah for those not of the offspring of Yisra’el to become part of the Yisraeli people, i.e. obtain citizenship into the nation ‘Erets Yisra’el (Land of Yisra’el).

    In the beginning of this nation, all twelve tribes, or twelve States (to use America as an example), were united as one nation, but after the death of Sholomo bin-Dawidh (Solomon, son of David), this nation became divided over certain ideological ideas, and became two nations, Northern and Southern (much like the United States), and the people (and States) of the Southern nation became known as Jewish (Yuhudhim), no matter which tribal family they were from, namely because the beyt-Dawidh (House of David) were came to be the kingship, and they were of the tribal family of Yuhudha (Judah).

    In both nations, the Torah was the Constitution of the nation, and there was a king, and a congressional unit that was made of the Kohanim (priesthood). The ideology that set this Southern Nation apart from its Northern counterpart is that it considered the beyt-Dawidh to be the royal bloodline, and Yerushalam (Jerusalem) to be the capitol city, and the centre of worship. The Northern nation, on the other hand believes the royal bloodline to be that of Efrayim bin-Yosef (Ephraim, son of Joseph), and Shehem to be capitol city, and centre of worship.

    The Northern Kingdom, while still Yisraeli, still adherents to the Torah, according to their understanding of such, and while still offspring of ‘Avraham, Yitshaq, and Ya’aqov, are not Jewish.

    It irks me though, to hear people referred to as Jewish, merely on the grounds that they were born into a Jewish household, or of Jewish descent, when they do not even adhere to the principles of what it means to be Jewish, or have forgotten such principles, namely that the Torah is our Constitution, Yerushalam is our capitol city, beyt-Dawidh makes up our kingship, and Kohanim sit in all our other national government positions, then in local government positions we have both Kohanim, and tribal elders.

    Yohanan bin-Dawidh

  87. sayang data-data mengenai klaim ini sangat lemah, walaupun ada yang mencoba menyamakan tradisi kebiasaan orang batak dengan israel.

  88. saya langsung bisa menjawa bahwa Suku Batak bukan keturunan Israel. Alasan yang paling fundmenatal dapat diketahui dari segi fisik dan dan religi. Fisk orang Israeli tinggi dan putuh. Benar ada orang Israel yang Etiopia, akan ttapi memiliki sejarah khusus yang dapat dilacak dan tlah ada bukunya (akan saya tulis beberapa hari lagi). Dari segi religi sangat berbeda. Orang Israel percaya satu Tuhan Yang Maha Kuasa dan harus disembah dengan bersih dan jujur. Karena itu setiap oarang harus diusnat (laki dan perempuan) untuk menadakan kesucian. Suku Batak tidak mengenal Tuhan Yang Satu, melainkan banyak dewa dan tidak mengenal sunat baik pada laki-laki maupun perempuan. Jad kesimpulan sementara itulah. Perlu penelitian lebih lanjut.

    Loaila

  89. orang melayu kena bersatu, baru kita boleh berjaya.melayu boleh.sapa kata tak boleh.

  90. Loila dan Fadh Ahmad, memangnya anda sudah tahu banyak ya tradisi Israel kuno dengan yudaisme?

    Saya mau tanya apa perbedaan agama Israel kuno dengan yudaism?

    Loila, anda pernah baca buku tentang Mossad, Intelijen Israel yang dijual di Gramedia. Salah satu Intelnya ada yang tidak disunat, sehingga ketika dia ditangkap, dia mengaku bukan orang yahudi, karena itu pihak mesir yang menangkapnya memerika ujung kemaluannya, dan betul dia tidak disunat. Jadi, soal sunat atau tidak disunat, bukan berarti dia atau mereka bukan keturunan Israel yang hilang.

    Soal fisik, keturunan Suku Israel yang hilang itu sudah banyak yang kawin campur, kalau anda sudah pernah baca, sebagian orang jepang, itu keturunan israel, suku manaseh di india, namun berfisik mongolia juga keturunan israel, suku igbo, suku lemba diafrika yang jauh dari ethiophia juga keturunan israel, bahkan sebagian orang – orang suku eropa juga mempunyai tradisi yang mirip denga israel, apalagi dengan kebiasaan bangso batak.

    Saya kira you, Loila dan Fadh Ahmad sudah pernah baca, nyatanya juga gak tahu apa – apa tentang suku-suku israel.

    Bangso Batak, dalam keyakinan Parmalim menganut Monotheisme, namun mempercayai banyak perantaraan. Tetapi tetap menganut kepada satu Tuhan. Anda tahu, kalau kekristenan yang pertama kali masuk ke indonesia ada dimana?
    kalau tidak tahu, saya kasih tahu, pertama kali kekristenan masuk ke tanah batak, tapanuli di barus, suatu pelabuhan terbesar hingga ke timur tengah dan eropa.

    Yesus sendiri, pernah berkata di injil untuk mencari domba – domba israel yang terhilang, sehingga penginjilan dimulai dari yerusalem hingga ke seluruh dunia, namun semua para rasul yang yahudi itu menyebar ke seluruh daerah, bahkan ke india. salah satu gereja nestorian di barus itu adalah gereja dari timur tengah. sejarah gereja nestorian itu dekat dengan yudaism israel dan banyak dari mereka keturunan yahudi dan sepuluh suku israel yang hilang bergabung dan mencar untuk menyebarkan injil keselurh dunia, dengan menyebarkan injil kepada keturunan yahudi dan israel.

    buktinya, Parmalim, diperkirakan hasil penginjilan kristen nestorian yang belum tuntas akibat invasi islam di timur tengah sehingga putus hubungannya.

    akhirnya Tuhan kirim lagi misionaris Jerman, Nomensen untuk menyebarkan injil ke Tapanuli, memang kekristena itu sudah muncul di tapanuli apada abad ke 6, tapi putus namun disambunglagi, gitu broer….

  91. Shalom… Alangkah lbh indahnya kalo berdiskusi dg kasih,jd ga ada yg merasa teorinya paling benar. Biar Tuhan Yesus yg menyingkap kebenaran itu tepat pd waktunya. Tugas kita skrg bagaimana kita menyampaikan kasih Kristus ke smua org. Sbab kedatanganNya sdh smakin dekat. Praise Jesus!
    Me
    Shalom
    A

  92. Apapun yang kalian katakan, sebentar lagi kita akan kembali menjadi satu rumpun. Israel yang baru

  93. PERNYATAAN DARI NYI RORO KIDUL (Ratu Pantai selatan), DEWA BRAHMANA, DEWI KWAN IM beserta DEWA DEWI Lainnya.

    Semua pengikut Kristus adalah anak Bunda Maria.
    yang jelas-jelas Israel.
    Banyak kisah tentang asal-usul dan leluhur Orang Batak dikaburkan dan dipalsukan serta dijelek-jelekkan. Mengapa?…………….. Supaya Nubuat Tuhan tidak terjadi.

    Salah Satunya adalah KISAH NYI RORO KIDUL DAN BATU HOBON.

    Kisah tentang Ratu pantai Selatan ini sudah banyak beredar diseluruh dunia dengan berbagai versi yang rata-rata menghina atau menjelek-jelekan Beliau. Saya Sebagai manusia yang beragama merasa sedih dengan kenyataan ini.
    Atas nama Tuhan Allah Bapa Sang Pencipta Langit dan Bumi dan Segala isinya, Tuhan Jesus Kristur dan Roh Kudus beserta Seluruh Malaikat Surga Izinkanlah Saya sebagai manusia yang lemah dan bodoh yang mendapat berkat dari Kanjeng Ratu dan Para Dewa Dewi menyatakan Kebenaran yang sebenarnya Tentang Nyi Roro Kidul dan orang-orang niniwe.
    1. Nyi Roro Kidul Adalah Salah satu Malaikat Tuhan sama seperti Dewa Wishnu, Dewi Kwan Im dan Dewa Dewi Lainnya yang sangat saya puja dan saya hormati. Hanya Bedanya Nyi Roro Kidul diberkati Tuhan Sang Pencipta Memerintah sebagai Ratu yang sakti mandraguna. Dewa Wishnu, Dewi Kwan im dan Dewa-Dewi Lainnya Lebih condong Keagama.
    2. Kisah Tentang Asal mula Kanjeng Ratu Pantai selatan memang benar berasal dari tanah batak. Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul adalah Putri dari Raja Tea-Tea Bulan dengan nama sebenarnya adalah Biding Laut. Namun Kisah hidup dan perjalanan Beliau sampai menjadi Ratu Pantai Selatan yang beredar saat ini semuanya dijamin Salah dan mengada ada. Mengapa demikian ? Karena Sayalah Manusia yang benar benar Mengenal Siapa Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul.
    3. Semenjak usianya habis dan dijemput oleh malaikat Tuhan, Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul beserta ayah dan Saudara saudarinya Raja Biak-Biak (Raja Huti), Saribu Raja dan lain-lain tidak pernah turun kebumi dan masuk atau kesurupan kedalam tubuh manusia dimanapun. Jadi

    ”””””””””””Selama ini semua yang mengaku-ngaku Hasandaran mereka adalah Iblis penipu yang berusaha menjelek-jelekkan nama keluarga itu. Hal ini Terjadi juga pada Dewi Kwan im dan Dewa Wishnu, dimana sudah ada beberapa orang penipu yang mengaku sebagai reinkarnasi (Hasandaran) beliau.””””””””””””””””””””””

    KEBANGKITAN NYI RORO KIDUL BERSAMA DEWA DEWI
    Dalam Kitab Injil LUKAS 11 Ayat 29 – 32 Jelas dituliskan Nubuat Jesus Bahwa :

    Pada Waktu Penghakiman Ratu dari Selatan Itu Akan Bangkit Bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka, sebab Ratu ini dating dari Ujung Bumi untuk mendengarkan Himat Salomo, dan sesungguhnya yang ada disini lebih daripada Salomo. Pada Waktu Penghakiman Orang-Orang Niniwe akan Bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengar pemberitaan Yunus dan sesungguhnya yang ada disitu Lebih dari Yunus.

    – Nubuat Jesus itu Bukan Perumpamaan Karena itu dikatakan Nubuat Jesus adalah Nubuat Yunus dan Yesus Tidak mau menjelaskan lebih dari Nubuat Yunus. Mengapa ?????
    Karena semua ahli taurat, dukun atau penyihir dan roh jahat tau siapa itu Ratu dari Selatan dan pasti berusaha menghalangi kebangkitannya agar nubuat Yesus Tidak terjadi. Namun tidak ada satu orang atau satu mahluk yang tahu siapa orang-orang Niniwe itu sampai mereka datang dan bangkit kedunia. Itulah Tanda Keagungan Tuhan Sang Pencipta.
    – Jelas Ratu Selatan yang berasal dari ujung Bumi Hanya Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Yang memiliki dua istana diujung bumi yaitu Satu di dasar laut Selatan Jawa dan istana Satu Lagi di atas awan-awan (di langit)
    – Orang-orang Niniwe yang dimaksud adalah Dewa Brahmana, Wishnu, Shiwa, Dewi Kwan-im beserta Dewa Dewi lainnya yang menyebarkan ajaran Brahmanaisme, Hindu dan Budha. Jadi Pada Akhir Jaman atau KIAMAT I Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul beserta dewa Dewi itulah yang akan menjadi HAKIM dan menghukum Seluruh Manusia yang Hidup dan yang telah Mati ( ROH). Setelah itulah Jesus Akan dating untuk Kedua kalinya.
    – Dalam Agama Hindu Kesembilan DASAWATARA WISNU telah terjadi yang pertama adalah Matsyawatara (sebagai ikan) yang menolong Nuh (Manu) sewaktu air Bah menenggelamkan Bumi dan yang kesepuluh adalah bangkit bersama-sama dewi Kwan Im, Nyi Roro Kidul serta Dewa-dewi lainnya Sebagai Penunggang kuda Putih yang menakai Pedang. Kuda Putih yang dimaksud disini adalah Manusia yang telah dipilih sang pencipta.

    KEGAGALAN IBLIS DAN SETAN SERTA MANUSIA YANG BERSEKUTU DENGAN SETAN MENGHALANGI KEBANGKITAN KANJENG RATU DAN DEWA DEWI
    1. Berusaha mencari, Mengejar, membunuh orang yang dianggap sebagai hasandaran atau reinkarnasi nyi roro kidul. Namun Gagal
    a. Dukun (Paranormal) bersatu dengan Tokoh agama seperti Pendeta Kharismatik , Ulama dan Pemuka agama Lainnya menyebarkan kisah buruk dengan menyebarkan dan mengkotbahkan cerita bahwa Nyi Roro Kidul itu Panglimanya Lusifer si Raja Setan. Jadilah Semua orang saat ini menganggap Nyi Roro Kidul Jahat, selalu meminta Tumbal ,Suka Kawin dengan Sultan-Sultan, Santet, Susuk dan segala kejahatan setan . Semua mereka lakukan agar Nubuat Tuhan Gagal.

    b. Setelah memperkirakan manusia yang dianggap sebagai reinkarnasi Nyi roro Kidul Lahir, Dukun- Dukun (Paranormal), Banyak Pendeta , Ulama dan Biksu dan pemimpin agama lainnya berusaha Mengungkapkan asal usul Nyi Roro Kidul Sebagai Putri Batak dari Raja Tea Tea Bulan. Mengapa ? Agar memancing keluar manusia tersebut dan membunuhnya.

    c. Mereka melakukan Upacara Gaib Penutupan BATU HOBON THN 1986 dengan Dalil RENOVASI bekerja sama dengan Pemda Tapanuli Utara. Upacara BATU HOBON dilakukan

    1. Untuk mencari dan mencuri benda pusaka yang ada di Kuburan Batu Hobon terutama Keris Sakti Nyi Roro Kidul yang dianggap Siapapun yang punya keris itu menjadi sakti mandraguna dan bias menguasai Indonesia dan Dunia. Mereka gagal Keri situ tidak disitu disimpan He…he…he.
    2. agar Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Marah dan MUncul sehingga mereka bias menangkapnya. He..he…he…Namun Mereka Gagal Kanjeng Ratu Tidak Muncul Karena belum ada perintah dari yang Maha Kuasa Pencipta Langi Dan Bumi. Mereka kesal dan kecewa lalu menyuruh setiap orang yang datang ke Batu Hobon, baik untuk berobat ataupun Meminta harta dan kekuasaan melemparkan telur dan jeruk Purut untuk menguatkan pagar gaib mereka agar tidak ada satu manusiapun yang bisa membuka BATU HOBON . Coba saudara bayangkan

    ”’betapa jorok dan bau Batu Hobon itu akibat Puluhan Ribu Telor Yang dilempar ke atasnya dan jadi Busuk ‘”‘
    …………Coba Kepala Saudara atau Rumah Saudara yang dibuat Begitu Bayangkan Joroknya @@@@.

    Saya Sangat Sedih Ketika Melihatnya , Lebih Sedih Lagi Melihat Poparan dari Batu Hobon Yaitu Marga-marga Pasaribu, Malau, Limbong, dlll membiarkan dan mendukung kejorokan tersebut, padahal marga-marga itu yang mengaku aku selama ini sebagai pemilik batu Hobon. Ya Tuhan Maafkan mereka atas kesalahan dan Kebodohan Mereka. Saudara –Saudara Yang merasa PoParan dari Batu Hobon

    Sadarlah Akan Tipu daya Iblis. Sembahlah TUHAN ALLAH Saja Pakai logika kamu. Apakah Opung-opung Kamu sehina Itu ? Sadarlah…………. Opung-Opung Kamu Yang dari Batu HOBON adalah Orang baik Yang diberkati Tuhan dan pantas Saya menyebut mereka dengan ROH KUDUS. Jaga , bersihkan dan Rawat Batu Hobon. Karena itu adalah Makam Mereka. Jangan Pernah membawa Jeruk Purut atau Telor, karena itulah Yang paling dibenci Opung-opung yang dari Batu Hobon.
    Puji Tuhan Akhirnya Batu Hobon Telah Kami Buka Kembali dengan Restu dari Sang Pencipta. Mulai Sekarang BATU HOBON TELAH BERSIH.

    d. Pada Tahun 1996 Sekumpulan Manusia sesat pemuja setan, mereka adalah Dukun-dukun, Pendeta, Kyai, ulama dan pemuka agama lainnya berkumpul di Pantai Selatan untuk melakukan pengusiran dan penghancuran istana Nyi Roro Kidul, Tapi Lagi-Lagi Mereka Gagal. Karena Setan-setan dan manusia setan itu tidak memiliki kesaktian yang cukup, apalagi mereka takut sama air laut.
    e. Kemudian dengan disokong oleh Presiden SBY (Susilo Bambang Yudoyono) Mereka melakukan upacara Gondang pemanggilan Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul di Taman Mini. Waktu itu Tiba-tiba hujan lebat sekali dan angin kencang. kalau ada yang bilang penguasa alam gaib marah tidak betul. Hujan lebat dan angin kencang yang terjadi karena Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul yang saat itu bersama-sama dengan dewi Kwan Im dan Dewa Baruna ( Brahmana) Sangat sedih melihatnya. Mereka sedih melihat ulah manusia di bumi yang lebih dari 2/3 manusia telah berseku dengan setan hanya untuk harta jabatan dan kekuasaan dengan memakai nama kanjeng Ratu dan Dewa Dewi.
    Ketahuilah Saudara-Saudara Upacara Gondang itu sebenarnya untuk memancing keluar manusia yang mereka perkirakan sebagai reinkarnasi Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul, agar mereka dapat membutuhnya. DAN Mereka Gagal .
    f. Mulai Sekarang Sadarlah Saudara-Saudara terutama kamu semua Pemuka agama yang telah salah jalan. Kembalilah dan bertobatlah Sadarlah Nubuat Tuhan Tidak bisa digagalkan oleh siapapun atau kekuatan apapun. Seluruh Kekuatan Surga Telah Bersatu Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Telah Bangkit Berhasil Bangkit Kembali Bersama Orang Orang Niniwe untuk menghakimi manusia yang hidup dan yang mati. Tinggal Menghitung hari Maka Hari Penghakiman Itu Tiba. Jadi selama Masih ada waktu bertobatlah.

    Saya Bertanggung Jawab Kepada Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta Untuk Tulisan ini. Saya Minta Tolong Juga Terhadap Seluruh umat beragama, terutama Bapak dan ibu Pendeta dari Agama Hindu dan Budha. Berdoalah dengan Tulus Setulus Hati Kepada Tuhan Sang Pencipta alam semesta Tanyakanlah Kepada Tuhan Siapa Kanjeng Ratu Pantai Selatan itu sebenarnya, Maka Kamu semua akan Mengetahui bahwa apa yang saya tulis ini adalah kebenaran sang pencipta. Salam Hormat saya kepada semua umat beragama agama, terutama agama Hindu dan Budha.

  94. kok sepi ya…?

  95. Bahwa Bangso Batak adalah salah satu keturunan Israel???, boleh jadi; kalau dihitung mundur ribuan tahun ke belakang – itupun sangat tipis kemungkinannya. Tidak usah bermimpi di siang bolong.
    Batak, ya Bataklah, yang induk sukunya datang dari india (india muka), sesuai dengan postur tubuh, kulit, budaya dan mungkin agama mula-mula yang dipeluk Bangso Batak.
    Kalau tidak ada bukti yang nyata terutama menyangkut darah dan sunat, semuanya itu masih diragukan. OKE !!!

    Horas ma di hita saluhutna !!!.

  96. gini ya bung (siapa pun yg menulis ini)
    terus terang saya sulit berterima kalau orang batak dikatakan sebagai turunan israel
    apalagi kalau tidak evidence-based (berdasarkan bukti2 yg dpt dipertanggungjawabkan secara keilmuan), hanya berdasar persamaan2 budaya
    (atau persamaan2 budaya yg sengaja dicari2 ??)
    saya baru bisa menerima pernyataan bahwa orang batak adalah turunan israel (yg hilang) kalau diadakan tes/uji yg ilmiah, misalnya pemeriksaan kromosom secara random dalam jumlah yg besar (populasi) untuk mencari kesamaan genetik….kalau terbukti ada, baru saya percaya… ok?

  97. kok pusing2 mencari asal usul.
    yang pasti masih turunan manusia bro….Allah tidak memandang kita dari turunan siapa

  98. tidak selamanya lost tribes of israel harus dibuktikan dengan pemeriksaan dna,..
    baca artikel di wikipedia ttg di ijinkanya suku2 di india yang mempunyai kemiripan dengan bgs yahudi dan di ijinkan israel untuk menjadi bagian dr bgs israel

    secara ilmiah bisa terjadi akibat pergeseran suku2 yang terjadi 3000 tahun yl ktika bgs israel terbuang di Asia selatan, asia barat,.. penyebaran mereka bahkan sampai di China,.. jd bukan hal yang aneh jika ada kemungkinan mereka sampai ke Sumatera, mengingat Barus merupakan kota perdagangan (salah satu gerbang perdagangan di Sumatera)

    Tidak salah jika memang diadakan penelitian lebih lanjut,.. dan apa yang salah jika memang Batak merupakan salah satu suku Yahudi yang terbuang?

    Salam

  99. Bangso batak tidak bisa dikatakan keturunan yahudi yang hilang. sederhana saja dengan pembuktian:
    1.DNA orang Batak dengan yahudi tidak ada mempunyai hubungan,
    2. tidak ada tradisi oral/lisan yang mengatakan kita berasal dari yerusalem
    3. suku2 israel yg hilang tetap mempertahankan tradisi judaismenya dengan ketat dan disiplin walaupun ratusan/ribuan tahun terputus dengan sodara2nya yang lain, bangsa batak?? apa orang batak punya tradisi berhari sabat, tidak makan babi, darah, punya kitab taurat???

    jadi salah sekali yang mengatakan Batak keturunaan yahudi

  100. qiqiiqiqiqiqi, sontoloyo, pada ngemeng apa si ini, rame amat…gini ya… menurut saya ne, batak itu lbh cocok dikatakan seperti yg diungkapkan pingkan, soal adat istiadat yang mirip dgn israel kuno ya mungkin perbauran kultur karena kan bang sa timur tengah dulu da suka berlayar, na saaat mereka mau berdagang ke barus itu mereka membawa adat istiadat mereka, jadi……. begitu ceitanya kenapa kok bisa mirip ya adat istiadatnya. hehehehehehe

  101. oi ngapain ribut rubut.. hihihihihihihihiih, gia aja de, mending kita makan sangsang aja dulu, hihihihihi, biar beda dgn israel, hihihihi, udahlah cape kita ngebahas yg gituan, bukannya sy gak menghargai silsilah ya, tp itu sih terlalu runyam, serahkan aja ma yg di atas, sy lbh prefer ma kata si pingkan ttg perjalan pengembaraan org batak, tp adat istidat yg mirip itu paling karena akulturasi kebudayaan aja.

  102. smw org pada nyanyi, keturunan israel yg hilang ! minang, papua, flores eh skrang batak ngikut . . .
    kurang beralasan ! para RABI/israel ajh ngk pernah mw selidiki or ambil pusing !
    hei bangun2 pada mimpi smw ! B-)

  103. Saya cenderung yakin Bangsa Batak memang keturunan Bangsa Israel. Tak ada yg perlu di ragukan dengan paparan yang telah dituliskan Bang Syafii. Tak mungkin ada sedemikian banyak kesamaannya kalau bukan krn ada hubungan yg sedemikian dekatnya. Bukan hanya tradisi tapi juga agama kunonya juga persis sama. Tapi meskipun begitu Bangsa Batak adalah keturunan asli Bangsa Indonesia. Apapun kenyataannya nanti, Bangsa Batak tetap Bangsa Indonesia bukan Bangsa Israel. Gak perlu
    Fanatik krn kemungkinan seperti itu bisa juga terjadi dgn Suku lain. Bisa saja keturunan Arab yg di Indonesia bagian suku Arab keturunan bangsa Viking yang barbar.

  104. Bangsa Halomoan mungkin bukan Batak yang tinggal di Sumatra Utara. Maklumlah kalau gak tahu bhw di negeri Batak dari dulu sampai sekarang ada orang Batak Parmalim penganut Agama Batak Kuno yang berhari Sabbath tanpa beraktivitas apapun. Mereka berpantang makan darah, daging babi dan daging anjing. Perilaku hidup mereka sehari hari persis seperti yg dipaparkan Bang Syafii. Mengapa bisa sama persis padahal orang Batak amat jauh dari negeri Jahudi, Jawabannya adalh karena orang Batak adalah salah satu keturunan Bangsa Israel yang hilang. Tapi jangan tanya apa isi hatinya, Bangsa Batak tetap MERAH PUTIH lebih dari hanya sekedar asal usul, Bangsa Batak memang suka ribut tapi gak suka buat keributan. Apa lagi ribut dengan suku lain. Gak seperti orang Indonesia keturunan Arab yg selalu menyumbangkan keributan di Indonesia ini.

  105. YTH..LAE LAE KU….

    YA udalah kita imani ajj kita mmng orang jahudi, toh juga gk ada gunanya.. dengan posisi kita yg minoritas di indonesia tercinta ini, dengan agama kita yg kristen..toh orang israel pun gk kan pernah akan menolong kita…jika terjadi pembantaian terhadap agama kita, gk usah jauh2..liat aja amerika atau negara yg mayoritas kristen???? apa mereka pnah peduli klo kita di bantai di republik tercinta ini,,,seperti kasus kasus yang ada,???? saya kira gk ada,,,,saya kira semua suku2 didunia ini yg mayoritas beragama kristen pst pengen di sebut sebahagian dr suku jahudi/ israel…knapa??????
    mungkin biar lebih dekat ajj ke ALLAH sang pencipta,, krn kita mengimani klo bangsa israel adalah bangsa pilihan ALLAH,,,( mungkin kita batak minta pengakuan itu juga, makanya kita mau di bilang bagian dari israel)

    mambal do hataki??? sattabi ma di hamu na marilmu tinggi da,

  106. Benarlah adanya…!!!
    Sesungguhnya apa yang dimaksud dengan keturunan Yahudi dan Israel, bukanlah dari fisikal-nya. akan tetapi yang dimaksud tersebut adalah:
    Dari keturunan RUH KEBENARAN YANG LURUS (dibawa oleh Abraham- Sang Founding Father) yang terdapat didalam tradisi komunitas Bangso Batak.
    Perlu diketahui bahwa yang mana Yahudi dan yang mana Israel?
    Israel adalah keturunan dan nama lain dari pada Ya’qub, anak Abraham. Sedangkan Yahudi ialah IDEOLOGI Bangsa Israel yang sudah menyimpang dari ajaran RUH KEBENARAN ABRAHAM (Roti beragi > BIBLE).

  107. gampang saja. yang israel akan kembali kesana, dengan sendirinya. Dan yang menghalanginya akan dihancurkan. ya… karena udah dibilang Tuhan Coy,,,, Anda Israel, pasti akan kesana. Mizoram kan udan kesana…

  108. orang batak memang keturunan srael,titik.. bukti : 1. disunat(marsopit) sblm kristen.. 2.tidak bekerja pada hari sabbat(sblm kristen) 3. menyembah Tuhan pencipta manusia sijolo jolo tubu, langit dan bumi yaitu oppu Mula Jadi Nabolon(TYME).. 4.tidak makan babi,anjing (sbelum kristen).. 5.mengkramatkan angka 7(sama dgn israel ) 8.memiliki kalender 13 bulan dalam setahun(sama dgn kalender yahudi) 9.adanya motif “bintang daud” dalam motif ulos batak toba. 10.memiliki takdir 12.. (yakub memiliki 12 anak, Tuhan Yesus memiliki 12 murid, batak memiliki 12 generasi raja (sisinga mangaraja)yang memegang teguh poin2 diatas.. 11. sama2 anak raja.. 12. batak melempar beras keatas untuk memberkati.. , yahudi melempar gandum keatas utk memberkati..

    • Betul tahu nama salomo dan halomoan sering jadi nama putra putra batak selatan maupun utara. menandakan bahwa salomon adalah panutan mereka. Ophir itu emas di mandailing ada tambang tua. kota Natal kota kelahiran, kampung maga disana banyak ahli bertarung. Gunung ophir di perbatasan madina dan pasaman. warga Israel sekarangpun berdarah campuran.

  109. ada yang mengganjal sedikit saja yaitu;
    1. batak merupakan salah satu budaya megalitilkum terakhir yang masih bertahan di dunia, sementara Israel bukan.
    2. leluhur kita adalah bangsa maritim dan agrikultur dan tidak satupun leluhur kita, baik oral maupun tulisan, yang mengindikasikan mengembara di wilayah gurun pasir dengan simbol domba, keledai, atau kambing (Logikanya saja ,siapa yang mau hidup di wilayah tersebut?).
    3. Dalam tradisi Israel dan Batak, umum di gunakan wewangian seperti cendana, gaharu, kayu manis, dan sejenisnya. Kita bisa mengambilnya dari pekarangan rumah kita, sementara Israel??

    sepertinya .. israel justru sebagai suku yang hilang ..

  110. terus kalau emang batak keturunan israel kenapa?? gw harus ngomomg Wooowww geetoohh???

  111. Batak keturunan Israel atau israel keturunan batak? atau bisa juga israel mengadopsi budaya dan agama batak (maksudnya nenek moyang batak sebelum suku batak ada) yang pasti israel punya keunggulan dalam pencatatan sejarahnya (itupun kalau gak di lebih-lebihkan) tapi kalau kehebatan sejarah dan legenda, bangsa batak sepertinnya lebih hebat dari israel

  112. .

    Nias itu bukan Batak Bro. atau karena Nias juga punya marga? Minang juga punya marga..

Tinggalkan Balasan ke Alexander Hutabarat Batalkan balasan